TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Panglima TNI Nyalakan Sinyal Gempur Teroris

Laporan: AY
Rabu, 19 April 2023 | 10:12 WIB
Panglima TNI Jenderal Yudo Margono saat memberikan konferensi pers terkait kondisi Papua.  Foto : Ist
Panglima TNI Jenderal Yudo Margono saat memberikan konferensi pers terkait kondisi Papua. Foto : Ist

PAPUA - Kesabaran TNI menghadapi teroris Papua sudah habis. Cara persuasif yang selama ini dikedepankan, malah membuat para teroris makin brutal. Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memilih merubah strategi dengan aktifkan mode siaga tempur alias siap perang. Teroris Papua, Mampus Lu!

Perintah itu disampaikan langsung oleh Yudo usai mengevaluasi proses penyelamatan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mathrens yang disandera teroris Papua sejak 7 Februari 2023. Dalam proses penyelematan itu, seorang personel TNI bernama Pratu Miftahul Arifin gugur setelah ditembaki secara brutal para teroris di Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4) sore.

"Menghadapi serangan seperti yang terjadi pada 15 April lalu, tentunya kami tingkatkan menjadi siaga tempur," kata Yudo Margono saat jumpa pers di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika, Papua Tengah, Selasa (18/4).

Mode siaga tempur, diharapkan Yudo membuat naluri perang prajurit terbangun. Mereka diharapkan lebih siap menghadapi serangan musuh. Apalagi ketika memasuki wilayah rawan, seperti di wilayah Mugi Komplek.

Menurutnya, strategi soft approach atau pendekatan humanis yang sebelumnya diterapkan sudah tidak bisa dilakukan di wilayah rawan. “Kalau humanis, habis kita ditembak,” ujar mantan KSAL ini.

Meski demikian, Yudo memastikan operasi teritorial dan penegakan hukum juga tetap dilakukan TNI-Polri. Misalnya, menjalin komunikasi sosial dengan tokoh masyarakat maupun tokoh agama untuk menjaga keamanan di Papua.

Termasuk meminta bantuan mereka dalam mencari keberadaan Kapten Philips. Dengan bantuan ini diharapkan, penyelamatan warga negara Selandia Baru itu tidak perlu sampai perang besar-besaran. 

“Jangan sampai ada kontak tembak yang kita harapkan,” harapnya.

Dalam kesampatan ini, Yudo juga menjelaskan kronologi penembakan terhadap Pratu Miftahul Arifin. Awalnya, ada informasi keberadaan Kapten Philips di wilayah Mugi, Nduga, Papua. Menindaklanjuti informasi itu, pihaknya menugaskan 36 prajurit menyusuri lokasi dimaksud.

Di tengah jalan, tiba-tiba terdengar suara perempuan dan anak-anak berteriak. Pasukan kemudian menuju sumber suara. Tapi ternyata, itu adalah jebakan yang dibuat KKB untuk penyergapan.

Akibatnya, prajurit menjadi bingung antara harus menembak atau tidak. Sebab pihaknya selalu berusaha menghindari korban. Terlebih lagi di lokasi ada warga sipil.

Kejadian ini mengakibatkan Pratu Miftahul Arifin meninggal meninggal dunia. Dia tertembak dan terjatuh ke dalam jurang. 

Selain itu, ada 4 orang prajurit yang terluka. Tiga tertembak dan satu terperosok ke dalam jurang. Beruntung, kemarin mereka sudah berhasil dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit.

Namun, jenazah Pratu Miftahul Arifin belum bisa dievakuasi. Termasuk ada 4 orang prajurit lain yang sampai saat ini belum ditemukan. “Ini kita usahakan untuk evakuasi. Sampai saat ini belum berhasil karena cuaca," terangnya.

Yudo juga memastikan pihaknya tidak akan menambah pasukan di Papua. Dia hanya merotasi mereka yang sudah lama bertugas disana. Termasuk tidak menambah alat utama sistem pertahanan (alutsista), seperti helikopter.

“Penambahan tidak ada, karena memang medannya sulit maka butuh helikopter untuk evakuasi medis dan dukungan logistik,” pungkas Yudo.

Perubahan strategi yang dipakai Panglima TNI dalam menghadapi teroris Papua dari pendekatan humanis menjadi mode tempur ternyata banyak mendapatkan dukungan. Pengamat intelijen dan pertahanan, Ngasiman Djoyonegoro menilai, mode tempur memang perlu dilakukan untuk menghadapi para teroris yang makin hari makin brutal.

Dia menilai, aksi terorisme di Papua telah menimbulkan rasa tidak aman dan ancaman. Baik itu untuk masyarakat Papua, maupun aparat yang bertugas. Sehingga menurutnya, TNI harus benar-benar mempersiapkan diri.

Artinya, TNI harus terus berkoordinasi dengan stakeholders (pemangku kepentingan) lainnya dalam rangka melakukan operasi dalam status siaga tempur ini," kata Simon.

Dukungan juga datang dari anggota Komisi I DPR Fraksi Golkar, Dave Laksono. Dia berharap agar para teroris Papua secepatnya bisa ditumpas demi menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.

Menurutnya, persoalan HAM bagi para teroris di Papua sudah tidak perlu dipikirkan lagi. Sebab, para teroris juga mengabaikan HAM dengan secara brutal menyerang prajurit TNI-Polri hingga masyarakat sipil yang tidak berdosa. 

Tak hanya menumpas, Dave juga mendesak agar pemerintah juga menangkap pihak-pihak yang selama ini diduga menopang keberadaan kelompok teroris di Papua. Dia menduga, pihak-pihak yang ada di belakang gerakan teroris itu merupakan penyokong dan menjadi pelindungnya.

“Wajib untuk kita kejar dan proses. Karena mereka juga pelanggar HAM berat,” ujar Dave. (RM.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo