Turki Evakuasi 8.000 Orang Korban Gempa
Erdogan Terharu RI Dan Banyak Negara Ikut Bantu

TURKI - Pemerintah Turki menyampaikan ucapan terima kasih kepada banyak negara yang membantu penanganan korban gempa. Salah satunya, Indonesia, satu-satunya negara yang memperbantukan pesawat angkut Hercules C-130 beserta awaknya.
Pesawat yang datang ke Turki untuk mengangkut peralatan SAR serta bantuan kemanusiaan gelombang pertama pada 12 Februari lalu tersebut diperpanjang masa penugasannya. Pesawat itu diperbantukan untuk mengangkut logistik dari berbagai daerah di Turki ke wilayah yang terdampak gempa.
“Bapak Menteri Pertahanan RI yang memberikan perintah agar pesawat Hercules dan crews tersebut terus diperbantukan kepada pihak Turki untuk penanggulangan bencana. Beliau paham dalam situasi seperti ini masalah supply logistik menjadi sangat kritis,” ujar Duta Besar Indonesia untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal dalam keterangan tertulisnya yang diterima, kemarin.
“Pihak Turki sangat berterima kasih. Indonesia adalah satu-satunya negara yang meminjamkan pesawat angkut kepada Pemerintah Turki,” imbuh Dubes Iqbal.
Selama di Turki, pesawat Hercules milik TNI AU tersebut tersebut akan berbasis di Lanud Militer Turki Estimesgut, Ankara.
“Kami sudah langsung berkoordinasi dengan Operation Center Angkatan Udara Turki untuk menentukan jadwal, rute dan misi pesawat. Yang jelas, seluruh crew sudah sepenuhnya siap menjalankan misi kemanusiaan bagi saudara-saudara kami di Turki,” ujar Kolonel Penerbang Wisoko, Mission Commander pesawat tersebut.
Gelombang pertama misi (tim) kemanusiaan Pemerintah pasca gempa bumi di Turki, tiba di Bandara Adana, Turki Minggu (12/2). Misi tersebut dibawa dengan 2 pesawat TNI AU yang tiba pada dua waktu yang berbeda. Salah satunya pesawat yang kini dikerahkan di Turki.
Pendaratan bantuan kemanusiaan Indonesia pertama pukul 10.05 waktu setempat dengan B 737-400 membawa 47 personel Medium Urban SAR BASARNAS (MUSAR Inasar) dan perlengkapan ringan.
Sementara itu, pendaratan bantuan kedua pada pukul 17.00 waktu setempat dengan Hercules C-130 membawa perlengkapan berat dan bantuan kemanusiaan dari Kementerian Pertahanan.
Ucapkan Terima Kasih
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berterima kasih kepada semua negara atas bantuan yang mereka berikan untuk upaya pencarian dan penyelamatan serta bantuan setelah gempa bumi Magnitudo 7,8 dan Magnitudo 7,5 kembar yang kuat di tenggara Turki.
Dalam pesan video yang dikirim ke World Government Summit di Dubai, Uni Emirat Arab, Selasa (14/2), Erdogen mengatakan, tim telah menarik lebih dari 8.000 orang selamat dari puing-puing gempa sejak gempa kuat melanda Turki, pekan lalu.
Dia juga menyebut lebih dari 81 ribu orang yang terluka akibat gempa bumi telah dipulangkan dari rumah sakit.
“Saya ingin sekali lagi berterima kasih kepada semua negara sahabat dan saudara yang telah mengumpulkan bantuan untuk negara kami siang dan malam, mendukung upaya pencarian dan penyelamatan kita dengan tim mereka serta tidak melupakan kami dalam doa mereka,” kata Erdogan dikutip Anadolu, kemarin.
Erdogan menegaskan, Turki, yang sedang menghadapi salah satu bencana alam terbesar dalam sejarah umat manusia, tidak akan pernah melupakan persahabatan yang ditunjukkan banyak negara.
“Bencana gempa sekali lagi menunjukkan pentingnya solidaritas internasional,” ujar Erdogan.
Sejauh ini, Turki telah menerima pesan dukungan dan belasungkawa dari lebih dari 100 negara, termasuk Uni Emirat Arab yang menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tersebut.
“Pentingnya platform bilateral dan multilateral telah menjadi bukti hari ini saat sistem global dikelilingi oleh krisis,” kata Erdogan, seraya menegaskan kembali bahwa dunia yang lebih adil adalah hal yang sangat mungkin.
“Dalam hal ini, Turki dan negara-negara Teluk merupakan poros utama untuk keamanan, stabilitas, kemakmuran, dan integrasi ekonomi kawasan kami. Tidak mempertimbangkan stabilitas dan keamanan kami sendiri secara terpisah dengan stabilitas dan keamanan kawasan Teluk,” katanya lagi.
KTT World Government digelar dengan tema “Membentuk Pemerintahan Masa Depan”, dan membawa para pemimpin, pakar global, dan pembuat keputusan dari seluruh dunia untuk berbagi dan berkontribusi pada pengembangan alat, kebijakan, dan model yang penting dalam membentuk pemerintahan masa depan, menurut informasi di situs web-nya. rm.id
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 17 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 4 jam yang lalu
TangselCity | 16 jam yang lalu