TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Pileg 2024 Penuh Dengan Kejutan

Banyak Caleg Beken Bertumbangan

Laporan: AY
Sabtu, 16 Maret 2024 | 08:10 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Hasil perhitungan suara Pileg 2024 penuh kejutan. Banyak nama besar dan Caleg-caleg beken bertum­bangan dikalahkan pendatang baru.
Berdasarkan hasil rekapitulasi perhitungan suara KPU, ada sejum­lah nama beken yang tumbang. Di Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Utara III misalnya, Caleg petahana dari PDIP seperti Djarot Saiful Hidayat dan Junimart Girsang "terjungkal" dan gagal ke Senayan.
Nama besar Djarot sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta dan juga Ketua DPP PDIP tidak mampu membuatnya otomatis kembali masuk DPR. Meski berhasil meraup 54.366 suara, Djarot hanya duduk di posisi keempat. Sedangkan di Dapil Sumatera Utara III, PDIP meraih dua kursi.

Begitu pula dengan Junimart. Walau berlabel politisi senior PDIP dengan latar belakang pengacara beken, dia gagal meraih 1 kursi dari 10 slot yang tersedia. Di hanya mengatongi 75.401 suara, dan berada di posisi ketiga.

Djarot dan Junimart tumbang oleh dua pendatang baru yaitu Bob Andika Mamana Sitepu yang meraih 94.621 suara dan Bane Raja Manalu dengan 91.169 suara.
Di Jawa Timur (Jatim), juga banyak Caleg beken tumbang. Seperti mantan Jubir Presiden Johan Budi gagal menga­mankan kursinya di Dapil Jatim VII yang meliputi Kabupaten Magetan, Ngawi, Pacitan, Ponorogo dan Trenggalek.

Meski mampu mendapatkan 55.176 suara, jumlah itu belum cukup buat Jo­han mempertahankan statusnya seba­gai anggota DPR. Mantan pimpinan KPK ini dikalahkan koleganya, yakni Novita Hardini dengan 148.242 suara dan Budi Sulistyono dengan torehan 125.425 suara.
Di Dapil Jatim V, mantan Dipa Indonesia Krisdayanti juga tumbang walau berhasil meraih 70.082 suara. Mantan istri Anang Hermansyah itu kalah saing dari Wakil Ketua MPR yang juga Ketua DPP PDIP Ahmad Basaran dengan torehan 89.769 suara dan caleg PDIP Andreas Eddy Susetyo yang mendulang 81.020 suara.

Di Dapil Jatim VI, vokalis PDIP Arteria Dahlan juga tumbang. Modal 62.242 suara yang didapatkan masih kalah dibanding koleganya, Pulung Agustanto dengan 165.869 suara dan Sri Rahayu yang meraih 111.284 suara.

Meski kalah, Arteria mengaku berlapang dada. Menurutnya, dalam setiap kompetisi selalu ada yang kalah dan menang. “Kami yang kalah tentunya kita harus sadar diri, evaluasi dan menerima kekalahan,” ungkapnya.

Kegagalan tidak hanya ditelan Ca­leg PDIP, Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Ahmad Riza Patria juga tum­bang. Dengan hanya meraih 45.998 suara dari Dapil Jakarta III, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini kalah dari keponakan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, yang sukses meraih 52.932 suara.
Nasib serupa dialami Menpora Dito Ariotedjo. Nama besarnya sebagai menteri, tidak otomatis membuatnya lolos ke Senayan. Meski kader Golkar ini meruap suara terbanyak di Dapil Jakarta I dengan 55.560 suara, tapi total raihan suara sah partainya sebesar 111.719 kemungkinan tak cukup mem­bawa Golkar mendapatkan jatah kursi di Senayan di Dapil tersebut.
Berdasarkan metode konversi kursi Sainte Lague yang digunakan untuk Pileg Indonesia, 6 kursi tersedia un­tuk Dapil Jakarta I diprediksi jatuh ke PKS dengan 2 kursi, lalu PDIP, Gerindra, PKB, dan PAN masing-masing mendapat 1 kursi.

Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus juga diprediksi gagal melaju ke Senayan. Wakil ketua DPR yang bertarung di Dapil Lampung I ini hanya mampu mem­peroleh 50.093 suara. Jumlah itu tidak mencukupi untuk terpilih sebagai anggota DPR. Sebab, Golkar hanya mendapatkan satu kursi. Suara Caleg Golkar paling banyak diraih Rycko Menoza dengan 53.813 suara.
Senasib dengan Lodewijk, politisi Partai NasDem Taufik Basari juga tidak lolos ke Senayan. Bertarung di Dapil yang sama dengan Lodewijk, politikus yang akrab disapa Tobas hanya memperoleh suara 75.693. Masih kalah dari caleg nomor dua NasDem, Rahmawati Herdian, dengan 94.133 suara.
Politisi NasDem Viktor Laiskodat juga tumbang dalam pertarungan di Dapil Nusa Tenggara Timur I. Viktor yang mendapatkan 65.359 suara dika­lahkan koleganya, Ratu Ngadu Bonnu Wulla dengan raihan 76.331 suara.

Meski begitu, Viktor punya peluang ke Senayan, setelah Ratu Ngadu me­milih mundur. Entah apa alasannya, tapi keputusan itu membuat posisinya digantikan Viktor untuk duduk di DPR.
Melihat banyaknya nama kondang yang tumbang, Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai, hal ini disebabkan pertarun­gan di Pileg jauh lebih ketat dan lebih panas dibanding Pilpres. “Karena di Pileg yang dilawan dua hal sekaligus. Pertama melawan kawan sesama in­ternal partai, kedua melawan eksternal dari partai lain,” terangnya, Jumat (15/3/2024).

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo