TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

NATARU

Indeks

Dewan Pers

Kekayaan Negara seperti Darah, Prabowo: Kalau Bocor, Bisa Kolaps

Reporter: Farhan
Editor: AY
Jumat, 26 Desember 2025 | 08:07 WIB
Presiden Prabowo saat di Kejagung. Foto : Ist
Presiden Prabowo saat di Kejagung. Foto : Ist

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto mengibaratkan negara seperti tubuh dan kekayaannya seperti darah. Apabila kekayaan negara itu terus bocor, negara akan kolaps seperti tubuh yang kehabisan darah.

 

Hal itu disampaikan Prabowo saat menyaksikan penyerahan uang sitaan Rp 6,6 triliun oleh Satuan Tugas (Satgas) Penertiban Kawasan Hutan (PKH) ke negara, di Gedung Bundar Kejagung, Jakarta Selatan, Rabu (24/12/2025).

 

Dalam penyerahan ini, Satgas Penertiban Kawasan Hutan memperlihatkan uang dengan total Rp 6.625.294.190.469,74 di Gedung Bundar Kejagung, yang kemudian diserahkan kepada Pemerintah. Tumpukan uang pecahan Rp 100.000 dikemas dalam plastik, disusun seperti tembok. Tumpukannya membentuk lorong dari lobi hingga ke dalam Gedung Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejagung.

 

Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan, ingin melindungi kekayaan negara dari segala bentuk "perampokan". Sebab, kekayaan negara sangat penting untuk keberlanjutan Indonesia. Sama pentingnya dengan darah dalam tubuh manusia.

 

“Kalau badan manusia tiap hari bocor, bocor, bocor, bocor sekian CC, di ujungnya badan itu kolaps, mati. Negara sama,” ujar Prabowo.

 

Kepala Negara menyebut, kebocoran kekayaan negara dapat terjadi melalui berbagai praktik pelanggaran hukum. Dia mencontohkan perampokan sumber daya, laporan palsu, penyuapan pejabat, hingga praktik penyelundupan.

 

Untuk mencegah kebocoran dan menindak para pelanggarnya, Prabowo siap mempertaruhkan nyawa. "Saya dipilih, saya dilantik oleh rakyat Indonesia. Saya akan mati untuk rakyat Indonesia. Bagi saya, mati untuk rakyat adalah kehormatan," tegasnya.

 

Mantan Menteri Pertahanan ini paham, tidak semua pihak menyukai kerja Pemerintah. Apalagi, jika kerja Pemerintah tulus untuk rakyat. Ada saja pihak-pihak tertentu yang tidak suka. Prabowo menduga, yang tidak suka tersebut adalah antek asing. “Mereka-mereka yang selalu tidak mau melihat Indonesia kuat,” sindirnya.

 

Prabowo lalu berbicara mengenai keseriusan Pemerintah memberantas pelaku pengrusakan hutan. Dia menyatakan, penyelamatan kekayaan negara berupa penertiban kawasan hutan yang saat ini dilakukan, baru tahap awal. Demi rakyat, penertiban akan dilakukan lebih masif lagi. 

 

Dia menerangkan, praktik penyimpangan dalam pengelolaan kawasan hutan telah berlangsung lama. Pelakunya punya sifat serakah dan melakukan kejahatan secara sistematis. “Ini yang saya sebut dilakukan oleh mereka-mereka yang menganut filosofi dan paham serakahnomics,” tegasnya,

Prabowo amat jengkel dengan perbuatan mereka. Sejak pertama menjabat sebagai Presiden, Prabowo langsung mengambil langkah tegas untuk menindak pelaku kejahatan kehutanan ini. Dalam tiga bulan pertama pemerintahannya, Prabowo mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 5 Tahun 2025 tentang Satgas Penertiban Kawasan Hutan. Dia menekankan agar aparat hukum tidak ragu-ragu, tidak pandang bulu, dan tegas menolak lobi-lobi haram dalam menegakkan peraturan soal kehutanan.

 

Mantan Danjen Kopassus ini lalu memuji hasil kerja Satgas Penertiban Kawasan Hutan yang berhasil menyita uang Rp 6,6 triliun dari para pelaku kejahatan kehutanan. "Menyelamatkan kekayaan negara itu tugas kita. Saudara-saudara telah melakukan dengan baik dan tertib dengan sesuai ketentuan sesuai hukum," ujarnya.

 

Dia menambahkan, angka tersebut sebenarnya masih jauh dari potensi kerugian negara yang sebenarnya. Karena itu, Prabowo meminta Satgas untuk bekerja dengan keras lagi.

"Ini baru permulaan. Jika diteliti dengan sungguh-sungguh, potensi kerugian negara bisa mencapai ratusan triliun rupiah,” pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit