TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Rencana Migrasi Kompor Elpiji Ke Listrik

Benahi Dulu Kendalanya, Jangan Beratkan Rakyat

Laporan: AY
Minggu, 25 September 2022 | 10:23 WIB
Kompor listrik. (Ist)
Kompor listrik. (Ist)

JAKARTA - Pemerintah bakal melakukan sosialisasi migrasi kompor elpiji ke kompor listrik. Untuk tahap uji coba, dua ribu paket kompor listrik gratis siap diberikan kepada masyarakat.

Paket kompor listrik gra­tis ini bakal diberikan kepada masyarakat yang terdata di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan memiliki listrik.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, dampak jangka panjang migrasi kompor elpiji ke kompor listrik, bakal mengurangi impor elpiji.

Untuk diketahui, saat ini 75 persen elpiji yang dinikmati masyarakat adalah impor.

“Beban subsidi akan berkurang. Ketahanan energi kita juga semakin kuat, kelebihan pasokan listrik yang saat ini terjadi bisa dikurangi,” kata Mamit kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) kemarin.

Kendati begitu, kata dia, peng­gunaan kompor listrik masih harus dibarengi dengan kom­por lain. Karena, jika pasokan listrik terganggu masyarakat tidak bisa memasak. Kendala lainnya, saat ini harga kompor listrik cukup mahal, dan daya listriknya tinggi.

“Kendala dan kekurangan ini harus segera dibenahi, sebelum migrasi kompor elpiji ke kom­por listrik dilaksanakan masif,” saran Mamit.

Sesuai informasi dari Pemerintah, lanjut Mamit, mekanisme konversi kompor elpiji ke kom­por listrik dengan memberikan jalur khusus hanya untuk kompor listrik. Pemasangannya gratis. Masyarakat juga mendapatkan kompor dan peralatannya gratis.

“Kompor listrik jangan sam­pai memberatkan masyarakat. Tarif listriknya harus disubisidi. Intinya, migrasi ini harus lebih menguntungkan masyarakat dan Pemerintah,” ujar Mamit.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, program konversi kompor elpiji ke kom­por listrikm belum akan diber­lakukan tahun ini.

Pemerintah masih akan meman­tau dan mendengar masukan dari masyarakat, termasuk memonitor pemberitaan di media. Serta meli­hat langsung kondisi di lapangan terkait konversi dari kompor elpiji menjadi kompor listrik

"Pembahasan anggaran dengan DPR terkait program konversi kompor elpiji ke r listrik belum dibicarakan dan belum disetujui. Sifatnya masih uji coba proto­type,” kata Airlangga, saat kon­ferensi pers terkait Program Kon­versi Kompor Elpiji ke Kompor Listrik di Jakarta, Jumat (23/9).

Untuk uji coba, lanjut Air­langga, dari yang direncanakan sebelumnya 300 ribu unit, akan dilakukan 2 ribu unit dan akan di­laksanakan di Bali dan Solo (Jawa Tengah) hingga akhir tahun.

Hasil dari uji coba ini akan dievaluasi dan perbaikan. Pe­merintah juga akan menghitung dengan cermat segala biaya dan risiko dan memperhatikan kepentingan masyarakat. Ser­ta mensosialisasikan kepada masyarakat sebelum program konversi diberlakukan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menilai, penggunaan kom­por listrik dapat mengatasi surplus pasokan daya listrik PTPLN (Per­sero). Penggunaan kompor listrik dapat meningkatkan permintaan listrik masyarakat.

“Kalau kita pasang 10 juta kompor listrik, kira-kira bisa menyerap 5 giga watt,” ujarnya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (23/9).

Sekretaris Jenderal Kemente­rian ESDM Rida Mulyana men­gatakan, hingga akhir tahun nan­ti setidaknya akan ada kelebihan pasokan daya listrik atau surplus listrik PLN sebesar 6 gigawatt (GW) hingga 7 MW.

“Kelebihan pasokan daya lis­trik itu terjadi di hampir seluruh Indonesia. Namun, mayoritas kelebihan daya terjadi di Pulau Jawa,” ujar Rida.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, meski Pemerintah sudah melakukan sosialisasi mi­grasi dari kompor elpiji ke kom­por listrik, namun pasokan gas elpiji tidak akan dihentikan.

“Elpiji tidak boleh langsung ditiadakan. Sebab, infrastruktur elpiji ini bagian dari ekonomi In­donesia. Masyarakat kita yang di bawah seperti pedagang asongan dan UMKM harus ada alternatif gas,” jelas Erick di Kantor PLN, Rabu (21/9).

Selain itu, lanjut dia, infrastruk­tur yang ada di elpiji sekarang, seperti agen dan pangkalan elpiji, juga tidak boleh langsung di­matikan. Karena itu bagian dari ekonomi Indonesia juga.

Sementara, Staf Khusus Men­teri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, penggunaan kom­por listrik jauh lebih hemat dibandingkan dengan elpiji.

“Migrasi kompor gas ke lis­trik untuk mengurangi subsidi. Selain itu, membuat biaya hidup masyarakat juga ikut turun. Sekitar 40 persen lebih murah daripada menggunakan elpiji,” kata dia. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo