TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Dewi-Iing Kerap Menghilang Saat Didemo Soal Sampah

HMI Tolak MoU Sampah, Bawa Keranda Hingga Bikin Kuburan

Reporter: Nipal
Editor: Redaksi selected
Rabu, 27 Agustus 2025 | 09:00 WIB
Aktivis HMI Cabang Pandeglang sedang melakukan teatrikal dengan membuat kuburan yang ditaburi bunga, uang dan diberi foto, serta ada manusia berwajah tikus, saat melakukan aksi unjuk rasa di Pendopo Bupati Pandeglang, Selasa (26/8).
Aktivis HMI Cabang Pandeglang sedang melakukan teatrikal dengan membuat kuburan yang ditaburi bunga, uang dan diberi foto, serta ada manusia berwajah tikus, saat melakukan aksi unjuk rasa di Pendopo Bupati Pandeglang, Selasa (26/8).

PANDEGLANG - Puluhan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pandeglang menerobos masuk ke dalam Pendopo Bupati Pandeglang saat melakukan aksi unjuk rasa penolakan kerja sama pengelolaan sampah dengan Kota Tangsel dan Kabupaten Serang, Selasa (26/8/2025). Dalam aksinya, sekitar sekitar pukul 14.00 WIB, aktivis HMI begitu leluasa langsung masuk ke dalam halaman Pendopo Bupati Pandeglang, karena pihak kepolisian terkecoh berjaga di Kantor Bupati Pandeglang.

 

Di dalam Pendopo mahasiswa membentangkan poster kecaman dan spanduk bertuliskan “Ganyang Bupati Otoriter, Bupati Ku Kelong, Wakil Bupati Nyumput, Tolak MoU Sampah,” dan foto wajah Bupati-Wakil Bupati (Wabup) diganti tanda tanya.

 

Massa aksi juga mengelilingi halaman Pendopo untuk mencari keberadaan Bupati yang dianggap “Ku Kelong” dan Wabup Pandeglang “Nyumput,” sambil memukul barang-barang bekas dan meneriakan yel-yel “Bupati Ku Kelong, Wakil Bupati Nyumput”. Selain itu ada juga yang mencoret-coret tembok Aula dan Gedung Pendopo Bupati Pandeglang dengan cat semprot dengan tulisan “Bupati Vlogger Ga Punya Mental, Tolak Sampah, Bupati Ku Kelong, Wakil Bupati Nyumput.”

 

Setelah itu, mahasiswa membuat lingkaran dan melakukan orasi secara bergantian. Tidak selang lama salah seorang massa aksi yang mengenakan topeng tikus melakukan teatrikal, membagikan uang dari kotak yang bertuliskan “Uang Hasil Dari TPA”.

 

Selain itu, mereka juga membawa keranda yang bertuliskan “Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un.” Tidak hanya itu, massa aksi juga membawa tanah merah dan langsung dibikin kuburan. Kuburan yang dibuat itu, diberi bingkai foto berwajahkan Bupati dan Wabup Pandeglang dengan tulisan “Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun Telah Matinya Hati Nurani Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang. Tolak MoU Sampah” dan ditaburi bunga serta uang buatan.

 

Tak ketinggalan, para mahasiswa juga membakar ban bekas yang menandakan semangat perjuangan dalam menolak kerja sama sampah dengan Kota Tangsel dan Kabupaten Serang. Karena tak kunjung ada yang menemui dalam aksi unjuk rasa tersebut, massa aksi akhirnya membubarkan diri dengan tertib dan mendapatkan pengawalan ketat aparat kepolisian.

 

Koordinator Lapangan (Korlap) I, Dian Ardiansyah meneriakan, kedatangannya ke Pendopo Bupati Pandeglang untuk menuntut menolak MoU pengelolaan sampah Kota Tangsel dan Kabupaten Serang.

 

“Kebijakan yang dibuat Bupati Pandeglang soal MoU sampah dengan Kota Tangsel adalah kebijakan ugal-ugalan dan salah kaprah karena mengorbankan kesehatan masyarakat. Maka dari itu kami menolak kebijakan tersebut,” teriak Dian dengan lantang dalam orasinya.

 

Ketua Umum HMI Cabang Pandeglang, Moh. Ilham menegaskan, kebijakan Bupati Pandeglang bukan buruk lagi, namun sangat buruk sekali. Sebab dinilainya, membuat keresahan di tengah-tengah masyarakat.

 

“Kami nilai kebijakan ini bukan buruk, tapi sangat buruk sekali karena bertentangan dan kontroversial terhadap kenyamanan rakyat. Sebab rakyat Pandeglang, khususnya Bangkonol merasakan keresahan pencemaran lingkungan, udara, air serta terancam juga kesehatannya. Ini bahaya jika didiamkan, maka hanya ada satu kata ganyang Bupati dan lawan Bupati,” teriaknya dalam orasi.

 

“Intinya, kami mau MoU sampah ini ditolak dari berbagai daerah masuk ke Pandeglang, baik dari Kota Tangsel maupun Kabupaten Serang,” sambungnya.

 

Dia menilai, Bupati dengan Wabup lepas dari tanggung jawab atas kebijakannya tersebut. Sebab saat ini keberadaan Bupati dan Wabup-nya, tak pernah muncul dipermukaan dan tidak pernah menerima para pengunjuk rasa. “Tapi, hari ini Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang tidak ada. Tadi kami juga melakukan teatrikal mencari Bupati, yaitu Bupati Ku Kelong, Wakil Bupati Nyumput. Nah artinya, Bupati dan Wakil Bupati ini tidak bertanggungjawab,” jelasnya.

 

Dia juga mendesak, Bupati Pandeglang agar bersikap tegas. Sebab dinilainya, kebijakan kerja sama pengelolaan sampah dengan Kota Tangsel dilahirkan oleh Bupati Pandeglang.

 

“Jelas kami meminta sikap tegas dari Bupati Pandeglang, karena bagaimanapun Bupati adalah pucuk pimpinan yang membuat kebijakan. Jangan sampai kebijakan ini membuat kegaduhan di bawah, yaitu kegaduhan masyarakat atau kekecewaan,” desaknya.

 

Selain itu, aktivis HMI Pandeglang juga menilai hati nurani Bupati dan Wabup Pandeglang telah mati. Makanya, pihaknya membuat aksi teatrikal membawa keranda dan membuat kuburan serta tabur bunga.

 

“Keranda dan kuburan, serta tabur bunga itu menandakan bahwa bentuk kekecewaan HMI dengan kreativitas, dan mengekspresikan pikirannya bahwa menganggap Bupati dan Wakil Bupati ini telah meninggal hati nuraninya. Karena kebijakan yang dibuat itu tidak pro terhadap rakyat, intinya ini adalah meninggalnya hati nurani Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang,” pungkasnya.

 

Ilham juga mengancam bakal terus melakukan unjuk rasa berjilid-jilid, jika tuntutannya tak diindahkan. “Kami juga berkomitmen akan terus melakukan berjilid-jilid aksi ini dan akan mengajak seluruh elemen mahasiswa khususnya Cipayung untuk serta dalam penolakan MoU sampah ini,” tandasnya.(*)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit