TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Jelang Pemilu 2024, Watannas Gali Sumber Kerawanan Konflik di Tangsel

Laporan: Rachman Deniansyah
Rabu, 08 Maret 2023 | 18:23 WIB
Forum pengumpulan data dan audiensi tentang perumusan  kebijakan kerawanan keamanan menjelang Pemilu 2024 di Tangsel
Forum pengumpulan data dan audiensi tentang perumusan kebijakan kerawanan keamanan menjelang Pemilu 2024 di Tangsel

CIPUTAT - Dewan Ketahanan Nasional (Watannas) RI menggali segala bentuk ancaman dan kerawanan yang dapat berpotensi menghasilkan gangguan kemanan menjelang pesta demokrasi, Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024 mendatang. 

Kali ini, pemetaan kerawanan menjelang Pemilu 2024 dilakukan di wilayah termuda se-Provinsi Banten, yakni Kota Tangerang Selatan (Tangsel) 

Forum yang turut juga dihadiri oleh segenap jajaran Pemerintah Kota bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Tangsel, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) itu, berlangsung di Puspemkot Tangsel, Rabu (8/3/2023). 

Pada kesempatan itu, Ketua Tim Sekretaris Jenderal (Setjen) Wantannas, Brigjen Pol Nazirwan Adji Wibowo menerangkan, memetakan kerawanan pada Pemilu 2024 mendatang, menjadi salah satu tugas utama Watannas RI.

"Tugas Watannas secara umum adalah menyusun rekomendasi kebijakan kepada Presiden, selaku ketua Watannas," ujar Brigjen Pol Nazirwan Adji saat membuka kegiatan tersebut. 

Ia menjelaskan, kehadiran Watannas ini menjadi bagian upaya dalam memetakan setiap kerawanan konflik secara terkini yang terjadi di setiap daerah. Sehingga nantinya, setiap ancaman itu dapat diantisipasi ketika hajat pesta demokrasi berlangsung pada 2024 mendatang. 

"Sebelum ini kami telah melakukan rapat koordinasi oleh KPU dan Bawaslu Pusat dan Mabes juga kita undang untuk mendengar situasi secara nasional. Setelah itu kami akan turun on the spot ke titik tertentu yang perlu kami mintakan, memastikan data secara langsung. Kami juga telah mengunjungi Sulawesi Selatan, saat ini Banten, dan nanti kami akan ke wilayah Provinsi Riau," terangnya. 

Dalam hal ini, lanjut Brigjen Pol Nazirwan Adji, pihaknya mengharapkan terdapat usulan dan masukan ihwal kondisi terkini yang terjadi di masyarakat. 

"Yang aktual, ya kita berharap situasi bisa terkendali dan tidak ada yang mengganggu situasi di nasional dan sehingga kami memang tidak hanya sekadar mendapatkan wacana, tapi realita dengan kondisi eksisting saat ini di wilayah seperti apa. Nantinya itu akan kami godok kembali pertengahan tahun ini dengan rapat koordinasi tingkat nasional," jelasnya. 

Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie menuturkan, wilayahnya ini dilahirkan dengan segala bentuk kelebihan dan faktor strategis yang dapat mempengaruhi segala aspek kehidupan yang turut dapat menjadi perhatian, khususnya dalam upaya mengantisipasi

"Pertama letak posisi geografisnya yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta sebagai pusat pertumbuhan dan pemerintahan nasional, kemudian berbatasan langsung dengan Kota Depok dan Kabupaten Bogor, kemudian berbatasan langsung dengan Kabupaten dan Kota Tangerang. Dengan geografis sedemikian rupa maka geostrategisnya Tangerang Selatan sangat menarik dari berbagai aspek," paparnya. 

Kemudian juga, lanjut Benyamin, Tangsel lahir dengan bonus demografi yang cukup unggul. Dengan laju pertumbuhan penduduknya 3,4 persen per tahun, maka memiliki masyarakat dengan usia produktif yang sangat dominan. 

"Kepemiluan dengan hajat demokrasi, Alhamdulillah kami telah melaksanakan Pilkada sudah tiga kali. Kemudian juga kejadian menonjol di Tangsel, yang pasti kami menyadari bahwa ini adalah hajat nasional. Maka akan menjadi contoh yang baik untuk semua anak bangsa, kalau ini berhasil satu hajat demokrasi. Saya harapkan partisipasi masyarakat dapat meningkat, yang kini sudah dimulai dengan coklit oleh Pantarlih ini, sudah dimulai," ungkap Benyamin. 

Benyamin mengatakan, sepanjang keberlangsungan pesta demokrasi di Tangsel relatif berjalan dengan kondusif. Hal tersebut didukung oleh tingginya kerukunan umat beragama di wilayah termuda se-Banten ini. 

"Bukan berarti tidak ada gesekan. Ada gesekan tapi bisa diselesaikan dengan jalan kalan dan koridor perundang-undangan. Artinya konflik fisik dan sebagainya relatif tidak pernah terjadi di Tangsel," jelasnya. 

Hanya saja, kata Benyamin, dengan kemajemukan masyarakatnya itu lagi-lagi hal yang harus diperhatikan dalam hajat pesta politik kali ini adalah perihal partisipasi masyarakat. 

"Kalau diukur dari partisipasi pemilihan kepala daerah terakhir tahun 2020 desember lalu, di dalam Pilkada mencapai 62 persen. Walaupun target kita di atas 70 persen. Mudah-mudahan dengan rencana Pemilu bisa kita naikkan kembali," pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo