TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Duh, Pasar Tanah Abang Sepi Pembeli Dan Kumuh

Reporter & Editor : AY
Sabtu, 20 September 2025 | 07:07 WIB
Ilustrasi. Foto : Ist
Ilustrasi. Foto : Ist

JAKARTA - Sebanyak 40 persen dari 153 pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya, kondisinya memprihatinkan. Salah satunya, Pasar Tanah Abang Blok G. Pasar ini kotor, semrawut dan digenangi air.

 

“Langsung bayar, 5 ribu.” Itu ucapan selamat datang yang Redaksi terima saat hendak masuk Pasar Tanah Abang Blok G, Jakarta Pusat, Rabu (17/9/2025), sekitar pukul 14.20 WIB. 

 

Sejurus kemudian, pria berpakaian bebas yang duduk di kursi plastik dan di depannya ada meja kecil itu, menulis nomor pelat motor yang dinaiki Redaksi di secarik karcis parkir. Lalu, menyodorkan karcis itu. 

 

Usai menyerahkan duit Rp 5 ribu, Redaksi melewati lorong lantai dasar menuju parkiran di belakang pasar. Kondisi di sepanjang lorong, remang-remang dan tercium amis daging. 

 

Di sebelah kiri lorong ini, terdapat los pedagang daging. Kondisinya kotor dan berantakan. Hanya ada beberapa pedagang yang berjualan. Di sebelah kanan, tempat kios berjejer. Namun, tidak ada aktivitas. Tutup. 

 

Redaksi beranjak ke lantai satu, menaiki eskalator yang mati. Di lantai satu, hanya beberapa kios yang buka. Umumnya, pedagang bumbu dapur dan plastik. Seperti di lantai dasar, hanya kios di sebelah kiri yang masih buka. Kondisinya sama, acak-acakan dan kotor. 

 

Karena eskalator untuk menuju ke lantai dua dan tiga dipasangi pagar dan digembok, Redaksi turun. Keluar, melalui pintu depan, dari gedung berkelir kuning menuju gedung bagian kanan yang dindingnya dominan biru. Jalannya tergenang air, sekitar semata kaki orang dewasa. 

 

Menurut Doni, salah seorang pedagang, genangan ini selalu terjadi setiap hujan. Memang sekitar pukul 1 siang itu, hujan mengguyur kawasan Tanah Abang. “Genangan ini karena saluran air dari belakang, meluap,” ceritanya. 

 

Genangan, lanjut Doni, akan surut dalam 2-3 jam. “Kalau tidak hujan lagi ya,” ucap pria yang sudah 11 tahun mengadu nasib di Pasar Tanah Abang Blok G. 

 

Jika hujannya deras dan lama, lanjut dia, genangan bisa sampai selutut pengunjung pasar yang sepi ini. Meskipun sepi pembeli, Doni masih bertahan. Terutama, untuk meladeni pelanggannya. 

 

Siang itu, lantaran jalan menuju kiosnya tergenang, Doni mengenakan sepatu boot karet untuk mengantar pesanan kepada pembeli yang menunggu di pinggir jalan. Tepatnya, di bawah eskalator menuju Blok B yang terhubung dengan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) ke Stasiun Tanah Abang. 

 

Pantauan Redaksi, kondisi gedung pasar di sebelah kanan, tidak jauh berbeda. Hanya lantai dasar dan lantai satu yang masih dihuni pedagang. Itu pun tidak semua terisi. 

 

Sedangkan lantai dua dan tiga, kosong. Dua lantai ini mulai ditinggal pedagang sejak 2014, lantaran sepi pembeli. Mereka yang sebelumnya pedagang kaki lima (PKL), memilih kembali berjualan di trotoar atau tempat-tempat lain yang ramai. 

 

Pasar Tanah Abang Blok G, bukan satu-satunya pasar yang berada di bawah naungan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya yang kondisinya memprihatinkan. 

 

Berdasarkan Data Pusat Koperasi Pedagang Pasar (Puskoppas) DKI Jakarta, Perumda Pasar Jaya mengelola 153 pasar. Dari jumlah itu, 146 pasar masih aktif dan tujuh pasar telah dialihfungsikan. 

 

“Jumlah pedagang tercatat 110.480 orang. Namun, sekitar 40 persen pasar, dalam kondisi sangat memprihatinkan,” kata Ketua Puskoppas DKI Gusnal dalam keterangannya, dikutip pada Kamis (17/9/2025). 

 

Menurut Gusnal, 40 persen pasar tersebut, kondisinya kumuh, becek, rawan banjir, hingga rawan kebakaran. “Sudah tidak layak dan tidak memadai, terutama perihal kebersihan, sehingga mengurangi minat pengunjung untuk berbelanja ke pasar,” ujarnya. 

 

Gusnal memaparkan, beberapa pasar sebenarnya sudah direncanakan direvitalisasi, tapi terkendala beberapa hal. Seperti, perizinan dan sulitnya mencari investor atau pengembang. “Bahkan, ada beberapa pasar yang pembangunannya berhenti atau mangkrak. Padahal, pasar existing sudah dibongkar,” bebernya. 

 

Seperti, Pasar Senen Blok 6 yang sudah dibongkar pada 2017, Pasar Bendungan Hilir dan Pasar Blok A Fatmawati yang dibongkar pada 2018, dan Pasar Cempaka Putih yang empat tahun lalu kebakaran. “Pasar Blok G, sejak 2019 sudah siap tempat penampungan sementara. Tapi, sampai sekarang belum ada realisasi pembangunan,” ucapnya. 

 

Karena itu, pada Rabu (10/9/2025), Tim Penyelamat Pedagang Pasar Tradisional menggelar audiensi dengan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Mereka ingin menyampaikan aspirasi dan harapan pedagang pasar se-Jakarta. 

 

Mereka meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI membentuk tim untuk penyelamatan pedagang pasar se-Jakarta. Tim terdiri dari unsur Pemerintah Provinsi DKI, DPRD DKI, pengelola dan pedagang pasar. 

 

Kemudian, mereka meminta Perumda Pasar Jaya melakukan tindakan konkret untuk menarik pengunjung kembali berbelanja ke pasar. Yakni, dengan membenahi sarana prasarana, terutama kebersihan, lahan parkir dan toilet. Selain itu, Perumda menertibkan PKL di sekitar pasar. 

 

Dalam upaya menjaga eksistensi pasar tradisional, pihak Perumda Pasar Jaya mengaku, terus menggencarkan program revitalisasi dan pembangunan pasar di berbagai wilayah Jakarta. 

 

Sepanjang 2023-2025, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI ini, sudah menyelesaikan pengecatan eksterior pada 67 pasar, serta melakukan revitalisasi dan pembangunan fisik di 12 pasar tradisional. 

 

Program ini tidak hanya menyasar pada aspek tampilan luar, tetapi juga menyentuh perbaikan menyeluruh terhadap fasilitas penunjang. “Kami berupaya menjadikan pasar sebagai pusat ekonomi rakyat yang modern, tanpa kehilangan jati dirinya,” jelas Manager Hubungan Masyarakat Perumda Pasar Jaya Fahrizal Irfan, Rabu (17/9/2025). 

 

Irfan bilang, fokus utama program revitalisasi ini adalah pengelolaan pasar tradisional. “Melalui revitalisasi dan pembangunan, pedagang dan masyarakat dapat menikmati pengalaman berbelanja yang lebih nyaman, bersih dan aman,” ucap Irfan. 

 

Pada awal 2024, Pasar Jaya meresmikan Pasar Jatirawasari, Jakarta Pusat dan Pasar Cilincing, Jakarta Utara, sebagai bagian dari hasil revitalisasi tahap awal. Kemudian pada 2025, pembangunan dan revitalisasi dilanjutkan di Pasar Hexagon, Pasar Sumur Batu, Pasar Kalideres serta Pasar Kombongan. 

 

Peresmian Pasar Kombongan dijadwalkan akan dilakukan tahun ini, setelah proses pembangunannya rampung. “Dengan begitu, pasar diharapkan kembali menjadi pilihan utama masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tutur Irfan. 

 

Dia menyebut, revitalisasi pasar dilakukan untuk menjawab tantangan zaman, di mana masyarakat kini mulai beralih ke pusat perbelanjaan modern dan platform digital. 

 

Menurutnya, dengan tampilan dan fasilitas yang lebih bersih, tertata dan aman, pasar tradisional diharapkan mampu bersaing. 

 

Perbaikan yang dilakukan tidak hanya berfokus pada bangunan fisik, tapi juga menyentuh berbagai aspek penunjang. Seperti, perbaikan sistem drainase dan sanitasi, penataan kios agar lebih higienis dan representatif, penyediaan area parkir yang layak dan revitalisasi sarana dan prasarana umum. 

 

Tidak hanya itu, lanjutnya, fasilitas olahraga juga dihadirkan di 19 pasar, seperti lapangan futsal, bulutangkis, hingga mini soccer, sebagai bagian dari inovasi untuk menjadikan pasar sebagai ruang interaksi sosial masyarakat.

Komentar:
ePaper Edisi 19 September 2025
Berita Populer
03
18 Ribu Anak Di Pandeglang Tak Sekolah

Pos Banten | 2 hari yang lalu

04
PSI Tangsel Kenalkan Pengurus Baru Ke Wali Kota

TangselCity | 1 hari yang lalu

06
Polisi Bekuk Penjual Obat Keras Di Pondok Karya

TangselCity | 2 hari yang lalu

08
Honorer Berbondong-bondong Bikin SKCK

Pos Banten | 2 hari yang lalu

10
Wabup Amir Minta Hutan Adat Baduy Dijaga

Pos Banten | 2 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit