TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Soal Pilihan Capres, Cara Puan Beda Dengan Om-nya

Laporan: AY
Jumat, 20 Januari 2023 | 08:44 WIB
Puan Maharani. (Ist)
Puan Maharani. (Ist)

JAKARTA - Sikap Guntur Soekarnoputra yang blak-blakan mendukung Ganjar Pranowo ditanggapi kalem oleh Puan Maharani. Cara keponakan Guntur ini berbeda dengan omnya. Ia tetap memilih sabar menunggu keputusan ibunya, yakni Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP.

Kendati demikian, Puan tidak menyalahkan pilihan omnya itu. Menurut Ketua DPR itu, semua orang berhak menyampaikan aspirasi terkait calon presiden maupun calon wakil presiden yang akan dijagokan di Pilpres 2024.

"Semua orang boleh punya pilihan," kata Puan, di Kompleks Parlemen, Jakarta, kemarin.

Namun, sebagai kader PDIP, ada aturan main yang harus ditaati. Sebab, kongres partai telah menyerahkan sepenuhnya keputusan soal capres atau cawapres kepada Mega.

"Kami menunggu apa yang menjadi pilihan yang akan diumumkan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, siapa calon presiden atau calon wakil presiden dari PDI Perjuangan," sambungnya.

Untuk itu, ia meminta semua pihak khususnya kader PDIP, untuk bersabar menunggu keputusan ibunya. Ia memastikan, Presiden ke-5 RI itu akan mengumumkan di waktu yang tepat.

"Jadi, selama belum ada pengumuman dari Ketua Umum PDI Perjuangan, kita tunggu dulu, sabar, siapa nanti yang akan diumumkan," terang Ketua DPR perempuan pertama ini.

Sebelumnya, Guntur blak-blakan mengaku lebih mendukung Ganjar Pranowo ketimbang Puan untuk maju di Pilpres 2024. Bagi Guntur, capres dan cawapres yang didukung tidak harus berasal dari trah Bung Karno. Siapa pun berhak menjadi pemimpin di negeri ini.

"-Saya berhak dong kalau milih Ganjar," ungkap Guntur, dalam sebuah program wawancara di SCTV, belum lama ini.

Keputusan Guntur yang lebih memilih Ganjar ketimbang Puan tentu mengejutkan banyak pihak. Sebab, selama ini, Puan juga digadang-gadang maju di Pilpres 2024.

Politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno mengaku menghormati pandangan Guntur selaku senior. Tetapi, di dalam AD/ART PDIP, Pasal 8 dan Pasal 15 jelas mengatur bahwa keputusan soal capres dan cawapres sepenuhnya ada di tangan Mega.

"Jadi, pandangan di luar keputusan ketum kami pandang sebagai dinamika aspirasi," kata Hendrawan, kepada Rakyat Merdeka tadi malam.

Memang Guntur diketahui bukan bagian dari internal PDIP. Sehingga bebas untuk menyampaikan dukungan terkait capres dan cawapres.

Sementara, kader PDIP, baik yang senior maupun junior, yang coba-coba bicara soal copras-capres telah mendapat sanksi dan teguran tegas dari DPP PDIP. Beberapa yang kena tegur itu antara lain Ganjar dan loyalisnya yakni FX Hadi Rudyatmo. Termasuk loyalis Puan yang tergabung dalam Dewan Kolonel.

Guntur memang pernah bergelut di dunia politik. Tapi, mantan Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) PNI-Front Marhaenis ini memutuskan tidak bergabung ke partai mana pun setelah menolak kebijakan era Orde Baru terkait fusi atau penggabungan partai politik.

Karena itu, putra sulung Bung Karno ini jarang muncul ke publik terkait politik. Sehingga pernyataannya ketika mendukung Ganjar cukup menarik perhatian.

Pengamat politik Ray Rangkuti menilai, pernyataan Guntur tidak bisa dipandang sebelah mata. Meskipun kakak kandung Mega ini tidak punya posisi di PDIP.

"Kalau levelnya Guntur ada pengaruhnya di internal partai, karena lumayan dihormati. Itu sesuatu banget. Saya kira termasuk Ibu Mega pasti mendengar dan menyimak itu," kata Ray, dalam perbincangan dengan Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), tadi malam.

Apalagi, sejak tak lagi bergelut di dunia politik, Guntur juga disebut-sebut berperan sebagai mentor politik Mega dan cukup berpengaruh di belakang layar.

"Saya pikir salah satu yang dihormati Ibu Mega saat ini adalah Pak Guntur. Jarang beliau tampil, itu sesuatu banget. apalagi meng-endorse seseorang," pungkasnya. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo