TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Liputan Dari Malaysia

Putrajaya Sepi Tapi Aman, Bisa Ditiru Untuk IKN Nusantara

Oleh: PY/AY
Rabu, 06 Juli 2022 | 15:40 WIB
Taman di Kawasan Putra Jaya ramai oleh anak-anak yang pada bermain menjelang malam hari. (rm.id)
Taman di Kawasan Putra Jaya ramai oleh anak-anak yang pada bermain menjelang malam hari. (rm.id)

MALAYSIA - Pemerintah berencana memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) dari wilayah DKI Jakarta, ke Nusantara di Kalimantan Timur. Kota Putrajaya di Malaysia, mungkin bisa jadi salah satu contoh kota baru, yang dipersiapkan jadi IKN.

Berjalan menyusuri Putrajaya, memberi kesan tersendiri. Termasuk bagi rombongan wartawan asal Indonesia yang bertandang ke sini, dalam rangka program Ikatan Setia Kawan Wartawan Malaysia-Indonesia (ISWAMI) 2022, pada 28 Juni hingga 1 Juli 2022. Selama sepekan itu, wartawan Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), Paul Yoanda Butarbutar dan rombongan menginap di kawasan Putrajaya.

Putrajaya, yang diambil dari nama Perdana Menteri (PM) pertama Malaysia, Tunku Abdul Rahman Putra, memang disiapkan khusus sebagai pusat Pemerintahan. Pasalnya, Kota Kuala Lumpur dinilai sudah tak lagi sanggup menanggung beban berat sebagai Ibu Kota Malaysia, hingga pusat ekonomi dan bisnis.

Putrajaya tadinya masuk ke wilayah Selangor. Namun sekarang sudah jadi daerah khusus mirip DKI Jakarta. Di Malaysia, disebutnya Persekutuan. Ada tiga Pesekutuan di sana. Putrajaya, Kuala Lumpur dan Labuan.

Putrajaya berada di tengah-tengah antara Kuala Lumpur dan Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA). Jarak dari pusat kota Kuala Lumpur ke Putrajaya tak sampai 40 kilometer. Sedangkan dari KLIA, sekitar 31 km.

Sebagai pusat Pemerintahan, fasilitas di Putrajaya terbilang lengkap. Dengan luas sekitar 5.000 hektare, wilayah yang tadinya perkebunan kelapa sawit dan karet itu, disulap jadi modern, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.Gedung Kantor Perdana Menteri Malaysia, jadi pusat Putrajaya. Letaknya di titik pangkal jalan Persiaran Perdana. Dari tempat itu, seluruh kantor pemerintahan bisa terlihat jelas.

Untuk bangunan-bangunan di Putrajaya, mengikuti arsitektur modern, dipadukan dengan budaya Islam dan Melayu. Di atap beberapa bangunan, termasuk Kantor PM, terdapat kubah-kubah besar, seperti yang biasa ditemui di masjid.

Sebagai IKN yang masih terbilang muda, berusia sekitar 26 tahun sejak konstruksi pertama dilakukan pada Oktober 1996, infrastruktur di Putrajaya, komplet. Jalan utama lebarnya sampai 100 meter. Di jalan-jalan utama, selalu ada taman besar yang jadi pendukung.

“Kami membangun semua fasilitas yang dibutuhkan terlebih dulu, kemudian memindahkan manusianya,” ujar Kepala Divisi Komunikasi Perbadanan Putrajaya, Norzita binti Abdul Razak, saat menerima kunjungan peserta ISWAMI di kantornya, Kamis (30/6).

Perbadanan Putrajaya adalah badan otorita yang mengelola IKN Putrajaya. Kota itu tak hanya menyediakan tempat untuk perkantoran. Tapi juga bagi mereka yang mencari sarana rekreasi, dan ketenangan. Taman-taman besar ada di tiap sudut kota. Membuat suasana adem, di tengah teriknya udara negara tropis.

Di tengah Putrajaya, terdapat danau buatan. Luasnya sekitar 650 hektare. Danau itu biasa dipakai untuk rekreasi air. “Beberapa waktu lalu juga sempat dipakai untuk cabang olahraga perahu naga di SEA Games,” jelas Norzita.Lalu, sarana paling penting adalah tempat tinggal bagi penduduknya. Terutama para pegawai Pemerintah Federal Malaysia yang berkantor di Putrajaya. Pemerintah Malaysia membangun perumahan, lengkap dengan semua fasilitasnya, mulai dari pendidikan dan kesehatan.

Sayangnya, semua fasilitas itu ternyata masih belum cukup menarik minat warga Malaysia untuk menetap di Putrajaya. Soalnya, hingga hari ini, penduduk Putrajaya hanya mencapai 120 ribu orang. Sepi. Padahal, Pemerintah Malaysia menargetkan Putrajaya akan ditinggali 350 ribu orang pada 2025.

Belum lama ini, di Tanah Air heboh oleh isu pegawai Pemerintah Pusat yang ogah pindah ke IKN Nusantara. Hal itu juga dialami Pemerintah Malaysia. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia Perbadanan Putrajaya, Shamshul Joehari Bin Zainal Mokhtar mengungkapkan, awalnya banyak pegawai Pemerintah Federal menolak pindah ke Putrajaya.

Pemicunya, karena lokasi Putrajaya ketika pertama dibangun, masih seperti hutan dan didominasi perkebunan kelapa sawit. Aksesnya juga terbatas. Tapi solusinya, Pemerintah Malaysia memberikan insentif agar para pegawai mau pindah.

Shamshul tidak menjelaskan secara detail apa saja bentuk insentif yang diberikan untuk para pegawai agar mau pindah. Tapi, pemberian insentif itu membuahkan hasil. Perlahan, banyak pegawai akhirnya setuju pindah ke Putrajaya.

Kendati demikian, tidak ada kewajiban bagi semua pegawai Pemerintah Federal untuk bertempat tinggal di Putrajaya. Karena jarak antar kota besar ke Putrajaya memang tidak begitu jauh.

“Berbeda dengan IKN Nusantara, yang terletak di pulau terpisah,” terang Shamshul.

Kriminalitas RendahSuasana sepi di Putrajaya, hampir terasa di sepanjang hari. Apalagi di malam hari. Meski sepi, Putrajaya sangat aman. Angka kriminalitas sangat rendah. Bahkan nyaris nol.

Warga bisa leluasa melakukan perjalanan hingga tengah malam dan dinihari tanpa takut akan jadi korban tindak kejahatan. Pemandangan itu kerap ditemui selama program ISWAMI 2022. Yang mana hingga menjelang pukul 12 tengah malam, keluarga dan anak-anak masih bermain dengan santai di taman-taman kota.

Soal keamanan, Putrajaya memang punya cara tersendiri. Shamshul membeberkan rahasianya. Menurutnya, hampir di setiap sudut kota sudah terpasang kamera pemantau (CCTV) yang jumlahnya mencapai 400 unit.

Selain itu, polisi juga terus memantau 400 CCTV itu. “Kami juga menyediakan panic button,” tutup Shamshul. (rm id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo