TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Warga Miskin Kesulitan Tebus Pangan Subsidi

Antre Sejak Subuh, Eh Nggak Kebagian

Laporan: AY
Kamis, 20 Juli 2023 | 08:16 WIB
Warga antre untuk mendapatkan pangan bersubsidi di kantor Wali Kota Jakarta Pusat. Foto : Ist
Warga antre untuk mendapatkan pangan bersubsidi di kantor Wali Kota Jakarta Pusat. Foto : Ist

JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono kudu turun tangan mengecek ketersediaan pangan murah bersubsidi. Sebab, warga Ibu Kota yang sudah diplot berhak mendapatkan komoditas tersebut kesulitan menebusnya karena tidak ada barangnya.

Salah satu warga yang berhak membeli pangan murah bersub­sidi adalah warga pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP). Mereka akhirnya menyampaikan unek-uneknya melalui akun media sosial Pj Gubernur Heru dan Dinas Sosial DKI Jakarta.

“Coba dipikirkan lagi pak kebijakannya. Gimana ceritanya jumlah pangan murah dibatasi, seharusnya disediakan sesuai dengan jumlah penerima bantuan. Pembatasan seperti ini mendorong banyak kecurangan dalam proses penebusan,” kata @farhan_nrzky.

“Aduh pak gimana ini, mau ngambil sembako KJP aja susah banget. Ngambil antrean jam 5 subuh sudah habis. Padahal butuh banget soalnya harga bahan pokok pada naik,” ujar @rosita_prayogi.

“Pangan murah gimana nih pak? Masa antre mesti dari jam 1 pagi, mana nggak boleh ditinggal. Padahal, nomor antrean dibagikan jam 5 pagi, hadeeeh,” keluh @deafrines.

“Mau ambil sembako, antre­nya sekarang lebih panjang dari bulan sebelumnya, waktu masih bisa diambil uang. Sudah ngan­tre stock nggak ada, gimana ini bu?” ucap @jono_haryansah.

Pembelian sembako KJP kenapa aturannya jadi berubah. Tadinya 1 orang 1 kartu boleh ambil semua, tapi sekarang 1 kartu cuma 3 item. Sudah gitu, untuk antre ambil nomor antrean dulu, datang jam setengah 7 sudah habis, kuota cuma 500,” kata @funny7184.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta menyayangkan warga miskin kesulitan membeli pangan mu­rah. Unuk itu, Komisi C DPRD DKI minta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mengevaluasi 183 lokasi titik pendistribusian pangan murah di seluruh wilayah Ibu Kota.

“Distribusi pangan murah harus mudah dijangkau. Jangan sampai penerima manfaat, ingin membeli barangnya untuk meningkatkan gizi, tetapi barang­nya tidak ada,” ujar Sekretaris Komisi C DPRD DKI Yusuf di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (18/7).

Anggota Komisi C DPRD lainnya, Andyka mengungkap­kan, warga Rusun Marunda Jakarta Utara sudah dua bulan tidak bisa membeli pangan mu­rah karena stok tidak tersedia. Padahal, mereka berhak mem­beli pangan murah.

“Antrean di Rumah Susun Marunda sangat panjang. Mereka mau menukarkan atau membeli pangan murah tapi barangnya tidak ada,” ungkapnya.

Andyka menuturkan, pangan murah sangat dibutuhkan para penerima manfaat. Karena, selisih harga pangan murah dengan harga di pasar cukup besar. Warga membeli paket daging ayam, daging sapi, telur ayam, beras, ikan kembung dan susu hanya dengan harga Rp 126.000 dari harga normal Rp 412.107.

Andyka khawatir kelangkaan pangan murah berdampak pada penggunaan dana KJP menjadi tidak tepat sasaran.

“Uang (beli pangan) dipake untuk apa? Sudah banyak ke­jadian, penerima manfaat me­makai uang KJP untuk kredit handphone,” ungkapnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Suharini Eliawati menga­takan, siap mengevaluasi seluruh titik lokasi pendistribusian.

“Kami akan perbaiki internal tentang pola distribusi dan manajemen stoknya,” katanya.

Direktur Utama PT Tjipinang Food Station Pamrihadi Wiraryo menegaskan, stok beras masih mencukupi untuk memenuhi per­mintaan pangan murah bersubsidi.

“Kami menyediakan beras berdasarkan dari permintaan. Tahun lalu untuk program pangan murah khusus beras, kami me­nyediakan 25.800 ton,” katanya.

Direktur Properti dan Perpasa­ran Perumda Pasar Jaya Aristianto juga memastikan pihaknya tidak pernah telat mendistribusikan pangan murah di seluruh lokasi.

Kami distribusi pangan se­suai data dan sesuai titik distri­busi,” imbuhnya.

Begitu juga Direktur Utama Perumda Dharma Jaya Raditya Endra Budiman. Dia bilang, meskipun saat ini stok ayam sulit, namun pihaknya masih konsisten memenuhi permintaan dari selu­ruh titik lokasi pangan murah.

“Sampai saat ini tidak terjadi kekosongan dari tempat yang kami layani,” ujarnya,

Dia menuturkan, meski harga ayam tinggi, pihaknya berusaha mencari sumber yang lebih mu­rah agar stok selalu cukup.

Untuk diketahui, ada 183 titik pendistribusian pangan murah bersubsidi. Rinciannya, 89 titik di Perumda Pasar Jaya, 5 titik di Perumda Dharma Jaya, 1 titik di PT Food Station Tjipinang Jaya dan 88 titik di Ruang Publik Ter­padu Ramah Anak (RPTRA).

Sedangkan total penerimaan manfaat pangan subsidi yakni 916.936 penerima. Rinciannya, 664.936 penerima KJP Plus, 16.845 guru honorer, 92.475 penerima Kartu Lansia Jakarta (KLJ), 12.893 penerima Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ), 6.777 penerima Kartu Anak Jakarta (KAJ), 47.195 penerima Kartu Peserta Jamsostek (KPJ), 17.834 penghuni rusun, 15.215 kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), serta 42.766 Penyedia Jasa Lain­nya Perorangan (PJLP).

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo