TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Survei Terbaru Indikator: PDIP Teratas,  Gerindra Terus Membayangi

Oleh: Farhan
Jumat, 09 Februari 2024 | 13:35 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Survei terbaru Indikator bertajuk "Peta Elektoral di Akhir Masa Kampanye: Satu Atau Dua Putaran?" yang dirilis pada Jumat (9/2/2024), menempatkan PDI Perjuangan (PDIP) sebagai partai yang paling banyak dipilih, jika coblosan digelar pada hari ini, dengan angka 19,6 persen.
Berikut elektabilitas partai berdasarkan simulasi surat suara partai, menurut hasil survei terbaru Indikator:

PDIP (19,6 persen)

Gerindra (17,2 persen)

Golkar (12,1 persen)

⁠PKB (9,5 persen)

PKS (7,9 persen)

Demokrat (6,9 persen)

⁠NasDem (6,7 persen)

PAN (6,4 persen)

PPP (2,3 persen)

PSI (2,0 persen)

⁠Perindo (1,2 persen)

Gelora (0,4 persen)

Ummat (0,3 persen)

Hanura (0,3 persen)

PBB (0,2 persen)

Buruh (0,1 persen)

Garuda (0,1 persen)

PKN (0,0 persen)

Dalam simulasi surat suara ini, elektabilitas PDIP dan Gerindra sedikit lebih rendah dibanding simulasi daftar lambang dan nama partai.
Dalam simulasi lambang partai, Gerindra meraup angka 18 persen. Tapi dalam simulasi surat suara, hanya 17,6 persen.

Sedangkan PDIP, dalam simulasi lambang partai meraih angka 20,3 persen. Sementara dalam simulasi surat suara, mengantongi angka 19,6 persen.

"Bisa disimpulkan, caleg Gerindra tidak terlalu punya efek untuk menarik suara tambahan buat Gerindra. Tetapi lagi-lagi, angka 17,2 itu masih dalam margin of error,” kata Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi dalam paparannya, Jumat (9/2/2024).
Burhan menambahkan, saat ini baru ada delapan partai yang berada dalam posisi aman secara elektoral atau lolos parliamentary threshold alias ambang batas parlemen 4 persen. Yakni PDIP, Gerindra, Golkar, PKB, PKS, Demokrat, NasDem, dan PAN.
Dalam kesempatan tersebut, Burhan juga menyampaikan apresiasi kepada PKS, yang dalam simulasi kali ini meraih angka 7,9 persen. Sebelumnya, hanya 6 persen.

“Temuan ini menegaskan, bahwa peta elektoral kita masih sangat terfragmentasi. Tidak ada kekuatan yang dominan,” jelas Burhan.
Menurutnya, ada tiga partai yang berada di ambang pintu. Bisa lolos bisa tidak. Yaitu PPP, PSI, dan Perindo. Per hari ini, PPP dan PSI berada di bawah parliamentary threshold 4 persen.

Dalam paparannya, Burhan juga menampilkan estimasi berdasarkan lower and upper estimate. Sebab menurutnya, elektabilitas dalam pre election survey ditentukan oleh banyak variabel dan margin of error. 

Hasilnya, PDIP dan Gerindra tidak berbeda signifikan berada pada posisi dua teratas. Pada posisi 3 dan 4, Golkar dan PKB juga begitu. PKS ke PKB tak jauh beda, tapi signifikan dengan Golkar, PKS lebih rendah," beber Burhan.

Di urutan selanjutnya, PKS, NasDem, Demokrat dan PAN, masing-masing tidak berbeda signifikan. Rentang estimasinya masih beririsan.

Survei Indikator ini dijalankan dengan metode wawancara tatap muka pada 28 Januari hingga 4 Februari 2024. 
Populasi survei ini melibatkan seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Total sampel basis berjumlah 1.200 orang, berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Setelahnya, dilakukan oversample di 18 provinsi: Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Banten, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Papua. Sehingga, total sampel berjumlah 5.500 responden.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Di wilayah oversample Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang masing-masing memiliki 400 responden, memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Di Sumatera Utara, DKI Jakarta dan Banten (masing-masing sample 350 responden), sampel berukuran 350 memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±5,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sumatera Selatan, Lampung dan Sulawesi Selatan dengan masing-masing sample 300 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±5,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Di Provinsi Aceh, Riau, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Utara dengan masing-masing sample 250 responden, memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±6,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sedangkan Papua, dengan jumlah sampel 100 responden, memiliki MoE sekitar ±10 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo