TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Selamatkan Diri Dari Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Ibu-ibu 80 Tahun Berlari Di Tengah Hujan

Laporan: AY
Minggu, 05 Maret 2023 | 07:05 WIB
Salah satu tenda pengungsian korban Plumpang. (Ist)
Salah satu tenda pengungsian korban Plumpang. (Ist)

JAKARTA - Ibu Acih tak pernah menyangka, di masa senjanya bakal mengalami tragedi mengerikan. Kala usianya yang kini menginjak usia 80 tahun, harus berlari-lari di tengah guyuran hujan.

Tak hanya itu, nyalinya juga diteror suara ledakan Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3) malam, yang berdekatan dengan tempat tinggalnya.

Ia mengisahkan, malam itu hujan cukup deras sejak sore hari. Sesekali petir menyambar memekakkan telinga rentanya.

"Nggak lama habis petir tiga kali, saya denger suara ledakan. Lalu di luar banyak orang berteriak kebakaran. Saya kaget, ketakutan juga," papar ibu empat anak ini, kepada RM.id, (Tangsel Pos Group) saat ditemui di Posko Pengungsian RPTRA Rawa Badak Selatan, Jakarta Utara, Sabtu (4/3) sore.

Dirinya lantas diminta keluar rumah oleh anak dan menantunya. Bersama ketiga cucunya, ia berlari menyelamatkan diri, tanpa sempat menengok ke belakang. Para tetangganya juga berhamburan keluar rumah dan berlari memenuhi Jalan Tanah Merah Bawah, Rawa Badak Selatan, untukp menyelamatkan diri.

Beberapa saat kemudian, ada anak muda menolong dengan mengajak ikut memboceng sepeda motor.

"Diboncengin ke motor sama anak-anak muda, karena saya sudah tua. Itu juga jalannya susah banget, macet jalanannya. Penuh sama orang-orang," cerita Acih.

Berdesak-desakan di Jalan Tanah Merah Bawah, saat itu ia benar-benar ketakutan. Panik dan cemas campur aduk di benaknya.

"Alhamdulillah, sampe juga di Kelurahan (Kantor Kelurahan Rawa Badak Selatan). Awalnya kita semua dikumpulin di sana. Sekarang dipindah ke sini (RPTRA Rawa Badak Selatan)," imbuhnya.

Namun, karena di RPTRA Rawa Badak Selatan penuh, akhirnya dibangun lagi tenda di depan Puskesmas Rawa Badak Selatan, yang dileruntukkan khusus lansia dan anak-anak. Ibu Acih salah satunya, yang meski menderita akibat tragedi kebakaran tersebut, ia tetap bersyukur masih bisa selamat.

"Alhamdulillah, di sini juga semua tercukupi. Bantuan-bantuan makanan, minum, juga untuk cek kesehatan. Sejauh ini saya belum ada keluhan sakit," ucapnya, lega.

Di pengungsian ini, Ibu Acih bersama lansia lain merasa tercukupi kebutuhan. Khusus di pengungsian lansia dan anak-anak, disediakan kasur busa dan selimut. Jadi, dirinya tak khawatir bila dingin malam ditambah hujan deras menerjang.

Kendati demikian, ia berharap dapat segera kembali ke rumahnya bersama anak, menantu, juga cucu-cucunya. Selain itu, ada bantuan dari pemerintah untuk membangun kembali rumahnya.

"Meski saya juga sadar, kalau selama ini menempati lahan garapan. Tapi kalau disuruh pindah, saya juga bingung mau pindah ke mana. Soalnya saya juga sudah nggak punya tanah di Pamanukan, nggak pernah mudik," akunya.

Trauma Healing untuk Anak-anak

Febrianna, pengelola RPTRA Rawa Badak Selatan, mengatakan, sejauh ini bantuan untuk para korban terdampak kebakaran Depo Pertamina Plumpang tercukupi.

Kebutuhan obat-obatan, makan, minum, popok bayi, susu, selimut, tenda, kasur, juga perangkat lainnya datang silih berganti, baik dari perorangan maupun organisasi kemanusiaan, termasuk pemerintah.

"Sangat mencukupi. Bantuan datang dari mana-mana, BPBD DKI, Kemensos, para sukarelawan dan mahasiswa juga banyak yang membantu di sini," ungkap perempuan 25 tahun ini.

Terkait penanganan anak-anak, pihaknya juga memberikan trauma healing bagi mereka. Hal ini dilakukan guna membersihkan memori anak-anak terdampak yang sebelumnya mengalami ketakutan atas peristiwa kebakaran yang menewaskan 17 warga dan 51 korban luka itu. Penerapannya, berupa bermain bersama, menari, dan ada perlombaan berhadiah.

"Alhamdulillah, banyak yang membantu, baik TNI-Polri, mahasiswa, juga para sukarelawan, bersama membantu menghilangkan trauma anak-anak terdampak ini," paparnya.

Program trauma healing bakal dilakukan setiap hari selama para korban masih berada di pengungsian.

"Anak-anak mau berbaur bersama, bermain bersama kami dan teman-teman relawan. Ini kami lakukan sampai suasana kondusif tentunya, hingga ditentukan kapan waktunya dari pemerintah," ujarnya lagi.

Total warga yang berada di Pengungsian RPTRA Rawa Badak Selatan hingga kini sebanyak 516 jiwa. Terdiri dari 140 KK (kepala keluarga), 28 lansia, 42 balita, dan 5 ibu hamil, sisanya orang dewasa. Sejauh ini, diakui Febrianna, pihaknya belum menemukan kendala berarti, mengingat banyaknya bantuan dan para relawan dan pihak terkait yang turun tangan. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo