TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Nanduk Loyalis Puan, Nanduk Juga Loyalis Ganjar

Ibu Banteng Sedang Netral

Laporan: AY
Kamis, 27 Oktober 2022 | 08:26 WIB
FX Hadi (kanan) Loyalis Ganjar saat disidang di kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. (Ist)
FX Hadi (kanan) Loyalis Ganjar saat disidang di kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. (Ist)

JAKARTA - Urusan copras-capres, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak pilih kasih. Baik ke Puan Maharani yang merupakan anak biologisnya, maupun ke Ganjar Pranowo yang merupakan anak ideologisnya, semuanya dianggap sama. Buktinya,

"Ibu Banteng ini", berikan tandukan yang sama ke loyalis Puan dan loyalis Ganjar yang terbukti melanggar disiplin partai.

Satu-persatu kader PDIP dipanggil dan dijatuhi sanksi gara-gara 'offside' soal copras-capres. Kemarin, giliran loyalis Ganjar, yakni FX Hadi Rudyatmo yang disidang DPP. Gara-garanya, FX Rudy terang-terangan mendukung Ganjar sebagai capres di Pilpres 2024.

Mantan Wali Kota Solo itu, tiba di Kantor DPP PDIP Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta sekitar pukul 10.15 WIB. FX Rudy tampil mengenakan kemeja merah lengan panjang berlambang Banteng di dada kiri. Ia juga mengenakan masker merah putih.

Namun, Ketua DPC PDIP Kota Surakarta ini tidak langsung disidang. Ia harus menunggu sekitar setengah jam dulu di ruang terpisah. Baru kemudian ia dipanggil menghadap Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua Bidang Kehormatan PDIP Komarudin Watubun.

Usai mengetuk pintu, FX Rudy dipersilakan masuk. Di ruang itu, Hasto dan Komar sudah menunggu dan menyalami salah satu kader senior Banteng Jateng ini. 

"Gimana Mas, sehat?" tanya Hasto. "Sorry terlambat karena terima tamu dulu. Klarifikasi yang lain. Buka saja maskernya," ucap Hasto, lalu menyodorkan air putih ke Rudy.

Giliran Komar yang mengomentari masker merah putih yang dikenakan Rudy. "Merah putih," celutuknya. "Kalau saya, taat dan patuh," timpal Rudy.

Meskipun datang untuk menerima sanksi, politisi berkumis tebal ini, terlihat enjoy. Tak terlihat wajah tegang. Bahkan, ia bersama Hasto dan Komar masih sempat-sempatnya foto bareng dengan salam metal, khas PDIP dengan senyum semringah.

Sayangnya, proses klarifikasi yang berlangsung sekitar 1,5 jam itu, berlangsung tertutup. Tak bisa diliput awak media.

Baru setelah kelar, Hasto menggelar konferensi pers bersama Komar dan Rudy. Dalam pernyataannya, Hasto menjelaskan, proses ini ditempuh untuk memastikan gerbong PDIP tetap berada di relnya.

"Gerbong PDIP menyatu dengan kekuatan rakyat, ini menjadi rel dari perjalanan partai untuk berdedikasi untuk bangsa dan negara," ucap Hasto.

Selain bicara serius, Hasto juga bergurau terkait lamanya proses klarifikasi yang dilakukan. "Sampai kita belum makan siang," seloroh Hasto. Spontan Rudy yang berada di samping Hasto, tersenyum lebar.

Yang penting wartawannya sudah makan siang terlebih dahulu," canda Hasto, yang serempak dijawab belum oleh wartawan.

"Beluumm," sahut awak media. "Oh belum juga, sama-sama nanti kita," lanjutnya.

Komar juga mengakui pemeriksaan Rudy memang berlangsung cukup lama. Karena yang diperiksa adalah kader senior dan teman seperjuangan.

"Anda adalah teman seperjuangan saya, bagian dari sejarah partai, tapi di ruangan ini, kemarin kita menjatuhkan sanksi," ucap Komar, nada bicaranya bergetar, matanya berkaca-kaca. Rudy menunduk. Suasana tawa sontak berubah menjadi melow.

Komar melanjutkan, dari hasil proses klarifikasi, Rudy dinyatakan melanggar keputusan Kongres PDIP. Bahwa semua yang menyangkut capres dan cawapres adalah kewenangan Mega.

"Bapak Rudy ini adalah kader senior, maka sanksinya juga harus lebih berat. Karena itu, kita jatuhkan sanksi peringatan keras dan terakhir," tegas Komar, yang direspons anggukan oleh Rudy.

Lalu, surat berisi sanksi keras dan terakhir dalam map merah itu, diserahkan kepada Rudy. Rudy sempat mengangkat tangan kanannya memberi hormat kepada Komar ketika hendak menerima surat tersebut.

Rudy memastikan, menerima dengan penuh tanggung jawab sanksi keras dan terakhir yang dijatuhkan DPP PDIP. 

"Pada prinsipnya, saya sebagai kader senior partai mempunyai prinsip, sikap dan komitmen terhadap Ketua Umum PDI Perjuangan ibu Prof Dr Hj Megawati Soekarnoputri," tandasnya.

Asal tahu saja, sanksi keras dan terakhir ini diterima Rudy usai menyatakan dukungannya kepada Ganjar untuk maju sebagai calon presiden.

Namun, ia tetap menggarisbawahi bahwa dirinya tetap manut pada keputusan Ketum PDIP. "Saya mendukung satu juta persen," ucap Rudy, Selasa (18/10 lalu).

Menurutnya, Gubernur Jateng itu laku dijual. Buktinya, satu persatu partai di luar PDIP mulai memberikan dukungan.

"Artinya, kader PDIP laku dijual. Ganjar dicalonkan PPP berarti kader itu apik to (bagus kan). Bukan hanya bagi internal (PDIP) saja, eksternal juga, ada PAN juga," tegasnya.

Selain loyalis Ganjar, loyalis Puan juga dipanggil untuk klarifikasi terkait pembentukan Dewan Kolonel.

Kelompok yang dibentuk oleh sejumlah anggota Fraksi PDIP di DPR untuk mendukung Puan maju di Pilpres 2024 ini, dinilai tidak sesuai AD/ART partai.

Beberapa pentolan Dewan Kolonel yang sudah dijatuhi sanksi diantaranya Trimedya Panjaitan, Johan Budi dan Prof Hendrawan.

"Ini kadang-kadang teman-teman ini kreatif, kelewat kreatif untuk cari muka," sentil Komar.

Menurut Komar, pihaknya akan memanggil sejumlah anggota Dewan Kolonel yang belum sempat dimintai keterangan.

"Kita sedang persiapkan untuk panggil gelombang berikutnya, tertibkan semua, tanpa terkecuali," janji Komar.

Lalu apakah Puan akan ikut dipanggil untuk klarifikasi terkait Dewan Kolonel? Menurut Komar, Puan tidak terlibat dalam proses pembentukan Dewan Kolonel tersebut.

"Mereka berinisiatif untuk melakukan itu, itu yang harus ditertibkan," tegasnya. 

Sebelum Rudy disanksi, Ganjar juga sudah disidang Hasto dan Komar. Bedanya, Ganjar hanya dikasih teguran tertulis. Ganjar disanksi terkait pernyataannya yang bilang "siap" saat ditanya wartawan tv terkait urusan Pilpres.

Sumber berita rm.id :
https://rm.id/baca-berita/parpol/146000/nanduk-loyalis-puan-nanduk-loyalis-ganjar-ibu-banteng-sedang-netral

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo