TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Pencoblosan Kurang 2 Minggu, 1 Putaran Terus Digosok-gosok

Laporan: AY
Rabu, 31 Januari 2024 | 08:25 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Pencoblosan Pemilu 2024 tinggal dua minggu lagi. Di masa-masa “injury time” ini, wacana Pilpres satu putaran terus digosok-gosok. Terlebih, ada rilis hasil survei LSI Denny JA yang menunjukkan elektabilitas Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, tembus di angka 50,7 persen.
Survei tersebut dilakukan LSI Denny JA pada 16-26 Januari 2024 terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia. Metodenya menggunakan wawancara tatap muka yang diperkaya dengan informasi dan analisa metode kualitatif, seperti analisis media, indepth interview, expert judgement, serta focus group discussion.
Peneliti senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, menyampaikan, hasil surveinya menunjukkan elektabilitas Prabowo-Gibran di urutan pertama dengan 50,7 persen. Capres-Cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, berada di urutan dua dengan 22 persen. Sedangkan Capres-Cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD berada di urutan buncit dengan 19,7 persen.
Dalam survei itu masih ada 6,9 persen responden yang belum menentukan pilihan. Ditambah ada suara tidak sah sebesar 0,7 persen dan margin of error plus minus 2,9 persen. Namun, kata Adjie, jika dilihat secara tren, elektabilitas Prabowo-Gibran terus naik.
"Di survei akhir Desember 2023, elektabilitas keduanya hanya 43,3 persen. Lalu di awal Januari 2024 naik menjadi 46,6 persen. Saat ini, di akhir Januari elektabilitas Prabowo-Gibran terus naik menjadi 50,7 persen," kata Adjie, dalam paparan surveinya lewat kanal YouTube LSI Denny JA, Selasa (30/1/2024).
Adjie menerangkan, Prabowo-Gibran unggul di semua teritori. Mereka unggul di Sumatera dengan elektabilitas 54,4 persen, kemudian di Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur mendapat kisaran 49 persen. Lalu di Kalimantan 43,4 persen, Sulawesi 70,8 persen, dan Maluku hingga Papua mengantongi 53 persen. Selanjutnya, dari Jawa Barat mendapatkan 54,6 persen dan Jawa Timur 57,1 persen. "Untuk Jawa Tengah keunggulan masih dipegang Ganjar-Mahfud dengan elektabilitas sebesar 40,3 persen," terangnya.

Dia menilai, dengan sisa waktu dua pekan sebelum pencoblosan pada 14 Februari 2023, peluang Prabowo-Gibran menang Pilpres satu putaran terbuka lebar jika berhasil mempertahankan tren yang didapat. "Prabowo-Gibran di ambang menang satu putaran saja," ucapnya.
Adjie memaparkan, pihaknya mencatat ada lima hal yang mendorong elektabilitas Prabowo-Gibran terus merangkak naik jelang hari pencoblosan. Pertama, sosok Prabowo semakin dikenal dan disukai publik. Berdasarkan survei pada September 2023, popularitas Prabowo hanya 95,3 persen dan kesukaan terhadapnya 84,2 persen. Di survei akhir Januari 2024, popularitasnya naik menjadi 98,5 persen dan kesukaannya menjadi 85,5 persen.

Menurut Adjie, hal ini menunjukkan bahwa Prabowo mampu mendapatkan status keterpilihan tingkat dewa, atau premium. Sebab, angka setinggi ini hanya bisa dicapai oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2009 ketika menang satu putaran, dan Presiden Jokowi di tahun 2019 ketika menang Pilpres kedua kalinya.
Kedua, tingkat keterkenalan dan kesukaan publik terhadap Gibran juga terus meningkat. Pada survei September 2023, popularitas putra sulung Presiden Jokowi itu hanya 69,4 persen dan kesukaan 77,8 persen. Nilai itu terus bertambah menjadi 96,1 persen dan kesukaannya merangkak naik ke angka  81,1 persen berdasarkan hasil survei di akhir Januari 2024.
Ketiga, kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi sebesar 80 persen ikut mempengaruhi opini publik. Lantaran, Jokowi selalu diasosiasikan dengan Prabowo-Gibran

Keempat, semua yang puas terhadap kinerja Jokowi semakin banyak yang pindah kepada pasangan Prabowo-Gibran. “Sebelumnya terpecah ke pasangan Ganjar-Mahfud, semakin dekat Pemilu semakin banyak yang pindah ke Prabowo-Gibran," jelas Adjie.  

Kelima, publik ingin Pilpres berlangsung satu putaran. Adjie menyebut, 84 persen responden menyatakan demikian. Sedangkan yang tidak menginginkan Pilpres satu putaran sebesar 10,8 persen. Lalu yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 5,2 persen. 
Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyambut baik hasil survei ini. Dia tambah yakin Prabowo-Gibran mampu mengalahkan lawan-lawannya hanya dalam satu putaran Pilpres. Sebab, perolehan suara jagoannya sudah melampaui angka 50 persen.
"Itu berarti potensi untuk terjadinya satu putaran sangat besar sekali, dan saya bersyukur. Tetapi, sekali lagi itu tidak boleh membuat kita jumawa, membuat kita sombong," ujar Muzani, di Sumatera Barat, Selasa (30/1/2024).
Dia menyampaikan, sejak awal sama sekali tidak pernah memikirkan skema dua putaran untuk pertarungan Pilpres 2024. "Sejak awal kami berpikir dan berkeyakinan Pilpres satu putaran," pungkasnya.

Sementara, Asisten Pelatih Tim Nasional Pemenangan AMIN, Tamsil Linrung, mengaku menghormati hasil survei LSI Denny JA yang menyebut tren elektabilitas Prabowo-Gibran terus naik. Namun, dia tak setuju karena survei internalnya menunjukkan hasil berbeda.
Selain itu, Tamsil menyebutkan sejumlah survei lembaga lain juga tidak ada yang menyatakan elektabilitas salah satu paslon tembus ke angka 50 persen. Oleh karena itu, dia tak mau ambil pusing dengan hasil survei LSI Denny JA ini, dan memilih untuk siap-siap bertarung di Pilpres putaran kedua.

"Saya cenderung percaya pada data yang disajikan survei yang menyimpulkan tidak mungkin satu putaran. Sebagaimana yang disampaikan Eep Saefullah Fatah dan beberapa hasil survei lembaga lainnya," ucap Tamsil, kepada Redaksi, Selasa (30/1/2024).
Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Ahmad Baidowi atau Awiek, juga menyebut bahwa hasil survei LSI Denny JA sangat berbeda dengan hasil survei internalnya dan beberapa lembaga-lembaga survei lain.
"Namanya lembaga survei, kalau berbeda dengan lembaga survei lain itu kan anomali. Patut dipertanyakan," ucapnya, saat dikontak Redaksi, Selasa (30/1/2024).
Ketua DPP PPP ini menjelaskan, dalam kontestasi Pilpres, tidak hanya dibutuhkan 50 persen plus satu untuk mendapat kemenangan. Sebab, konstitusi mensyaratkan 50 persen plus satu, ditambah memenangkan 20 persen suara di separuh provinsi. "Itu penting juga. Walaupun 50 persen plus satu, tapi tidak memenangkan 20 persen di separuh provinsi ya tidak bisa satu putaran," pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo