TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Disuruh Tobat Dan Buka Masker

Sambo-Putri Tak Berkutik Di Depan Ortu Brigadir J

Laporan: AY
Rabu, 02 November 2022 | 08:37 WIB
Putra Candrawaty dan Ferdy Sambo saat bertemu di persidangan di PN Jakarta Selatan. (Ist)
Putra Candrawaty dan Ferdy Sambo saat bertemu di persidangan di PN Jakarta Selatan. (Ist)

JAKARTA - Sidang pembunuhan berencana Brigadir Nopiransyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin, benar-benar menarik.

Orang tua dan keluarga Brigadir J yang memberikan kesaksian mampu membuat Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi, tak berkutik sedikitpun.

Keluarga Brigadir J minta Sambo dan Putri bertobat. Sambo dan Putri pun tak henti-hentinya minta maaf.

Kemarin, Sambo-Putri kembali menjalani persidangan sebagai terdakwa dalam pembunuhan Brigadir J.

Dalam sidang tersebut, untuk pertama kalinya Sambo-Putri bertemu langsung dengan orang tua Yosua, Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak. Orang tua Yosua dihadirkan di persidangan dalam status sebagai saksi.

Di persidangan kali ini, Sambo dan Putri datang terlebih dulu. Didampingi pengacaranya masing-masing, Arman Hanis dan Febri Diansyah.

Sambo dan istri mengenakan seragam dengan warna berbeda. Sambo menggunakan kemeja berwarna hitam, sedangkan Putri berwarna putih.

Saat memasuki ruang sidang, Putri memberikan salam dan pelukan kepada Sambo. Pasangan suami istri ini saling melepas kerinduan, karena tidak pernah bertemu di waktu yang sama saat sidang. Setelah itu, keduanya duduk sejajar di sisi kiri majelis hakim. Diapit Arman dan Febri.

Tak lama kemudian, keluarga Yosua menyusul. Ada 12 keluarga Yosua yang dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU). Di antaranya Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak. Kehadiran mereka didampingi kuasa hukumnya, Kamaruddin Simanjuntak.

Rosti yang kedapatan bertemu dengan pembunuh anaknya, beberapa kali terlihat menatap ke arah Sambo dan Putri. Sebelum akhirnya pindah ke pandangan lainnya. Begitupun dengan Samuel.

Bahkan, tatapan ayah Yosua kepada Sambo dan Putri tampak lebih lama dibandingkan Rosti. Namun di momen kali ini, Sambo dan Putri tidak membalas tatapan kedua orang tua korban yang dibunuhnya. Keduanya cuma memalingkan muka ke arah JPU.

Setelah dirasa keseluruhan pihak hadir, majlis hakim pun bersiap memulai sidang. Tepat pukul 10.30 WIB, majelis hakim yang dipimpin Wahyu Iman Santosa membuka sidang, dengan agenda mendengarkan saksi dari pihak keluarga Yosua.

Tidak sampai 30 menit usai sidang dibuka, Samuel memohon kepada hakim agar memerintahkan terdakwa membuka maskernya.

Mengingat selama persidangan, Sambo dan Putri selalu menutup sebagian wajahnya dengan masker.

"Mohon izin, saya menyampaikan maskernya supaya dilepas," kata Samuel dalam sidang.

Hakim ketua Wahyu Iman Santosa lantas memerintahkan terdakwa untuk membuka masker.

"Silakan terdakwa tolong dibuka maskernya," suruh Iman kepada Sambo dan Putri.

Mendengar perintah hakim, Sambo dan Putri tak bisa berkutik untuk menolak. Keduanya pun membuka masker, sehingga  wajah keduanya terlihat jelas di kamera. Di momen ini, tergambar raut wajah yang berbeda dari Sambo dan Putri.

Sambo terlihat lebih tenang. Percaya diri dan terkesan datar saat menatap ayah dan ibu Yosua. Berbeda dengan Putri yang tampak menunduk dan sesekali melihat dengan raut wajah sedih ke arah orang tua Yosua.

Setelah dibuka, Samuel kemudian mengaku mengenali sosok Sambo yang menjadi atasan anaknya semasa bekerja di Korps Bhayangkara.

"Ada beberapa hal, Pak FS (Ferdy Sambo) ini seorang ayah bagi anak-anaknya. Saya pun seorang ayah bagi anak saya. Jadi bagaimana kebalikannya peristiwa ini. Pak FS jadi saya, saya jadi FS, dengan begitu sadis nyawa anak saya diambil di rumahnya sendiri," lanjut Samuel.

Samuel pun menyampaikan hal serupa kepada istri Sambo, Putri. Samuel bilang, selama ini dirinya mengenal Putri sebagai sosok bos yang baik bagi anaknya.

"Seorang perempuan itu adalah berhati nurani yang sangat halus. Begitu di rumahnya kejadian sadis begitu, seandainya anaknya begitu, bagaimana perasaannya?” ucap Samuel.

Di kesempatan sama, Rosti yang mengenakan ikat kepala menangis saat menceritakan sosok anaknya ketika bekerja di rumah mantan Kadiv Propam Polri tersebut. Hatinya hancur mendengar kabar bahwa putra kesayangannya tewas dibunuh bosnya.

“Di sini, saya sebagai ibu begitu hancurnya, begitu tersayatnya hatiku mendengar berita Yosua terbunuh dengan sadisnya di tangan atasannya, yang selayaknya melindungi dan memberikan keamanan baginya,” ucap Rosti tersedi-sedu.

Padahal, Yosua adalah anak yang ceria dan paling patuh hormat kepada siapapun yang ditemuinya. Sebab dia selalu selalu mengajari anak-anaknya agar berbuat baik di manapun.

"Saya selalu meminta pengharapan kepada Tuhan agar anakku selamat dalam pekerjaan. Namun anakku dihabisi, anakku dirampas nyawanya dengan sadisnya di tangan Ferdy Sambo,” tegas dia.

Karena itu, dia meminta Sambo dan istri bertaubat. Memohon ampun kepada Tuhan.

"Agar FS segera sadar, bertobat, hidup ini tidak kekal dan abadi. Kalau Tuhan kehendaki, semua akan musnah. Apa yang kita tabur akan kita tuai," sambung Rosti.

Rosti juga menyampaikan pesan ke Putri. Dia meminta Putri berkata jujur agar kasus pembunuhan terhadap Brigadir Yosua bisa jelas.

"Ibu, sadarlah, terlalu kejam, terlalu kejam seorang ibu melihat, mengetahui, mendengar, Ibu punya mata, Ibu diberi Tuhan hati nurani tapi sia-sia sudah hati. Jadi taubatlah, berkata jujur, agar arwah anakku tenang. Ibu rela anak Ibu disiksa?" tekannya.

Di akhir sidang, Rosti meminta agar gawai Yosua dapat dikembalikan. Baginya, seluruh bukti informasi komunikasi ada di alat komunikasi anaknya.

"Ada HP-nya, handphone-nya, ada laptopnya, ada barang-barang lainnya mohon ditunjukkan. Jangan dihilangkan dan disembunyikan. Kami sebagai orang tua berhak atas milik anak kami," pintanya.

Sambo Dan Putri Minta Maaf

Sambo dan Putri yang diberikan kesempatan berbicara, memanfaatkan momen tersebut untuk meminta maaf kepada orang tua Yosua.

Pasangan suami-istri ini secara bergantian menyampaikan maaf kepada keluarga Yosua atas perbuatan yang telah menghilangkan nyawa eks ajudannya tersebut.

“Saya memahami perasaan Bapak dan Ibu. Saya mohon maaf atas apa yang terjadi. Saya sangat menyesal saat itu saya tidak mampu mengontrol emosi dan tidak jernih,” ujar Sambo.

Jenderal bintang dua ini menegaskan, kasus pembunuhan itu terjadi tak lepas dari perbuatan Yosua kepada Putri. Karena perbuatan itulah, Sambo mengaku tidak bisa mengontrol kemarahannya pada Yosua.

“Saya yakini bahwa saya telah berbuat salah dan saya akan bertanggung jawab secara hukum. Saya juga sudah minta ampun kepada Tuhan,” tegas Sambo.

Sementara itu, Putri juga menyampaikan hal yang serupa. Kepada orang tua Yosua, Putri menyampaikan duka cita dan permintaan maaf atas tewasnya Yosua. Putri menegaskan, dirinya dan Sambo tidak menginginkan kasus ini terjadi.

Sebagai seorang ibu, Putri mengaku bisa merasakan apa yang dirasakan Rosti Simanjuntak.

"Untuk itu, dari kerendahan hati yang dalam saya mohon maaf untuk ibunda Yosua beserta keluarga atas peristiwa ini,” ungkap Putri.

Sumber berita rm.id :

https://rm.id/baca-berita/nasional/146853/disuruh-tobat-dan-buka-masker-samboputri-tak-berkutik-di-depan-ortu-brigadir-j

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo