TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Erick Thohir: Sepak Bola Harus Bebas dari Rasisme dan Kekerasan Verbal

Reporter: Farhan
Editor: AY
Kamis, 13 November 2025 | 13:12 WIB
Erick Thohir Ketum PSSI. Foto : Ist
Erick Thohir Ketum PSSI. Foto : Ist

JAKARTA - Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan dukungan penuh terhadap langkah FIFA memerangi rasisme melalui pembentukan FIFA Players’ Voice Panel (PVP).

 

Panel ini diisi oleh 16 mantan pesepak bola dunia yang berkomitmen menjadi motor penggerak kampanye anti-rasisme di sepak bola global.

 

Pertemuan perdana FIFA PVP digelar di Rabat, Maroko, Senin (10/11/2025). Panel tersebut diluncurkan saat Kongres FIFA ke-74 di Bangkok, Thailand, Mei 2024, sebagai bagian dari program Global Stand Against Racism.

 

Program ini mewajibkan seluruh 211 Asosiasi Anggota FIFA, termasuk Indonesia, mengambil langkah konkret melawan diskriminasi, baik di dalam lapangan, media sosial, maupun lingkungan sepak bola secara umum.

 

Erick menyambut baik inisiatif itu. Menurutnya, keberadaan FIFA PVP menjadi momentum penting untuk menegaskan kembali nilai moral sepak bola sebagai ruang yang inklusif dan adil bagi semua.

 

“Pertemuan FIFA PVP di Rabat diharapkan semakin menguatkan pesan anti-rasisme kepada masyarakat dunia. Sepak bola adalah olahraga global dengan jangkauan luas yang dapat menyatukan banyak bangsa, termasuk Indonesia,” ujar Erick di Jakarta, Rabu (12/11).

 

Erick juga pernah bertemu anggota FIFA PVP asal Prancis, Mikaël Silvestre, di sela-sela Piala Dunia U-17 di Doha, Qatar. Dalam pertemuan itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi mantan pemain dunia dalam memberikan masukan bagi FIFA dan komunitas sepak bola global untuk memerangi rasisme dan kekerasan verbal.

 

Selain mendukung langkah FIFA, Erick mengajak semua pihak untuk bercermin pada kondisi di dalam negeri. Ia menyoroti masih maraknya praktik bullying dan ujaran rasis di dunia olahraga maupun media sosial.

 

“Fenomena ini harus menjadi pelajaran bersama. Jangan sampai tindakan tidak etis di dunia maya maupun di lapangan justru mencoreng wajah sepak bola kita dan berujung pada sanksi atau denda dari FIFA,” tegasnya.

 

PSSI, lanjut Erick, terus memperkuat edukasi dan kampanye anti-rasisme serta anti-bullying melalui kompetisi, pembinaan usia muda, dan media sosial. Ia menegaskan, semangat keberagaman yang menjadi kekuatan bangsa harus tercermin dalam perilaku seluruh elemen sepak bola nasional.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit