TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Jangan Datang Saat Ada Masalah Saja

Para Menteri, Kalau Nyanyi Ajak Presiden

Laporan: AY
Kamis, 22 Desember 2022 | 09:35 WIB
Presiden Jokowi saat berpidato pada Outlook Perekonomian Indobesia 2023 yang digelar di Ballroom Rizt Carlton, Jakarta. (Foto : Setpres)
Presiden Jokowi saat berpidato pada Outlook Perekonomian Indobesia 2023 yang digelar di Ballroom Rizt Carlton, Jakarta. (Foto : Setpres)

JAKARTA - Presiden Jokowi menutup pidatonya di acara Outlook Perekonomian Indonesia 2023, yang digelar di Ballroom Ritz-Carlton, Jakarta, kemarin, dengan guyonan yang membuat hadirin tersenyum lebar.

Mantan Wali Kota Solo itu mengeluhkan dan seolah memaklumi sikap para menteri yang hanya menghadapnya tiap ada masalah. Namun, saat senang-senang, para menteri lupa ngajak. 

"Kalau yang masalah, yang problem, menteri-menteri itu mesti menghadap ke saya. Tetapi kalau yang enak-enak, kayak kemarin nyanyi-nyanyi, makan-makan, tidak pernah mengajak saya," kata Jokowi, disambut tawa hadirin. 

Guyonan Jokowi itu menanggapi candaan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan sesaat sebelumnya. 

Airlangga  menceritakan aksi Menteri Keuangan Sri Mulyani yang berduet dengan penyanyi cantik Rossa di acara perayaan apresiasi Suksesi Presidensi G20, di Hotel Fairmont, Jakarta, yang digelar malam sebelumnya. 

Di acara itu, Sri Mul dan Rossa memang berduet di atas panggung. Penampilan keduanya mampu menghibur para tamu undangan yang dihadiri para menteri Kabinet Indonesia Maju.

"Lapor Pak Presiden, Bu Menkeu kemarin nyanyi. Suaranya sama Rossa, saya tidak bisa bedakan," kata Airlangga, yang disambut tawa dan tepuk tangan meriah peserta. Suasana heboh itu membuat Jokowi yang duduk di kursi paling depan ikut tersenyum.

Guyonan Airlangga dan Jokowi itu membuat acara menjadi sersan alias serius santai. Bagi orang awam, menghadiri acara seperti ini memang bisa bikin mengernyitkan dahi.

Karena yang dibahas soal tantangan dan strategi memperkuat ekonomi Indonesia menghadapi ketidakpastian global. Temanya adalah “Resiliensi Ekonomi Melalui Tranformasi Struktural”. 

Acara dihadiri sejumlah menteri ekonomi seperti Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Hadir juga Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid.

Lalu apa strategi pemerintah menghadapi ekonomi global yang sedang gelap? Jokowi bilang, situasi saat ini bukan situasi yang gampang. Situasinya sangat sulit diprediksi, sulit dihitung dengan teori-teori standar. Meski begitu, Jokowi optimis situasi sulit ini bisa dihadapi dengan strategi yang tepat.  

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lalu mengungkapkan perekonomian Indonesia pada tahun 2014-2015. Saat itu, Indonesia masuk kategori "fragile five" atau lima negara yang rentan atau rapuh.

Saat itu, kondisi ekonomi memang cukup mengkhawatirkan. Neraca perdagangan defisit, APBN rapuh, dan inflasi tinggi. Belum lagi Surat Berharga Negara (SBN) yang 38,5 persen dikuasai asing. Sehingga saat Amerika Serikat mengumumkan akan mengetat kebijakan moneter,  Indonesia mengalami "taper tantrum" atau gejolak ekonomi.

Saat ini, lanjut Jokowi, ekonomi Indonesia sudah memiliki daya tahan yang baik. Indikatornya jelas, neraca transaksi berjalan sudah surplus terus. Pada kuartal III-2022 misalnya, surplus 8,9 miliar dolar AS. Defisit APBN pun terjaga yang  tahun ini diperkirakan 2,49 persen. Penguasaan SBN pun membaik, penguasaan asing kini sudah tinggal 14,8 persen. 

Jokowi lalu menyampaikan sejumlah strategi untuk menjaga pemulihan ekonomi setelah pandemi. Pertama, memperkuat kemampuan domestik.

Salah satu caranya jangan lagi membiarkan aset-aset negara jadi aset tidur dan nganggur atau tidak produktif. Kementerian banyak memberikan izin konsesi hutan dan tambang pada swasta atau BUMN, tapi tidak digarap dengan baik.

"Cabut dan berikan kepada yang memiliki kemampuan finansial dan SDM untuk menggarap aset itu menjadi produktif," kata Jokowi. 

Kedua, perlahan menyetop ekspor bahan-bahan mineral dan mendorong hilirisasi dan industrialisasi. Tidak drastis semua barang mineral disetop, tapi satu per satu. Menurut Jokowi, hilirisasi ini meningkatkan penerimaan negara.

Strategi ketiga adalah menjaga stabilitas ekonomi dengan memperkuat  kerja sama yang baik dan erat antara kebijakan fiskal, moneter dan sektor riil. Strategi keempat adalah menjaga daya beli masyarakat dengan menjadikan APBN sebagai shock absorber, dan menjaga inflasi rendah dan terkendali.

Kelima adalah peningkatan ekspor. Soal ini, Jokowi senang karena selama 31 bulan berturut-turut neraca perdagangan selalu surplus. Strategi terakhir adalah mendorong hilirisasi dan energi hijau yang mudah dan murah.

Sebelumnya, Airlangga menyampaikan tentang tantangan perekonomian Indonesia pada 2023. Kata dia, sejumlah lembaga seperti IMF, ADB, Bank Dunia, menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, dari semua koreksi rentangnya masih di 4,7-5 persen. 

Kendati berbagai proyeksi ini turun, Airlangga menekankan, pemerintah masih memiliki optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terjaga. Terutama setelah Pandemi Covid-19 berhasil dikendalikan. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo