TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

86 RW Rawan Terendam

Proyek Pengendali Banjir Di DKI Nggak Serius

Laporan: AY
Sabtu, 30 Maret 2024 | 15:12 WIB
Banjir di daerah Pejaten Timur. Foto : Ist
Banjir di daerah Pejaten Timur. Foto : Ist

JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta memetakan 86 Rukun Warga (RW) di 25 kelurahan masuk kategori rawan banjir. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus bekerja optimal mengurangi titik banjir ini.
Rincian daerah rawan banjir, yakni Jakarta Selatan 10 kelurahan. Ada 3 titik di Kelurahan Cipete Utara, 2 titik di Kelurahan Petogo­gan, 2 titik di Kelurahan Cipulir yaitu Pondok Pinang dan Ulujami.
Kemudian, Kelurahan Rawa­jati 3 titik, Kelurahan Bangka dan 5 titik di Pondok Labu. Paling banyak di kelurahan Pejaten Timur dan Jati Padang, masing-masing 8 titik.

Jakarta Timur ada 7 kelurahan. Paling banyak di Kelurahan Kampung Melayu sebanyak 8 titik. Disusul Kelurahan Cawang 6 titik, Bidara Cina 5 titik, Kelu­rahan Rambutan 3 titik dan Ke­lurahan Cililitan, serta Cipinang Melayu masing-masing 2 titik.

Jakarta Barat ada 5 kelurahan, di Kelurahan Tegal Alur 5 titik, Kelurahan Rawa Buaya dan Kembangan Utara masing-masing 4 titik. Sedangkan Kelu­rahan Kedoya Utara 2 titik dan Kedoya Selatan 1 titik.
Jakarta Utara terdapat 3 kelu­rahan, paling banyak di wilayah Kelurahan Pluit, sebanyak 6 titik. Kelurahan Pademangan Barat dan Penjaringan masing-masing 1 titik.

Wakil Ketua Komisi D De­wan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Nova Harivan Paloh mengatakan, Pemprov DKI Jakarta belum op­timal menangani banjir. Selain masih banyaknya wilayah rawan banjir, dia menyebut proyek pengendali banjir kurang serius.
Salah satunya, pembangunan waduk di daerah Mampang un­tuk mengurangi dampak banjir yang belum terealisasi. Bahkan, progres normalisasi Sungai Cili­wung terkait pembebasan lahan yang menjadi tugas Pemprov DKI pun tak kunjung rampung hingga saat ini.

“Normalisasi saja sampai sekarang prosesnya belum sele­sai,” sentil Nova dalam keterangannya, Selasa (26/3/2024).

Karena itu, dia mendesak Pemprov serius terhadap program-program penanganan banjir. Mengingat kemarin wilayah Te­gal Alur Jakarta Barat terendam banjir lebih dari 24 jam.

Jangan main-main dengan banjir. Kalau kita benar-benar fokus, ya siapkan semuanya, biar selesai,” tegasnya.
Nova bilang, jika program pengerukan kali dan program polder untuk rumah pompa di­jalankan serius saat musim ke­marau, banjir bisa diminimalisasi.
Nova khawatir jika banjir me­landa terus menerus, berdampak pada aspek mobilitas dan trans­portasi masyarakat.

Pemprov DKI Jakarta meng­klaim terus berupaya menganti­sipasi dampak yang berpotensi akan terjadi selama musim hu­jan. Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta melakukan berbagai inovasi pengendalian banjir untuk meminimalkan dampak curah hujan yang tinggi.

Program penanganan banjir tersebut telah disusun me­lalui rencana aksi roadmap yang akan menjadi landasan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum mengatakan, upaya penanganan banjir dilaku­kan dengan membangun infra­struktur pengendali banjir, seperti waduk/embung, perkuatan tang­gul kali, pembangunan sistem polder/pompa, serta peningkatan kapasitas drainase kawasan.

“Tahun ini terdapat 5 polder/pompa yang sedang dibangun dan 2 lokasi pompa stasioner yang direvitalisasi. Terdapat juga 8 waduk/embung yang dibangun dengan rincian 6 waduk/embung merupakan pembangunan lanjutan dan 2 waduk/embung baru,” ucap Ika, Selasa (26/3/2024).
Adapun 5 polder/pompa terse­but, yaitu Polder/Pompa Sunter C, Polder/Pompa Gaya Motor, Pol­der/Pompa Kali Sepatan (KBN), Polder/Pompa IKPN, dan Polder/Pompa RW 13 (Greenville).

Sementara, revitalisasi dilaku­kan di 2 lokasi pompa, yaitu Pom­pa Stasioner Jalan Tanjung Duren Raya-Jalan Letjen S. Parman, Jakarta Barat dan Pompa Stasioner Taman BMW, Jakarta Utara.

Rincian 6 lokasi pembangunan waduk/embung lanjutan, yaitu Waduk Marunda, Waduk Dukuh 2, Waduk Munjul, Waduk Cilangkap, Revitalisasi Embung Kaja, dan Penyelesaian Embung Pekayon.

Sementara waduk/embung yang baru dibangun tahun ini, yaitu Embung SDN 01 Petukangan Selatan dan Embung Jalan Pemuda Srengseng Sawah.
Ika mengatakan, Dinas SDA juga rutin melakukan pengeru­kan di kali, waduk dan saluran air untuk mengangkat sedimen lumpur, sehingga kapasitas saluran tetap optimal menampung air. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan genangan saat musim hujan.
Selain itu, Dinas SDA juga memasang sheet pile atau tang­gul di sisi kali/sungai. Pema­sangan tanggul bertujuan untuk menanggulangi tanah longsor di sekitar kali/sungai. Sheet pile yang telah dibangun seperti di Kali Pesanggrahan, Jakarta Barat dan Kali Sunter segmen Pompa Pulomas, Jakarta Utara.

“Untuk mengatasi banjir rob karena pasang laut di wilayah pe­sisir Utara Jakarta, pembangunan tanggul pengaman pantai Na­tional Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A terus dipercepat,” kata Ika.

Pembangunan NCID Fase A dilakukan di Kawasan Muara Angke, Pantai Mutiara, Sunda Kelapa Kelapa-Ancol Barat dan Kali Blencong (Kawasan Cilincing-Marunda).
Selain itu, dibangun pula pompa dan pintu air di muara sungai, serta sistem monitor­ing dan early warning sys­tem banjir rob.

Optimalisasi operasional sa­rana dan prasarana pengendali banjir juga terus dilakukan, seperti penyiagaan dan pengecekan secara berkala rumah pompa, pintu air, alat berat, serta peme­liharaan/perawatan agar dapat bekerja secara maksimal saat kondisi pra maupun saat penanganan banjir. Penyiagaan Satuan Tugas/Satgas di lapangan juga dilakukan sebagai langkah mitigasi banjir.
Ika menjelaskan, berdasarkan data sarana dan prasarana per 15 Maret 2024, terdapat 580 unit pompa stasioner yang tersebar di 202 lokasi dan 557 unit pompa mobile yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta. Pompa mobile digunakan untuk menjangkau lokasi banjir/genangan yang tidak bisa dijangkau pompa stasioner.

Kemudian, terdapat 845 unit pintu air di 589 lokasi, 254 unit alat berat, 460 unit dump truck, serta 4.226 personel pasukan biru.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo