TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Bulan Ramadan, Saudi Minta Warganya Tak Buang-Buang Nasi dan Kurma

Laporan: AY
Jumat, 31 Maret 2023 | 15:00 WIB
Ilustrasi buka puasa di Arab Saudi. (Ist)
Ilustrasi buka puasa di Arab Saudi. (Ist)

ARAB SAUDI - Otoritas Keamanan Pangan Umum Arab Saudi (GFSA) membagikan tips kepada warganya, untuk menekan sampah makanan - baik berupa food loss atau food waste) - selama bulan Ramadan. 
Food loss adalah sampah makanan yang berasal dari bahan pangan seperti sayuran,buah-buahan atau makanan yang masih mentah.

Sampah jenis ini tak  bisa diolah menjadi makanan, dan akhirnya dibuang begitu saja. Sehingga, masyarakat kesulitan mendapatkan bahan pangan untuk dimasak.

Sedangkan food waste adalah makanan yang siap dikonsumsi, namun terbuang begitu saja dan akhirnya menumpuk di TPA.

Ajakan menekan sampah makanan ini, merupakan bagian dari kampanye program nasional GFSA, yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap ketahanan pangan, dan mencegah pemborosan makanan. Serta menjaga pola konsumsi yang baik dan sehat.

Asal tahu saja, sampah makanan yang membusuk di tempat pembuangan sampah (TPA), dapat menghasilkan gas metana dan karbondioksida yang merusak lingkungan dan mempercepat perubahan iklim (climate change)

Selain itu, makanan yang mubazir di sepanjang rantai produksi hingga konsumsi, berpotensi memunculkan kerugian yang besar. Jutaan orang bisa terdorong ke dalam jurang kelaparan dan kekurangan gizi.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Saudi Press Agency (SPA), GFSA melaporkan, tingkat kehilangan dan pemborosan makanan di Arab Saudi mencapai angka 33 persen, dengan nilai limbah makanan 40 miliar riyal atau setara Rp 159,76 triliun per tahun.

“Karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk merencanakan apa yang ingin mereka makan, saat buka puasa. Boleh saja dengan menu yang beragam, tapi sebaiknya dengan jumlah yang lebih sedikit. Sisa makanan bisa disimpan di wadah yang tertutup rapat, supaya dapat dikonsumsi kembali,” papar GFSA seperti dikutip Al Arabiya, Jumat (31/3).

GFSA menyebut, menyiapkan daftar belanjaan sebelum pergi ke supermarket adalah strategi bagus, yang memungkinkan setiap orang mengurangi pembelian produk yang tidak mereka butuhkan.

Kebiasaan baik ini dapat mengurangi waktu belanja di supermarket, menghemat uang, dan membantu kita berhenti membuang-buang makanan.

Selain itu, masyarakat Saudi juga diimbau agar tak berlebihan dalam memasak makanan. Terutama, nasi yang merupakan makanan pokok dan kerap terbuang dalam jumlah besar. Di Arab Saudi, persentase sisa makanan dari nasi mencapai 31 persen.

Anjuran serupa juga berlaku untuk kurma, yang lazimnya dimakan saat berbuka puasa. GFSA melaporkan, setiap tahunnya, jumlah kurma yang terbuang di Saudi mencapai lebih dari 36 ribu ton per tahun. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo