TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Resmi Dilantik Jadi Presiden Filipina, Bongbong Puji Ayahnya

Oleh: MEL/AY
Jumat, 01 Juli 2022 | 13:09 WIB
Pengambilan sumpah Presiden baru Filipina Ferdinand Marcos Jr. (Ist)
Pengambilan sumpah Presiden baru Filipina Ferdinand Marcos Jr. (Ist)

FILIPINA - Ferdinand Marcos Jr resmi dilantik menjadi Presiden Filipina menggantikan Rodrigo Duterte, Kamis (30/6).

Pelantikan ini menandai kembalinya rezim Marcos ke Istana Presiden Malacanang, setelah bapaknya yang dikenal sebagai diktator, Ferdinand Marcos, digulingkan lewat aksi people power pada 1986.

Ferdinand Marcos memimpin Filipina dari 1965 sampai 1986. Dia memberlakukan darurat militer dan melakukan banyak pelanggaran hak asasi manusia yang meluas, serta korupsi gila-gilaan di tengah kehidupan rakyatnya yang miskin.

Kekuasaannya berakhir pada 1986, ketika jutaan orang turun ke jalan. Keluarga Marcos, termasuk Ferdinand Marcos Jr yang berusia 28 tahun ketika itu, melarikan diri ke Hawaii, Amerika Serikat.

Bongbong, sapaan Ferdinand Marcos Jr, kembali ke Filipina pada 1991. Sejak itu, dia berusaha membangun imej kepresidenan ayahnya sebagai “periode emas” pertumbuhan dan kemakmuran.

Popularitas Bongbong didukung pencitraan di media sosial yang agresif. Terbukti sangat menarik bagi pemilih yang tidak mengalami tahun-tahun kediktatoran secara langsung.

Bongbong dilantik dan diambil sumpah di hadapan Hakim Alexander Gesmundo. Pelantikan berlangsung di Museum Nasional Filipina dan dijaga sekitar 18 ribu pasukan keamanan. Pelantikannya dihadiri ratusan pejabat lokal dan asing. Termasuk Wakil Presiden China Wang Qishan dan suami Wakil Presiden Amerika Serikat Douglas Emhoff.

“Ini momen bersejarah bagi kita,” kata Bongbong usai dilantik dikutip CNN, kemarin.

“Dengan suara Anda, Anda menolak politik perpecahan,” ujarnya, disambut tepuk tangan dari sang ibu, Imelda Marcos (92), yang duduk beberapa meter darinya.

Dalam pidato singkatnya, Bongbong juga memuji rezim mendiang ayahnya, yang digambarkan kritikus sebagai periode gelap pelaksanaan hak asasi manusia dan penuh korupsi. Dia mengatakan, jabatan presiden yang kini dipegangnya bukan tentang masa lalu, tetapi masa depan yang lebih baik.

“Suatu ketika saya mengenal seorang pria yang melihat betapa kecilnya kemajuan yang diraih sejak kemerdekaan. Tetapi dia melakukan tugasnya, kadang dengan bantuan yang diperlukan, kadang juga tidak. Jadi, jangan melihat masa lalu dengan kemarahan atau nostalgia,” ucap Bongbong.

Pelantikan Bongbong terjadi beberapa hari setelah Mahkamah Agung menolak upaya ter­akhir untuk mendiskualifikasi Bongbong dari pemilihan dan mencegahnya menjabat.

Bongbong mewarisi sebuah negara yang masih dalam perjalanan menuju pemulihan dari pandemi Covid-19, dan prospek ekonomi yang diselimuti inflasi yang meroket dan meningkatnya utang.

Para kritikus menilai, janjinya yang besar untuk meningkatkan pekerjaan dan mengatasi kenaikan harga diragukan dapat terlaksana.

Beberapa kritikus juga meminta Bongbong merehabilitasi citra negara setelah masa jabatan pendahulunya, Rodrigo Duterte, yang ditandai dengan perang berdarah terhadap kebijakan narkoba dan pengetatan cengkeraman kebebasan pers.

Bongbong memenangkan pemilu yang digelar pada 9 Mei lalu. Posisinya diperkuat Sara Duterte. Mereka hadir sebagai pasangan yang menggabungkan dua kubu dinasti politik antara keluarga Marcos di Filipina utara, dan kubu Duterte di Mindanao selatan. (rm id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo