TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Tahun Tak Pernah Berubah, Tarif Transjakarta Diwacanakan Naik

Wajar Kok, UMR Saja Setiap Tahunnya Naik

Reporter: Farhan
Editor: AY selected
Kamis, 30 Oktober 2025 | 10:14 WIB
Ilustrasi. Foto : Ist
Ilustrasi. Foto : Ist

JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menaikkan tarif TransJakarta dalam waktu dekat.

 

Kenaikan itu dilakukan karena subsidi yang diberikan untuk para penumpang cukup tinggi, yaitu mencapai lebih dari Rp 9.000 per penumpang. Rencana ini pun mendapat respons beragam.

 

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengaku hingga kini pihaknya masih belum bisa menentukan besaran tarif. Ia perlu melakukan kajian untuk menentukan besaran tarif yang tidak terlalu membebani keuangan Jakarta.

 

Jadi kami sedang memfinalkan untuk itu (tarif TransJakarta),” kata dia di Balai Kota Jakarta, Rabu (29/10/2025).

 

Dia mengaku sudah menampung sejumlah usulan dari masyarakat terkait besaran tarif yang ideal. Dari berbagai komentar warganet di media sosial, mayoritas tarif yang cocok adalah Rp 5.000 atau Rp 7.000.

 

“Tetapi kami akan memutuskan sesuai dengan nanti apa yang menjadi kemampuan masyarakat,” kata Pramono.

 

Dia menyatakan, saat ini nilai keekonomian atau tarif TransJakarta tanpa subsidi adalah sekitar Rp 13 ribu per penumpang. Artinya, Pemprov DKI harus memberikan subsidi sebesar Rp 9.700 per penumpang, mengingat tarif TransJakarta saat ini hanya Rp 3.500 per penumpang.

 

Pengamat Transportasi Djoko Sutijowarno menilai, sudah waktunya tarif Transjakarta dinaikkan. Sebab, kata dia, tarif angkutan kota semacam Transjakarta di kota lain jauh lebih tinggi.

 

“Sekarang di luar Jakarta, misal Trans Patriot yang tarifnya sudah di atas Rp 5.000. Padahal, UMR mereka lebih rendah dibandingkan UMR Jakarta,” ujar Djoko kepada Rakyat Merdeka, Rabu (29/10/2025).

 

Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik Zoelkifli menilai, memang warga jangan diberatkan lagi. Namun, kata dia, ketika sudah ada kajian bahwa masyarakat mampu membayar untuk transportasi, maka DPRD memahaminya.

 

“Ditambah saat ini DKI Jakarta sedang efisiensi. Kalau tarifnya naik maka subsidi ke Transjakarta bisa lebih kecil,” ungkap Taufik kepada Rakyat Merdeka, Rabu (29/10/2025).

 

Untuk mengetahui pandangan Djoko Sutijowarno mengenai rencana kenaikan tarif Transjakarta, berikut wawancaranya.

 

Apa pandangan Anda dengan rencana kenaikan tarif Transjakarta?

 

Dua tahun yang lalu, kami sudah mengusulkan agar tarif KRL dan Transjakarta naik. Terutama Transjakarta yang sudah begitu lama tidak naik. Ini tidak bagus. Padahal UMR setiap tahun naik.

 

Kalau di daerah lain, berapa tarif angkutan seperti Transjakarta?

 

Sekarang di luar Jakarta ada Trans Patriot yang tarifnya sudah di atas Rp 5.000. Padahal, UMR mereka lebih rendah dibandingkan UMR Jakarta. Ditambah lagi, Jakarta itu ada 15 golongan gratis. Kalau di daerah itu adanya tarif khusus atau lebih murah dibandingkan tarif aslinya. Tetapi memang untuk Jakarta digratiskan.

 

Menurut Anda seharusnya bagaimana terkait tarif bagi 15 golongan ini?

 

Ya kalau memang keputusannya seperti itu ya tidak apa-apa. Itu kan wewenang Pemerintah Daerah. Subsidi iya, tapi jangan terlalu banyak.

 

Kalau untuk besaran kenaikan tarifnya berapa?

 

Menurut kami, Rp 5.000 cukup. Sementara memang kalau di daerah, tarifnya itu di atas Rp 5.000. Seperti Trans Semarang. Jadi, memang di sana (Semarang) itu lebih tinggi tarifnya dan di sana nggak ada yang protes.

 

Jadi kenaikan tarif Transjakarta ini sudah wajar dilakukan?

 

Iya sudah wajar ya dan masyarakat juga tidak akan pindah ke transportasi lainnya.

 

Lantas apa saran dari Anda untuk Pemprov DKI Jakarta jika tarif Transjakarta benar dinaikkan?

 

Pertama, jalur Transjakartanya harus benar-benar bersih. Sehingga tidak mengganggu perjalanan dan bisa tepat waktu. Sebab, jalur Transjakarta itu masih ada yang digunakan oleh kendaraan lain. Kedua, pada jam sibuk harus ada penambahan armada. Sehingga waktu menunggunya tidak terlalu lama.

 

Selain itu, apa ada lagi masukan dari Anda?

 

Pada jam sibuk, perlu juga penambahan petugas keamanan di dalam bus. Karena sering terjadi pelecehan. Walaupun sudah ada CCTV, tetap lebih baik kalau ada petugas di dalam busnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit