TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Kenaikan Harga Cabe Tidak Wajar, Apa Sih Penyebabnya

Pemerintah Harus Segera Turun Tangan

Oleh: Farhan
Jumat, 15 Desember 2023 | 11:23 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Harga cabe di beberapa daerah, melonjak. Sejak Oktober 2023, harga cabe, yang biasanya di kisaran Rp 40 ribu per kilogram (kg), terkerek menjadi Rp 75 ribu.

Bahkan, di Jakarta, harga cabe sangat "pedas". Berdasarkan data Info Pangan DKI Jakarta per Rabu (13/12/2023), harga cabe rawit meroket ke angka Rp 105 ribu per kilogram. Di Pasar Tanah Abang, harganya mencapai Rp 120 ribu per kilogram.

Kenaikan harga cabe rawit, membuat Presiden Jokowi turun tangan. Jokowi, blusukan ke pasar di Pekalongan, Jawa Tengah. "Apa sulit sih tanam cabe. Sulit? Sulit karena hama atau karena bibit?" tanyanya.

Jokowi meminta, lahan pertanian cabe terus ditingkatkan, agar produksi bisa naik dan harga dapat diturunkan.

"Saya kira harga yang masih tinggi itu beras, cabe. Ini ada masalah pasokan, ada masalah distribusi, karena di sebuah provinsi ada harga cabe rawitnya Rp 50 ribu, tapi di Jawa ada yang Rp 110 ribu-Rp 130 ribu," kata Jokowi, dalam Rapat Kabinet Paripurna.

Bukan hanya ibu rumah tangga yang kelimpungan karena naiknya harga cabe.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Kali Lima Indonesia, Ali Mahsun Atmo mengaku, kenaikan harga membuat para pedagang pasar juga mengeluh. 

Ia pun meminta Pemerintah serius menangani masalah ini. "Pertama, operasi pasar, walaupun tidak efektif. Kedua, Pemerintah khususnya Kemendag, Pemerintah Daerah wajib mensubsidi logistik transportasi kebutuhan pokok. Biaya logistik juga mahal," anjurnya.

Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron menduga, ada yang tidak wajar dalam kenaikan harga cabe. Kata dia, ada spekulan yang bermain dalam hal ini. "Para pemain-pemain kartel dan spekulan mungkin sedang bermain," duganya.

Untuk lebih jelasnya, berikut wawancara dengan Ali Mahsun Atmo terkait kenaikan harga cabe di beberapa daerah. 

Harga cabe melambung, bahkan sudah mencapai Rp 120 ribu per kg. Tanggapan Anda?

Naiknya harga cabe karena rendahnya produksi, sedangkan kebutuhannya meningkat jelang Nataru (Natal dan Tahun Baru). Memang kebutuhan stok dan permintaannya tidak seimbang.

Apa yang perlu dilakukan agar harga cabe menurun?

Yang pertama, Pemerintah harus segera turun tangan untuk mengendalikan kenaikan kebutuhan harga kebutuhan pokok menjelang Nataru. Sebab, bukan hanya harga cabe yang naiknya cukup tinggi. Beras, minyak goreng, sayuran juga naik. Memang cabe ini yang paling ekstrem harganya. 

Bagaimana caranya Pemerintah menekan harga cabe di pasaran?

Yang pertama, operasi pasar, walaupun tidak efektif. Yang kedua, Pemerintah khususnya Kemendag dan Pemerintah Daerah wajib mensubsidi logistik transportasi kebutuhan pokok. Biaya logistik juga mahal.

Apa catatan lainnya?

Kementerian Pertanian juga tidak bisa setiap tahun melakukan langkah-langkah yang sifatnya ad hoc, harus ada master plan yang jelas, sehingga dari sisi produksi dan rantai pasok, harus diatur negara. 

Memangnya saat ini bagaimana pengelolaannya?

Saat ini, seakan-akan negara tidak hadir. Setiap ada momen-momen tertentu, harga kebutuhan pokok itu dibiarkan naik seenaknya.

Kemendag juga kurang optimal dalam menjalankan peran dan fungsinya, serta tugas besarnya. Oleh karena itu, saya minta kepada Kemendag untuk segera berperan. 

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo