Perang Merembet ke Negara Tetangga, Thailand dan Kamboja Saling Serang

THAILAND - Perang mulai merembet ke negeri tetangga kita. Ketegangan di perbatasan Thailand-Kamboja akhirnya meledak. Kedua negara saling hantam dalam bentrokan bersenjata di wilayah sengketa Segitiga Zamrud, Kamis (24/7/2025) pagi. Sembilan warga sipil Thailand tewas dan puluhan luka-luka.
Bentrokan terjadi hanya beberapa jam setelah hubungan diplomatik kedua negara memburuk drastis. Thailand lebih dulu mengusir Duta Besar Kamboja dan menarik pulang utusannya dari Phnom Penh, menyusul ledakan ranjau di area perbatasan yang melukai lima tentaranya.
Thailand menuduh Kamboja memasang ranjau baru. Sebagai balasan, Kamboja menurunkan hubungan diplomatik ke level terendah dan mengusir para diplomat Thailand.
Menurut Angkatan Darat Thailand, bentrokan dimulai sekitar pukul 07.35 waktu setempat. Tentara yang berjaga di Kuil Ta Muen mendengar suara drone Kamboja. Tak lama kemudian enam tentara Kamboja, satu di antaranya membawa granat berpeluncur roket, bergerak mendekati pagar kawat berduri di depan pos Thailand.
Sekitar pukul 08.20, pasukan Kamboja disebut menembakkan senjata ke arah sisi timur kuil. Thailand membalas dengan tembakan dan mengerahkan enam jet tempur F-16. Dua roket Kamboja diklaim menghantam permukiman sipil di Surin, melukai sejumlah warga, termasuk seorang bocah lima tahun.
F 16 telah melepaskan tembakan!” tulis akun resmi militer Thailand pada Kamis (25/7/2025). Mereka mengklaim berhasil menghancurkan dua markas militer Kamboja.
Kementerian Pertahanan Kamboja membantah semua tuduhan. Mereka menyebut, Thailand sebagai pihak yang pertama menyerang dan menyebut agresi itu sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hukum internasional, dan norma ASEAN.
"Militer Thailand telah melanggar integritas wilayah Kamboja dengan serangan bersenjata," tegas Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kamboja Maly Socheata.
Phnom Penh juga mengklaim jet tempur Thailand menjatuhkan dua bom di wilayah Kamboja. Pemerintah Kamboja menyatakan militernya siap membela kedaulatan dengan segala cara.
Akibat pertempuran ini, militer Thailand menyebut 14 orang terluka, dan seluruh pos lintas batas kini ditutup. Ribuan warga diperintahkan mengungsi.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja bukan yang pertama. Sengketa wilayahnya telah berkali-kali memicu konflik. Pada 2008 dan 2011, bentrokan berdarah juga terjadi di sekitar Kuil Preah Vihear. Di masa lalu, hubungan diplomatik sempat putus akibat isu serupa.
Konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja menambah panjang daftar perang di dunia. Di belahan bumi Eropa, invasi Rusia ke Ukraina sejak 2022 masih jadi perang terbuka. Ribuan warga sipil tewas, jutaan mengungsi.
Di lain wilayah, Iran-Israel sempat beradu drone dan rudal. Sementara India dan Pakistan, sudah tiga kali perang sejak 1947.
Profesor Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran (Unpad) Teuku Rezasyah menilai, akar masalah konflik antara Thailand dan Kamboja yang utama adalah peta perbatasan. Mengingat, peta itu dibuat oleh penjajah Perancis, dalam konteks rivalitas Inggris-Perancis-Belanda di Asia Tenggara pada masa lalu.
"Sehingga memaksakan perbatasan tanpa mengindahkan kerapatan sosio-linguistik dan hubungan kekerabatan antar penduduk di wilayah perbatasan. Hal ini adalah sama dengan yang telah dilakukan oleh Inggeris dan Belanda di Pulau Kalimantan," urainya.
Dia melihat, pemerintah kedua negara cenderung mengambil manfaat dari konflik perbatasan yang terjadi, guna meningkatkan kredibilitas masing-masing ditingkat nasional.
"ASEAN hendaknya menyegerakan sebuah Pertemuan Darurat Menteri Luar Negeri. Berlarut-larutnya masalah perbatasan ini dapat menjadi perhatian dari sesama ASEAN, yang menghadapi masalah serupa di darat maupun di laut," ujarnya.
Opini | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu