Polri Diminta Gerak Cepat Tangkap Penebar Teror Bom Pesawat Saudi

JAKARTA - Dalam sepekan terakhir, terjadi dua kali ancaman teror bom pada pesawat yang membawa jemaah haji dari Arab Saudi menuju Indonesia. Meski ancaman tersebut tidak terbukti, DPR meminta aparat penegak hukum meningkatkan kesiapsiagaan dan antisipasi.
Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal mengatakan, aparat penegak hukum, termasuk intelijen, harus siap mengantisipasi ancaman teror pada pesawat yang sudah dua kali terjadi. Polri dan badan-badan intelijen dengan berbagai kekuatannya mesti bisa melakukan deteksi dini terkait teror bom di pesawat.
Cucun ingin aparat bergerak cepat menangkap sosok penebar ancaman yang membuat takut masyarakat ini. “Kami komunikasi dengan intelijen dan aparat penegak hukum. Supaya betul-betul mengantisipasi ini jangan sampai terjadi lagi,” katanya dalam keterangan persnya, Sabtu (21/6/2025).
Cucun mengapresiasi langkah maskapai yang cukup telah mengikuti protokol keselamatan. “Kalau dianggap penting untuk landing di suatu bandara, pasti akan dilakukan. Jangan dianggap main-main. Kalau bicara ancaman bom, jangan dianggap sepele,” ucapnya.
Anggota Komisi III DPR Hasbiallah Ilyas menambahkan, Polri wajib bekerja keras mengungkap kasus teror bom terhadap pesawat Saudia Airlines dengan penerbangan dari Jeddah menuju Jakarta dan Surabaya. Kasus ancaman bom ini terjadi dua kali dengan pola yang sama, namun setelah diperiksa secara menyeluruh tidak ditemukan adanya bom atau bahan bom.
Dia menyimpulkan, hal ini murni teror. “Yang penting adalah mengungkap motif dan pelaku teror ini. Supaya tidak menjadi hambatan bisnis penerbangan internasional dan hubungan bilateral kita dengan Arab Saudi khususnya,” ujarnya.
Hasbiallah mendukung langkah Polri bekerja sama dengan FBI dari Amerika Serikat (AS) untuk mengusut kasus ini. FBI memiliki pengalaman mendalam dalam menangani kasus teror semacam ini pada level global.
“Sudah tepat Polri menggandeng FBI. Tapi ada baiknya Polri juga menggandeng Interpol, jadi semakin besar peluang keberhasilan kasus ini segera terungkap,” harapnya.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan, sumber ancaman bom pesawat Saudia Airlines yang membawa pulang ratusan jemaah haji Indonesia masih ditelusuri. Pihaknya melibatkan FBI dalam penelusuran sumber ancaman bom pesawat Saudia Airlines.
Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan FBI untuk meneliti email yang ada. Sementara kami dapati email yang dikirim tidak sesuai dengan nama yang dimaksud. Sehingga kami sedang melakukan pendalaman lebih lanjut,” katanya di Jakarta, Sabtu (21/6/2025).
Menurut Listyo, alamat email yang mengirimkan ancaman bom tidak bersesuaian dengan pemilik email. Asal email tersebut terdeteksi berada di wilayah Arab Saudi. Sehingga pendalaman juga dilakukan bersama otoritas negara tersebut.
Sebelumnya, dua pesawat Saudia Airlines tujuan Indonesia harus mendarat darurat akibat mendapat ancaman bom. Kejadian pertama, pesawat dengan nomor penerbangan SV-5276 mendapat ancaman bom dikirimkan oleh orang tidak dikenal melalui surat elektronik pada Selasa (17/6/2025) pukul 07.30 WIB.
Pesawat itu berangkat dari Jeddah, Arab Saudi, menuju Jakarta dengan membawa sebanyak 442 haji Kloter 12 Debarkasi Jakarta-Bekasi. Menyikapi ancaman teror itu, pilot pesawat Saudia Airlines memutuskan melakukan pendaratan darurat ke Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Kejadian kedua, pada pesawat Saudia Airlines yang membawa 376 jemaah haji tujuan Bandara International Juanda Surabaya, pada Sabtu (21/6.2025). Pesawat itu juga mendarat darurat di Bandara Kualanamu. Pengalihan pendaratan itu merupakan langkah teknis untuk menjamin keselamatan penerbangan.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 8 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 9 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu