TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Audit Kasus Stunting di Tangsel, Benyamin Targetkan Tekan Hingga 7 Persen

Laporan: Rachman Deniansyah
Selasa, 28 November 2023 | 13:52 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

CIPUTAT - Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) terus berupaya untuk menekan prevalensi angka stunting di wilayahnya. 

Upaya itu tetap dilakukan meski prevalensi angka stunting di wilayah, kini telah menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia, yakni 9 persen pada 2022. 

Untuk mewujudkan hal tersebut, segala upaya yang berkaitan dengan percepatan penurunan stunting terus dilakukan. Salah satunya, yakni melalui kegiatan Diseminasi Hasil Rekomendasi Audit Kasus Stunting yang dibangun di Puspemkot Tangsel, Selasa (28/11/2023). 

Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie mengatakan, upaya percepatan penurunan stunting ini akan terus digencarkan guna mewujudkan generasi Indonesia Emas pada 2045 mendatang. 

"Untuk itu saya kembali menekankan bahwa Indonesia sangat serius dalam melakukan penanganan stunting ini," ujar Benyamin. 

Menurutnya, capaian Tangsel yang telah berhasil menurunkan angka stunting dari 19,9 persen pada 2021 menjadi 9 persen pada 2023, bukanlah menjadi capaian akhir. 

Namun, upaya tersebut akan terus digalakkan hingga dapat terus ditekan menjadi 0 persen. 

"2023 ini saya targetkan lagi turun jauh menjadi 7 persen. Karena turun 1 persen juga bukan hal yang sederhana. Tapi target utama saya 0 persen. Makanya perlu dilakukan audit ini," tegas Benyamin. 

Lebih lanjut, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP3KB) Kota Tangsel, Cahyadi mengatakan, upaya ini digencarkan guna mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing. 

Audit kasus stunting ini, kata Cahyadi, menjadi langkah yang dilakukan guna mencapai target yang telah dicanangkan. 

"Audit kasus stunting adalah identifikasi resiko dan penyebab resiko pada kelompok sasaran berbasis survailen rutin atau sumber data lainnya," tuturnya. 

Cahyadi menyebut, dalam pelaksanaan audit kasus stunting ini, terdapat empat tahap yang harus dilalui. 

"Pertama, pembentukan tim audit kasus stunting. Kedua, pelaksanaan audit dan manajemen pendampingan. Ketiga, diseminasi audit kasus stunting. Keempat, evaluasi rencana tindak lanjut audit kasus stunting," jelasnya. 

Ia menyabut, dalam pelaksanaan audit kali ini terdapat ratusan sampling yang diidentifikasi. 

"Menyepakati 531 sampling sasaran resiko stunting untuk diaudit yang diambil dari data Puskesmas berdasarkan kasus wilayah, yang terdiri dari balita sebanyak 164 anak, calon pengantin 47 orang, batita 116 anak, ibu nifas 32, dan ibu hamil 172," paparnya. 

Ia menerangkan, kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi resiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran.

"Kemudian untuk mengetahui penyebab resiko terjadinya stunting sebagai upaya pencegahan dan perbaikan tata laksana kasus yang serupa. Lalu untuk menganalisis faktor resiko terjadinya stunting pada batita atau balita sebagai upaya pencegahan. Penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus yang serupa. Serta untuk memberikan rekomendasi penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus sebagai upaya pencegahan yang harus dilakukan," pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo