TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Harga Beras RI Disebut Paling Mahal

Mendag Pasang Badan

Laporan: AY
Sabtu, 24 Desember 2022 | 11:49 WIB
Menteri Perdagangan saat meninjau pasar tradisional. (Ist)
Menteri Perdagangan saat meninjau pasar tradisional. (Ist)

JAKARTA - Setelah impor, kisruh seputar beras ternyata masih belum reda. Kali ini, so­al data yang diungkap Bank Dunia yang menyebut harga beras RI paling mahal dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Benarkah? Men­jawab soal ini, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pasang badan.

Untuk diketahui, Bank Dunia menyam­paikan data yang cukup mengejutkan. Dalam laporan Indonesia Economic Prospect (IEP) edisi Desember 2022, Bank Dunia menyebutkan bahwa harga beras di Indonesia dalam satu dekade terakhir menjadi salah satu yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Menurut lembaga keuangan inter­nasional ini, harga beras di Indonesia lebih mahal dibandingkan Filipina, Vietnam, Kamboja, dan Thailand. Tingginya harga beras itu menjadi salah satu pendorong kenaikan inflasi harga pangan domestik.

Bank Dunia mengatakan harga be­ras di Indonesia 28% lebih tinggi dari harga di Filipina, serta lebih mahal dunia kali lipat dari harga di Vietnam, Kamboja, Myanmar dan Thailand.

Data yang disampaikan Bank Dunia itu tentu saja membuat kaget banyak orang. Apalagi di dalam negeri, po­lemik soal kebijakan pemerintah yang melakukan impor beras belum juga reda. Tentu saja, kabar ini menyulut kekecewaan banyak orang.

Namun, Menteri Zulkifli buru-buru pasang badan. Zulhas-sapaannya, membantah laporan Bank Dunia kalah harga beras di Indonesia termahal se-Asia Tenggara.

"Siapa bilang? enggak! Cek aja coba di Google, BPS Singa­pura tuh harga beras berapa," kata pria yang akrab disapa Zulhas itu kepada wartawan di Bogor, kemarin.

Zulhas tak mau menyebut data Bank Dunia tak valid. Hanya saja kata dia, harga beras memang tak mahal. "Cek saja," ujarnya.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi. Kata dia, mahal atau murahnya harga beras seharusnya dilihat dari tingkat daya beli masyarakat. Berasitu bukan hanya semata-mata harganya. Tapi daya beli masyarakat.

"Yang penting itu daya beli masyarakat bisa," ucap Arief.

Arief juga mengaku sudah memas­tikan harga beras di Indonesia bukan yang termahal se-ASEAN. Menurut­nya, selama harga beras masih bisa dijangkau atau dibeli masyarakat maka tidak ada masalah.

Wapres Ma'ruf Amin ikut menanggapi soal ini. Menurut Wapres, mengatakan, harga beras di tanah air memang fluk­tuatif tetapi dalam batas wajar, karena salah satunya dipengaruhi masa panen.

“Harga beras kalau dilihat sekarang ini memang agak naik ya. Tapi nanti saat panen itu turun, jadi ada masa turun ada masa naik, tapi dalam batas-batas yang wajar,” kata Kyai Ma'ruf usai membuka Konferensi Islam Tingkat ASEAN Ke-2 di Hotel Hilton, Badung, Nusa Dua, Bali, Kamis (22/12).

Sehingga menurut Wapres, dalam menilai harga beras semestinya dilihat secara rata-rata, tidak hanya saat harga tinggi atau rendah saja.

“Jadi kalau mau menilai harga beras itu harus dirata-rata, jadi ketika murah, ketika naik itu dirata-rata menjadi berapa,” ujarnya.

Sebab selain dipengaruhi waktu panen, sambung Wapres, harga beras di Indonesia juga cenderung naik pada situasi tertentu, seperti menjelang lebaran dan tahun baru.

"Memang di Indonesia begitu, kalau mau tahun baru naik, mau lebaran naik, dan keb­etulan paceklik kan? Nanti kalau sudah itu turun lagi,” terangnya.

Menteri Pertanian Syahrul Ya­sin Limpo juga tak sepakat dengan data yang disodorkan Bank Dunia soal harga beras Indonesia. Menurut dia, laporan Bank Dunia itu harus dicermati lebih lanjut, khususnya soal kapan data beras diambil.

”Saya pastikan, harga beras kita tidak pernah di atas HET (harga eceran tertinggi.red). Bahkan harga beras kita kedua terendah se-ASEAN,” ujarnya. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo