TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Hadapi Tantangan Di 2024

RI Kudu Pasang Kuda-kuda

Oleh: Farhan
Jumat, 17 November 2023 | 09:55 WIB
Foto ; Ist
Foto ; Ist

JAKARTA - Perang antara Rusia dengan Ukraina dan penjajahan Israel di Palestina yang tak kunjung usai diprediksi bakal berimbas ke Indonesia pada 2024, terutama di sektor ekonomi yang berpotensi bakal terganggu.

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan, dina­mika global masih menunjuk­kan sejumlah tantangan serius. Maka Pemerintah saat ini kudu bersiap mengantisipasi kondisi tersebut.

Beberapa yang perlu menjadi perhatian tahun depan, yaitu perang dan fragmentasi geo-ekonomi yang menuntut adanya strategi antisipatif ke depan. Tingkat inflasi yang masih tinggi dan suku bunga, juga perlu mendapat perhatian.

“Kementerian/lembaga dan Pemerintah Daerah (Pemda) perlu memperbaiki tata kelola investasi. Hal ini agar investasi memberi multiplier effect bagi perekonomian nasional,” kata Ma’ruf dalam keterangan persnya, di Jakarta Kamis (16/11/2023).

Dijelaskannya, untuk saat ini perekonomian Indonesia memang terjaga dan tetap ber­tumbuh. Hal tersebut karena didukung oleh investasi.

Meski kondisi global masih menghadapi berbagai tekanan, termasuk perang, tapi investasi harus tetap berjalan, karena dini­lai vital bagi Indonesia.

Investasi mampu menopang pembangunan yang berkelanju­tan. Selain itu juga bisa mem­berikan nilai tambah pada sum­ber daya alam yang dimiliki.

“Investasi bisa meningkatkan daya saing bangsa, serta men­ciptakan keadilan ekonomi dan sosial,” bebernya.

Selain itu, persoalan dan tan­tangan di bidang ekonomi digital kedepannya juga tidak boleh diabaikan. Semuanya harus disiapkan sejak dini.

Ia mengingatkan, upaya pemulihan ekonomi global pas­ca pandemi Covid-19 pada 2024 disinyalir menghadapi sejumlah ketidakpastian.

Perekonomian Indonesia ten­tu akan ikut terdampak jika suhu politik global semakin panas.

Seperti perang Israel-Pales­tina dan Rusia-Ukraina, serta ancaman perubahan iklim yang dapat mengganggu rantai pasok pangan,” terangnya.

Selain itu, inflasi dan kenaikan suku bunga, perlambatan eko­nomi China, Eropa, dan Amerika juga ditengarai akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Di samping kondisi global tersebut, pada tingkat domestik akan ada beberapa tantangan.

Yaitu perlambatan ekspor, ke­naikan suku bunga dalam negeri, pelemahan nilai tukar rupiah, dan Pemilu juga diprediksi menjadi tantangan makro perekonomian Indonesia pada 2024.

Menanggapi hal tersebut, Dosen Ilmu Ekonomi FEB Uni­versitas Brawijaya, Munawar me­nilai, meski dihadapkan dengan berbagai tantangan, tapi peluang masih terbuka bagi Indonesia.

optimis bahwa kondisi politik ke depan bisa diantisipasi Pemerintah.

“Begitu juga ekonomi In­donesia akan tetap baik. Hal ini berkaca dari pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan stabil selama 20 tahun terakhir akibat sistem politik yang cend­erung stabil,” imbuhnya.

Indonesia sudah pasang kuda-kuda alias menyiapkan strategi dalam menghadapi tahun 2024.

“Indonesia juga didukung pasar domestik yang luas dan kelas menengah yang berkem­bang pesat, bonus demografi. Serta sumber daya alam yang melimpah,” ungkap Munawar.

Namun demikian, Munawar mengingatkan bahwa Indonesia juga memiliki berbagai kelema­han yang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi ke depan. Termasuk, lemahnya infrastruk­tur yang harus terus diatasi.

“Di Indonesia ini nampak­nya ketimpangan antarwilayah itu sulit untuk diatasi karena konektivitasnya susah dan ini masih akan menjadi persoalan ke depan,” terangnya.

Kelemahan lain, lanjut Mu­nawar adalah tingginya angka kemiskinan dan pengangguran. Serta, ketimpangan antarke­lompok masyarakat dan antar­wilayah yang juga masih tinggi.

“Berikutnya yang agak meng­khawatirkan juga adalah per­soalan korupsi dan biaya proses politik yang tinggi,” cetusnya.

Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koor­dinator Bidang Perekonomian Andriansyah, mengatakan, pi­haknya sudah memiliki strategi dalam mendukung penguatan ekonomi nasional.

Sesuai arahan Wapres salah satunya kemudahan dalam per­izinan berusaha.

“Kami akan terus mendorong kemudahan berusaha dan pening­katan investasi melalui implemen­tasi UU Cipta Kerja dan reformasi perizinan berusaha berbasis risiko (OSS),” rinci Andriansyah.

Strategi berikutnya, adalah penguatan daya beli masyarakat dan pengendalian inflasi melalui stabilisasi harga pangan dan pemberian bantuan sosial.

Selain itu, penguatan daya saing dan nilai tambah industri juga akan terus dilakukan me­lalui revitalisasi sektor manu­faktur “Making Indonesia 4.0”, hilirisasi komoditas SDA, dan penataan National Logistics Ecosystem (NLE).

“Kami juga ingin mening­katkan ekspor dan menjaga resiliensi sektor eksternal me­lalui diversifikasi pasar ekspor, penguatan daya saing komoditas ekspor, Local Currency Transac­tion (LCT),” ucapnya.

Selain itu, sambung Andriansyah, upaya pemberdayaan UMKM juga akan terus di­lakukan dengan memberikan kemudahan perizinan, akses pembiayaan melalui KUR, UMi, Mekaar, dan LPDB.

Tak lupa, memanfaatkan digitalisasi, khususnya dengan mendorong UMKM. Juga, pe­ningkatan produktivitas SDM yang ditekankan melalui Program Kartu Pra Kerja, program pendi­dikan dan pelatihan vokasi, dan percepatan literasi digital.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo