TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Sri Mulyani Direpotin Urusan Anak Buah

Laporan: AY
Senin, 29 April 2024 | 09:22 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Ramenya kritik terhadap kinerja Bea Cukai yang viral belakangan ini, membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani harus turun gunung. Malam-malam, Sri Mul harus sidak (inspeksi mendadak) langsung ke Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten dan menggelar rapat soal Bea Cukai. Sri Mul yang belum lama ini baru pulang dari Amerika, dibikin repot oleh urusan anak buahnya.
Dalam sebulan terakhir, media sosial rame oleh keluhan netizen terkait sepak terjang Bea Cukai di Bandara Soetta. Misalnya keluhan yang disampaikan akun pengguna Tiktok bernama @radhikaalthaf. Dia mengeluh soal pajak yang harus dibayarnya dari sepatu olahraga yang telah dibelinya dari luar negeri.
Menurut pengguna akun tersebut, petugas Bea Cukai Bandara Soetta mewajibkannya bayar bea masuk sebesar Rp 31,8 juta. Padahal sepatu olahraga yang dibelinya hanya seharga Rp 10, juta, dengan biaya shipping Rp 1,2 juta.

Curhatan lain diungkap Rizalz, pengguna Twitter dalam akun @ijalzaid terkait alat taptilo. Rizalz tak habis pikir, alat yang diperoleh secara hibah dari Korea Selatan untuk Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ia kelola dikenakan bea masuk hingga ratusan juta. Akhirnya, barang yang sudah tiba sejak Desember tahun 2022 itu, belum jadi diambil karena tingginya bea masuk yang harus dibayar.
Selain itu, masih ada beberapa kasus yang sempat viral dan jadi sorotan warganet. Mulai dari pajak tinggi yang dibebankan kepada perempuan pekerja migran yang membawa emas dari luar negeri, hingga kasus robot milik konten kreator bernama Medy Renaldy.
Tak ingin masalah ini menjadi bola liar, Sri Mul ikut turun tangan. Sabtu (27/4/2024) malam, Sri Mul datang ke Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Bandara Soetta. Bersama sejumlah jajaran di Kemenkeu, Sri Mul kemudian menggelar rapat dengan para petugas Bea Cukai Bandara.

“Saya mengundang mereka karena ingin mendapatkan laporan mengenai berbagai isu-isu dan masalah yang muncul di publik dan media sosial berkaitan dengan pelayanan Bea Cukai. Ada berbagai kasus yang viral,” ungkap Srimul melalui Instagram resminya @smindrawati, Minggu (28/4/2024).
Usai rapat, ia memberi penjelasan mengenai tiga kejadian. Pertama, soal sepatu. Sri Mul menuturkan, ditemukan persoalan pada nilai sepatu yang dilaporkan oleh Perusahaan Jasa Titipan (PJT), dalam hal ini DHL. Nilai yang dilaporkan DHL lebih rendah dari harga sebenarnya, sehingga ada denda.

Pembayaran denda itu dilakukan oleh perusahaan DHL, jadi bukan Saudara Radhika Althaf. Saat ini masalah sudah selesai. Sepatu itu sudah diterima penerima barang dan kewajiban kepabeanan telah diselesaikan,” urai Srimul.

Kedua, taptilo atau 20 keyboard milik SLB. Barang ini dikirim oleh DHL, Minggu (18/12/2022). Diakui Sri Mul, barang ini sudah cukup lama karena nilainya di atas 1500 dolar AS.
“DHL mengajukan pemberitahuan untuk barang impor khusus pada 28 Desember 2022, dan menggantikan tujuannya dari SLB sebagai badan kepada perorangan dalam hal ini kepala sekolah,” terangnya.
Sejak 17 Januari 2023, Bea Cukai meminta dokumen pendukung untuk permohonan tersebut. Proses ini tidak dilanjutkan, dan disebut oleh Bea Cukai sebagai Barang Tidak Dikuasai (BTD).

“Kami sampaikan, Bea Cukai tangani berbagai kebutuhan masyarakat dan berbagai jenis pengiriman barang dalam kasus hibah untuk SLB ini. Bea Cukai kemudian mengontak dan berkomunikasi langsung dengan pemilik akun X yang viralkan dengan akun @ijalzaid, dan saat ini ada komunikasi dan respons baik,” tutur Srimul.
Ia memastikan, Bea Cukai Soekarno Hatta akan menyelesaikan barang tertahan milik SLB itu, hari ini. “Bea Cukai Soetta akan selesaikan pada Senin (29/3/2024) dengan pihak SLB dan diharapkan selesai,” tutur Sri Mulyani.
Ketiga, robot mainan. Sri Mul menilai, kasus ketiga ini mirip dengan pengiriman sepatu. Jadi penerima mendapatkan barang sebagai hadiah, tetapi nilai barang itu disebukan lebih kecil dari nilai sebenarnya.

“Bea Cukai dalam hal ini melakukan koreksi sehingga kemudian muncul kewajiban bea masuk dan telah diselesaikan pembayaran yang bersangkutan,” katanya.
Ia mengakui, banyak kasus yang diterima Bea Cukai. Ia pun meminta Bea Cukai untuk terus meningkatkan pelayanannya. “Masyarakat ingin ada kepastian, ada kecepatan, kenyamanan,” pesan mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo