TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Capaian Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Bidang Kesehatan

15 RSUD Naik Kelas, Siap Layani 7 Spesialis Dasar

Reporter: Farhan
Editor: AY
Senin, 20 Oktober 2025 | 12:56 WIB
Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes Azhar Jaya. Foto : Ist
Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes Azhar Jaya. Foto : Ist

JAKARTA - Setahun Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat capaian nyata di bidang layanan kesehatan. Sebanyak 15 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di wilayah tertinggal kini sudah naik kelas dan siap beroperasi. Rumah sakit ini dilengkapi tujuh spesialis dasar untuk menjangkau masyarakat di pelosok dan terpencil.

 

Capaian tersebut disampaikan Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes Azhar Jaya dalam keterangan tertulis, Minggu (19/10/2025).

 

Kata dia, sebanyak 15 RSUD yang sudah naik kelas itu merupakan komitmen Pemerintah memperkuat layanan kesehatan di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).

 

Azhar mengatakan, 15 RSUD telah rampung dibangun dan siap beroperasi.

 

"Rumah sakit akan fokus pada penyediaan layanan spesialistik dasar. Ke-15 rumah sakit itu akan dilengkapi dengan minimal tujuh spesialis dasar. Pemetaan kebutuhan SDM-nya sudah disusun,” kata Azhar.

 

Ketujuh spesialis dasar tersebut meliputi penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan, anestesi, patologi klinik, dan radiologi. Pemenuhan tenaga spesialis dilakukan bertahap, termasuk melalui program pendidikan dan pelatihan di luar negeri.

 

Saat ini sudah ada beberapa tenaga yang dikirim ke China dan Jepang untuk mengikuti pelatihan intervensi jantung dan neuro intervensi.

 

"Jadi SDM-nya kita siapkan bersamaan dengan pembangunan fasilitasnya,” kata dr. Azhar.

 

Selain menyiapkan SDM, Kemenkes juga memastikan ketersediaan alat kesehatan mutakhir di seluruh rumah sakit tersebut.

 

Untuk alatnya sudah kita tender, termasuk peralatan intervensi dan penunjang lainnya. Targetnya, seluruh 15 rumah sakit ini bisa beroperasi sebagai Rumah Sakit Madya dengan standar pelayanan lengkap, sehingga pasien di daerah tidak perlu lagi dirujuk ke provinsi," jelasnya.

 

Lebih lanjut, Azhar menyoroti perbaikan struktur pembiayaan rumah sakit, terutama dalam kaitannya dengan layanan BPJS Kesehatan dan pembiayaan pasien non-BPJS.

 

Saat ini, tarif layanan masih berbasis case mix menggunakan sistem INA-CBGs. Namun, Pemerintah tengah menyiapkan transisi menuju Indonesia Diagnosis Related Group (INA-DRG) yang dinilai lebih adil dan berimbang.

 

Terdapat perbedaan antara biaya pelayanan dan tarif INA-CBGs dengan INA-DRG. Rata-rata keduanya masih bisa disubsidi, terutama bagi pasien non-BPJS di rumah sakit vertikal. "Kedepan, dengan sistem INA-DRG yang menghitung pembayaran berdasarkan kompleksitas kasus dan kompetensi rumah sakit, pembiayaan diharapkan lebih proporsional,” kata dia.

 

Dengan penerapan sistem baru ini, Pemerintah berharap rumah sakit, khususnya di daerah, dapat lebih mandiri dan berkelanjutan secara finansial. "Kalau struktur pembiayaan sudah lebih berimbang, subsidi bisa berkurang dan rumah sakit bisa tumbuh sehat tanpa mengorbankan akses masyarakat terhadap layanan berkualitas,” pungkas dr. Azhar.

 

Pembangunan RSUD lengkap dan berkualitas masuk ke dalam PHTC Presiden Prabowo poin kedua. Di poin itu juga tercantum program cek kesehatan gratis dan penuntasan kasus Tuberkulosis (TBC). Program ini menjadi langkah awal yang nyata untuk memastikan masyarakat di pelosok mendapatkan layanan kesehatan setara dengan daerah lain.

 

Di tempat yang sama, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan target Kemenkes untuk membangun 66 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tipe C di pelosok daerah dalam waktu lima tahun. Menurut Budi, pembangunan rumah sakit tersebut akan dipercepat dan ditargetkan kelar dalam waktu dua tahun. Jelang akhir tahun ini ada 32 rumah sakit mulai dibangun, sementara 22 lainnya sudah dalam tahap konstruksi. Sisanya tengah memasuki proses tender.

 

“Kami percepat dari lima tahun jadi dua tahun. Tahun ini 32 dibangun, 22 sudah konstruksi,” ujarnya dalam keterangan pers di kanal YouTube Kemenkes, dikutip Minggu (19/10/2025).

 

Program percepatan ini bagian dari arahan Presiden yang meminta agar setiap daerah memiliki rumah sakit berkualitas, terutama di wilayah yang selama ini tertinggal. Lokasinya tersebar di daerah-daerah terpencil seperti Tarempa di Anambas, Bobong di Pulau Taliabu, termasuk yang berlokasi di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit