Bencana Alam Melanda Berbagai Daerah Pratikno Ajak Gerakan Rehabilitasi Lingkungan
JAWA TENGAH - Musibah banjir dan longsor di berbagai daerah mendorong Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, menggaungkan kembali pentingnya rehabilitasi vegetasi. Kerusakan lingkungan yang dibiarkan berlarut hanya akan memperbesar risiko bencana yang kini kian sering menghantam.
Mantan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) itu menyebut bencana yang melanda Malang, Cilacap, Banjarnegara, Majenang, Wonosobo, hingga Papua merupakan indikasi jelas, perubahan iklim yang diperparah degradasi lingkungan semakin membahayakan keselamatan masyarakat.
“Kita semua sudah merasakan betapa beratnya menghadapi bencana. Beberapa waktu lalu terjadi banjir besar di Bekasi, dan saya bersama Kepala BNPB baru saja dari Banjarnegara melihat langsung beratnya kondisi masyarakat,” ujar Pratikno dalam keterangan resminya, Sabtu (22/10/2025).
Menurutnya, sejumlah wilayah kini mengalami deforestasi dalam skala besar. Kondisi itu diperburuk oleh praktik penanaman tanaman yang tidak memiliki akar kuat sehingga memicu longsor, sedimentasi waduk, dan kerusakan sungai.
“Salah satunya di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung yang dihuni lebih dari 3,5 juta jiwa dan sangat rentan banjir apabila pengelolaan lingkungan di hulu tidak segera dibenahi,” ucapnya.
Oleh karena itu, Pratikno menekankan upaya mitigasi melalui penanaman vegetasi di kawasan yang rusak harus dilakukan secara gotong royong. Penanganan harus menyeluruh dari hulu hingga hilir.
Ini bukan sekadar kerja menanam. Ini kerja menggerakkan hati dan pikiran masyarakat. Infrastruktur hijau harus kita perkuat. Tetapi infrastruktur pendukung seperti waduk, kolam retensi, dan penguatan sistem hilir tetap dibutuhkan. Ini kerja bersama, bukan kerja satu lembaga,” tegasnya.
Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada itu menambahkan, kekuatan ekologis Indonesia sebagai negara khatulistiwa terletak pada kekayaan hayati dan vegetasi yang melimpah. Dia mengajak masyarakat terlibat dalam gerakan nasional penanaman pohon sebagai langkah mitigasi bencana sekaligus peningkatan kesejahteraan.
“Ini harus menjadi gerakan 287 juta masyarakat Indonesia. Bukan hanya untuk mencegah bencana, tetapi juga memberi manfaat ekonomi bagi warga,” ujarnya.
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 22 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu


