TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Ekonomi Indonesia Terbaik Setelah China

Reporter: Farhan
Editor: AY selected
Selasa, 06 Mei 2025 | 10:14 WIB
Menko Perekonomian Airlangga (kiri) bersama Presiden Prabowo di Istana Merdeka. Foto : Ist
Menko Perekonomian Airlangga (kiri) bersama Presiden Prabowo di Istana Merdeka. Foto : Ist

JAKARTA - Ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 tumbuh 4,87 persen. Meski tumbuh melambat, ekonomi Indonesia masih nomor dua di grup negara-negara G20.

 

Pengumuman pertumbuhan ekonomi disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti saat jumpa pers di Jakarta, Senin (5/5/2025).

 

Dalam paparannya, dia mengatakan, ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 hanya tumbuh 4,87 persen. Meski begitu, capaian ini masih lebih baik di tengah ketidakpastian ekonomi global.

 

"Ini merupakan sesuatu yang perlu kita hargai, karena di tengah ketidakpastian global, di tengah tekanan dari kebijakan tarif Trump, faktor geoekonomi dan geopolitik," katanya.

 

Amalia mengatakan, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2025 ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Menurut dia, periode pertumbuhan ekonomi kuartal I setiap tahunnya memang kerap rendah. 

 

Sebaliknya, menurut Amalia, pertumbuhan ekonomi akan lebih baik di pertengahan hingga akhir tahun mendatang. "Ada realokasi anggaran yang dampaknya akan dirasakan di kuartal II-2025," kata katanya.

 

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto buka suara soal melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut dia, ekonomi Indonesia masih lebih bagus dibandingkan negara-negara anggota G20. 

 

Untuk diketahui negara-negara G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Rusia, China, Turki, dan Uni Eropa.

 

Untuk negara-negara G20, kita pertumbuhannya nomor dua tertinggi di bawah China yang tumbuh di 5,4 persen," kata Airlangga di kantornya, Jakarta, Senin (5/5/2025).

 

Di ASEAN, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga berada di posisi dua di bawah Vietnam yang tumbuh 6,9 persen. Sementara, ekonomi Malaysia hanya tumbuh 4,4 persen, dan Singapura 3,8 persen.

 

Airlangga memastikan, Pemerintah akan merespons laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di bawah 5 persen ini dengan menggencarkan belanja negara pada kuartal ke depannya.

 

Pada kuartal I-2025, konsumsi Pemerintah memang menjadi komponen yang terkontraksi hingga minus 1,38 persen. Padahal, pada kuartal I-2024 tumbuh 20,44 persen ditopang keperluan Pemilu.

 

"Jadi terkait dengan perkembangan selanjutnya nanti kita lihat di kuartal berikutnya. Diharapkan anggaran pemerintah sudah mulai berjalan, sehingga momentum pertumbuhan bisa dijaga," tutur Airlangga.

 

Menteri BUMN Erick Thohir juga menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia 4,87 persen masih cukup baik di tengah kondisi perekonomian dunia yang tak menentu. “Kalau kita komparasi juga dengan angka-angka di banyak negara, kita dalam kondisi yang baik dengan situasi yang seperti ini," kata Erick di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (5/5/2025).

 

Erick mengatakan, kondisi ekonomi Indonesia saat ini terus mengalami perbaikan. Hal ini terlihat dari nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang menunjukkan penguatan setelah sebelumnya sempat melemah.

 

"Bursa juga sudah mulai bounce back. Saya rasa seperti yang diprediksikan oleh banyak pengamat itu salah. Maksudnya kondisi kita baik," ulas Erick.

 

Senada dikatakan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan. Dia menilai, capaian ekonomi Indonesia di kuartal I-2025 masih on the track dengan era pemerintahan sebelumnya.

 

"Mungkin kalau lihat datanya zaman Pak Jokowi itu kan tidak beda jauh. Jadi, harus optimis kita," katanya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/5/2025).

 

Meski begitu, Luhut mengakui adanya penurunan belanja Pemerintah 1,3 persen yang turut memengaruhi angka pertumbuhan. Menurutnya, perlu mendorong belanja negara untuk menjaga momentum pertumbuhan.

 

Ia memastikan, Pemerintah tetap optimistis terhadap kondisi perekonomian ke depan. Dengan optimisme, Indonesia bisa menghadapi tantangan ekonomi. "Itu (belanja pemerintah) harus kita genjot lagi," saran Luhut. 

 

Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian memuji, capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2025 sebesar 4,87 persen sebagai prestasi luar biasa. Pencapaian pertumbuhan ini adalah sangat baik, di tengah adanya tekanan pertumbuhan ekonomi global.

 

“Sebagian besar negara partner dagang Indonesia juga mengalami perlambatan ekonomi, seperti Amerika Serikat yang telah tumbuh negatif sebesar -0,3 persen dan Jerman yang tumbuh hanya 0,2 persen,” ujar Fakhrul.

 

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga melonjak 4,89 persen mencerminkan optimisme masyarakat di tengah tekanan inflasi global.

 

Ekspor juga tampil impresif dengan pertumbuhan 6,78 persen, didorong oleh permintaan komoditas unggulan. Namun, belanja pemerintah justru menyusut 1,38 persen akibat normalisasi kebijakan fiskal pasca Pemilu 2024.

 

Pemerintah kembali pada kesinambungan kebijakan fiskal. Perlahan tapi pasti, mesin ekonomi masyarakat dan sektor swasta akan berputar kembali,” lanjut Fakhrul.

 

Untuk diketahui, sebelumnya International Monetary Fund (IMF) memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini jadi 4,7 persen dari sebelumnya 5,1 persen. Hal ini dampak dari peranga dagang Amerika vs China.

 

Dalam laporan World Economic Outlook (WEO) edisi April 2025, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 4,7 persen pada 2025. Pada 2026, IMF juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stagnan di angka yang sama. Padahal, pada Januari 2025, IMF masih memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 5,1 persen pada 2025 dan 2026.

 

Sementara, Menteri Keuangan Sri Mulyani tetap percaya diri alias pede eko­nomi Indonesia tahun ini akan tetap tumbuh 5 persen. Proyeksi Sri Mul ini beda dengan ramalan IMF.

 

"Pertumbuhan ekonomi Indone­sia pada 2025 diperkirakan tetap akan mencapai sekitar 5 persen," kata Sri Mul saat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang digelar secara virtual, Kamis (24/4/2025).

 

Menurut Sri Mul, Indonesia dapat mengendalikan dampak negatif ketidakpastian global dan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan, serta memelihara momentum pertumbuhan ekonomi. "Ke depan, ekonomi Indonesia akan berpeluang untuk terus tumbuh secara berkesinambungan," ujar Sri Mul. ­

 

Dia juga menjelaskan terdapat be­berapa faktor yang membuat kondisi ekonomi Indonesia on the track. Misalnya, konsumsi rumah tangga tetap terjaga dengan baik karena Pemerintah ikut mendukungnya lewat berbagai skema bantuan.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit