TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Ketemu Presiden Sejam Di Istana

Ganjar Malu-malu Ngomongin Pilpres

Laporan: AY
Selasa, 08 November 2022 | 10:16 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu Presiden Jokowi saat berada di Istana Merdeka dalam rangka acara penganugerahan gelar pahlawan nasional. (Foto :Setpres)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu Presiden Jokowi saat berada di Istana Merdeka dalam rangka acara penganugerahan gelar pahlawan nasional. (Foto :Setpres)

JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bertandang ke Istana Kepresidenan Jakarta, kemarin. Selain menghadiri penganugerahan gelar pahlawan nasional, Ganjar juga bertemu khusus dengan Presiden Jokowi. Saat ditanya apakah pertemuan itu membahas soal pilpres, Ganjar menjawab malu-malu.

Pertemuan Ganjar dengan Jokowi lumayan lama. Sekitar satu jam. Keduanya bertemu usai acara penganugerahan gelar pahlawan nasional untuk H. R. Soeharto dari Jawa Tengah, KGPAA Paku Alam VIII dari Daerah Istimewa Yogyakarta, dr. R. Rubini Natawisastra dari Kalimantan Barat, Almarhum H. Salahuddin bin Talabuddin dari Maluku Utara dan K.H. Ahmad Sanusi dari Jawa Barat.

Pertemuan tertutup ini bocor ke awak media, karena Ganjar menjadi sosok yang paling terakhir meninggalkan lingkungan Istana. Acara kelar jam 12 siang WIB, tapi Ganjar baru keluar dari Istana sekitar pukul 1 siang WIB.

Tak pelak, pertemuan itu memancing rasa penasaran awak media. Sebab, Ganjar kerap disebut-sebut sebagai jagoan Jokowi untuk maju di Pilpres 2024 mendatang.

Namun, Politisi Banteng, yang tampil mengenakan setelan jas warna gelap dipadu dasi warna merah itu, mengaku hanya membahas perkara ekonomi dan hal-hal lain di lingkup wilayah kekuasaannya, yakni Jateng.

"Dengan Pak Presiden melapor saja ya yang rutin-rutin, tadi ada soal inflasi, terus ada bencana, ya kita sampaikan kondisi terakhir," ujar Ganjar, di Istana Negara, Jakarta, kemarin.

Menurutnya, kepala negara memberi perhatian khusus soal kondisi cuaca yang tidak cukup baik saat ini. Hal itu dikhawatirkan mengganggu kinerja dan hasil panen para petani di Jawa Tengah.

Jokowi khawatir, cuaca ekstrem itu akan mengganggu stabilitas pangan nasional. Apalagi kondisi ekonomi Indonesia tahun 2023 diprediksi masih gelap.

"Termasuk (laporan) pengendalian inflasi, karena semua butuh disiap-siapin, 2023 tidak terlalu bagus, maka kepala daerah musti berkontribusi lah, bagaimana men-set up segala sesuatu," sambungnya

Jika bicara soal ekonomi sangat lancar, beda saat Ganjar ditanya soal politik pilpres. Ia menegaskan, pertemuan tersebut tidak membahas masalah politik. "Enggak," tegasnya.

Ia berkelit, pertemuannya dengan Jokowi tidak membahas masalah Pilpres, karena ekonomi lagi sulit. "Halah ekonomi lagi kayak begini sulitnya kok," elaknya.

Selain ketemu dengan Jokowi, Ganjar juga diketahui berjumpa dengan Guntur Soekarnoputra, di Istana, kemarin. Sayangnya, Jateng 1 itu ogah membeberkan hal apa yang diobrolin dengan putra sulung presiden pertama itu.

Asal tahu saja, Ganjar hadir ke Istana dalam rangka mendampingi ahli waris almarhum DR. dr. H. R. Soeharto, tokoh asal Jawa Tengah yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan politisi PDI Perjuangan Ahmad Basarah tampak hadir. Tapi, Ganjar mengaku tidak mengobrol dengan keduanya. "Enggak," akunya.

Ia juga enggan menanggapi sinyal dukungan Jokowi untuk Pilpres 2024 mendatang. "Ah, sinyalir gimana kamu itu? Sinyal sinyalir apa?" elak Ganjar, yang berlalu menaiki mobilnya.

Hingga saat ini, siapa sosok yang akan dijadikan sebagai penerus Jokowi masih teka-teki. Karena telunjuk Jokowi, terkadang mengarah ke Ganjar, kadang ke Airlangga Hartarto dan belakangan kerap juga mengarah ke Prabowo Subianto.

Pengamat politik Adi Prayitno menilai untuk saat ini arah telunjuk Jokowi memang masih kemana-mana. Hal itu dilakukan untuk menyamarkan arah bandul jagoan Jokowi sebenarnya.

"Gestur politik Jokowi sangat kelihatan ke Ganjar. Karena Jokowi percaya survei. Meskipun Ganjar belum punya partai, tapi beliau unggul di survei," kata Adi, tadi malam.

Selain faktor survei, ada banyak pertimbangan lain yang membuat pilihan Jokowi lebih berat ke Ganjar. Diantaranya, keduanya adalah sama-sama kader PDIP, kemudian migrasi pendukung Jokowi juga diproyeksikan bakal banyak ke Ganjar.

"Kalau dirangking, diantara sekian banyak tokoh, maka Ganjar lah yang mendapat prioritas untuk didukung," tambahnya.

Lalu bagaimana dengan Prabowo, yang dalam beberapa hari terakhir telunjuk Jokowi kerap diarahkan ke Menteri Pertahanan itu?

"Dengan Prabowo konteksnya seringkali bercanda dan berkelakar. Sehingga dukungannya itu tidak berbentuk sakralitas," nilai Adi.

Menurut Adi, dukungan Jokowi yang masih melebar ke banyak tokoh adalah bagian dari strategi Jokowi menyamarkan jagoannya yang sebenarnya.

"Dukungan ke calon lain itu untuk menghindari resistensi ke Ganjar. Kalau Jokowi kerap mesra ke Ganjar, tentu resistensinya makin besar," pungkasnya.

Sumber berita rm.id :

https://rm.id/baca-berita/nasional/147669/ketemu-presiden-sejam-di-istana-ganjar-malumalu-ngomongin-pilpres

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo