TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Bapanas Patok Tahun Depan Stop Impor Gula

Reporter: Farhan
Editor: AY
Sabtu, 18 Oktober 2025 | 08:49 WIB
Ilustrasi. Foto : Ist
Ilustrasi. Foto : Ist

JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menargetkan tidak impor gula lagi pada tahun depan. Untuk mencapai target itu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pangan diharapkan dapat memberi kontribusi besar melalui peningkatan produksi si manis alias gula.

 

Peneliti Senior dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Krisna Gupta mengatakan, untuk mencapai target swasembada, tentu Pemerintah harus mengambil langkah konkret untuk meningkatkan produktivitas gula di dalam negeri. 

 

“Harus ada improvement (peningkatan) agar produksi gula dalam negeri tidak stagnan,” ujar Krisna kepada Redaksi, kemarin. 

 

Krisna mengingatkan, penghentian impor gula tanpa ada peningkatan produktivitas pada tahun depan, akan berdampak pada ketersediaan stok gula. Dampaknya bisa menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga. 

 

Menurut Krisna, di sinilah pentingnya peran BUMN (Badan Usaha Milik Negara), kata Krisna, khususnya yang bergerak di sektor gula ataupun pangan, agar turut mendorong langkah peningkatan produktivitas gula domestik. 

 

Berbagai masalah yang kerap dihadapi BUMN mengerek produksi gula, perlu cepat ditangani. Misalnya, revitalisasi pabrik gula, perluasan area tanam dan lainnya. 

 

Apalagi, imbuhnya, saat ini perusahaan pelat merah ada di bawah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Harapannya, Danantara mampu meningkatkan kinerja BUMN ke depannya. 

 

Rencana penghentian impor gula konsumsi mulai tahun depan sebelumnya disampaikan Menteri Pertanian yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA), Andi Amran Sulaiman. 

 

Menurut Amran, saat ini produksi gula dalam negeri terus ditingkatkan di hampir seluruh daerah penghasil gula, mulai dari Jawa Tengah, Lampung, Jawa Timur, Sulawesi, hingga Sumatera. 

 

Amran meyakini, dengan meningkatkan produksi gula, maka Indonesia bisa mewujudkan swasembada gula. 

 

Amran menegaskan, paling lama tahun depan white sugar (gula kristal putih/gula konsumsi) tidak lagi impor. Target berikutnya yang tidak impor raw sugar. 

 

Jadi ada tahapannya. Terpenting, tahun depan kita target tidak impor white sugar lagi,” kata Amran di Kantor Bapanas, Jakarta, Senin (13/10/2025). 

 

Artinya, sambung Amran, setelah gula konsumsi dihentikan impornya, pihaknya menargetkan agar Indonesia juga stop impor gula rafinasi atau gula industri. 

 

Hal ini menunjukkan, Kementan fokus untuk percepatan swasembada gula dengan target gula konsumsi, selambatnya dapat dicapai pada 2028, sedangkan gula industri pada 2030. 

 

Adapun dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengembangan Tebu di Surabaya, Jawa Timur, sebagai wilayah penghasil tebu terbesar di Indonesia, Rabu (11/6/2025) produksi gula nasional tahun ini diprediksi mencapai 2,9 juta ton. 

 

Jika target itu tercapai, kata Amran, maka akan menjadi produksi gula tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. 

 

Jumlah itu, lanjutnya, sudah hampir mencukupi kebutuhan white sugar dalam negeri. “Artinya, kita sedang menuju swasembada,” tegasnya. 

 

Bila dilansir dari laman website Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu bps.go.id, ada beberapa negara yang selama ini mengimpor gula ke Indonesia. Tujuh di antaranya adalah India, Australia, Thailand, Brazil, Korea Selatan, Uni Emirate Arab (UEA), Jerman dan lainnya. 

 

Secara keseluruhan, jumlah impor gula pada 2024 mencapai 5.313.529 ton. Naik dibandingkan tahun 2023 sebesar 5.069.455 ton, di mana impor gula terbesar berasal dari Brazil sebanyak 3.406.716 ton pada 2024. Data tersebut terakhir di-update pada 29 Juli 2025. 

 

Sedangkan produksi gula pada 2024 diketahui mencapai 2,46 juta ton, naik 8,57 persen dibandingkan tahun 2023 sebesar 2,27 juta ton. 

 

Sebelumnya, Senior Vice President (SVP) Sekretaris Perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) selaku induk holding ID Food Yosdian Adi Pramono menyampaikan, lewat kolaborasi bersama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) dan pedagang, per 28 September 2025, penyerapan gula petani telah mencapai 121.312 ton atau setara Rp 1,75 triliun. 

 

Ia merinci, angka penyerepan gula petani tersebut terdiri dari penyerapan yang dilakukan ID Food sebanyak 92.830 ton, SGN sebanyak 6.896 ton dan pedagang sebanyak 21.586 ton. 

 

“ID Food tidak hanya hadir sebagai penyerap hasil panen, tetapi juga sebagai motor penggerak industri gula nasional melalui dukungan hulu hingga hilir,” pungkas Yosdian di Jakarta, Senin (29/9/2025).

Komentar:
ePaper Edisi 17 Oktober 2025
Berita Populer
01
03
04
‎3 Pria Disekap ‎& Dianiaya ‎Di Pondok Aren

TangselCity | 2 hari yang lalu

06
07
TPP ASN Dipangkas 6 Persen

TangselCity | 2 hari yang lalu

10
Bupati Serang Rombak Pejabat Eselon II

Pos Banten | 1 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit