TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Ramadan dan Jumat Agung Persatukan Anak Bangsa Dalam Bingkai Toleransi

Laporan: AY
Jumat, 07 April 2023 | 09:24 WIB
Sekretaris Eksekutif Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Pdt Jimmy Sormin. (Ist)
Sekretaris Eksekutif Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Pdt Jimmy Sormin. (Ist)

CIPUTAT - Ramadan telah memasuki pertengahan yang dibarengi juga dengan perayaan Jumat Agung bagi umat Kristiani. Alhasil, Ramadan kali ini tidak hanya sebagai perayaan ritual agama Islam, namun juga mempersatukan kebersamaan sesama anak bangsa yang berbeda agama dalam menjalankan perintah agamanya.

Sama dengan ibadah puasa di Bulan Ramadan, perayaan Jumat Agung juga diharapkan dapat membawa suasana saling menghargai satu dengan yang lainnya. Toleransi yang terbangun antarumat beragama akan semakin kuat dengan adanya momentum perayaan umat beragama yang beriringan.

Sekretaris Eksekutif bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Pdt Jimmy Sormin menyampaikan, momentum kebersamaan yang dicita-citakan perlu diupayakan dari seluruh anak bangsa.

“Apa pun situasinya, di mana pun dan kapan pun, kita bisa membuat momentum kebersamaan, suasana yang rukun dan damai, untuk saling memahami serta melindungi satu sama lainnya. Oleh karenanya, ketika Ramadan ini bersamaan juga dengan masa Jumat Agung dan Paskah, ini merupakan waktu yang sangat baik untuk kita saling menghargai satu sama lainnya,” ujar Jimmy.

Ia menjelaskan, seluruh anak bangsa perlu memahami bahwa negara ini ada dalam keberagaman. Artinya, setiap umat beragama di Indonesia bisa merayakan apa yang diimaninya secara berbeda.

Pada Ramadan kali ini, umat Islam suka cita menjalankan ibadah puasa. Sementara ada umat lainnya yang merayakannya secara kekristenan, yaitu masa Trihari Suci, yang terdiri dari Kamis Putih, Jumat Agung, dan Paskah.

“Ibarat wajah yang harus selalu dirawat, tidak hanya wajah yang fisik saja yang perlu kita poles dan manjakan supaya terlihat indah di hadapan banyak orang. Tapi juga wajah ke-Indonesiaan dan kemasyarakatan kita yang beragam yang perlu kita rawat. Sudah sejak semula ada perbedaan, tapi bagaimana mengupayakannya untuk selalu menjadi momentum yang menjaga, mengapresiasi, merawat, menghargai, melengkapi satu sama lainnya. Ini yang harus kita terus rawat bersama," imbuh Jimmy.

Ia menjelaskan, rasa kebersamaan sesama anak bangsa dapat terwujud dengan selalu membuka ruang perjumpaan. Misalnya di masa puasa ini, umat Kristen bisa bersama-sama ikut serta dalam menyemangati dan mendukung saudara-saudara yang berpuasa.

Demikian juga yang Muslim misalnya atau beragama lain, di masa paskah boleh saling menyelamati atau memberikan dukungan, juga menjaga keamanan dan ketertibannya satu sama lain. Hal ini dilakukan supaya semua bisa merasakan adanya kebersamaan sebagai warga negara yang memiliki keagamaan atau keimanan yang berbeda.

"Ruang perjumpaan itu harus selalu dibuat, tidak hanya dalam bentuk berdialog secara formal, tapi justru harus dalam bentuk dialog aksi. Itu bisa dibangun juga melalui percakapan di media digital. Di ruang digital juga perlu kita bangun narasi yang meneduhkan, menyemangati, menguatkan, dan bukan sebaliknya. Ini yang kita butuhkan supaya kekayaan bangsa ini dengan keberagaman itu bisa terus terawat dan itu menjadi berkat bagi bangsa ini," tambah Jimmy.

Dirinya juga menekankan pentingnya peranan para pemuka agama dalam memberikan pengaruh yang baik terhadap komunitasnya.

"Pemuka agama adalah panutan dan memiliki kepemimpinan yang dapat mempengaruhi orang banyak, terutama umatnya. Merupakan tugas para pemuka agama untuk memberikan imbauan atau ujaran yang membuat umatnya memahami konsep keberagaman itu sendiri,” ucapnya. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo