India Stop Ekspor Beras, Tenang Stok Pangan Kita Masih Aman Kok

JAKARTA - Perum Bulog memastikan stok pangan nasional aman meski India menghentikan ekspor beras ke Indonesia. Walau begitu, perusahaan pelat merah itu didorong mencari opsi impor beras dari negara lain.
Rencana India menutup keran ekspor beras membuat banyak negara ketar-ketir. Sebab, saat ini India menguasai 40 persen pengiriman beras secara global, dengan mengekspor ke lebih dari 150 negara, termasuk Indonesia. Kebijakan India dikhawatirkan akan menekan kecukupan stok pangan dunia.
Pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menilai, dampak India menghentikan ekspor beras tidak memberikan dampak signifikan. Karena, Indonesia sudah memiliki kontrak impor mencapai 2 juta ton hingga akhir tahun ini.
“Kalau memang sudah ada kontraknya, beras bisa didatangkan sewaktu-waktu. Artinya tidak perlu ada yang dikhawatirkan,” ujar Khudori kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup), kemarin.
Kontrak impor beras, lanjut Khudori, dapat menjadi salah satu upaya dalam mengantisipasi dampak El-Nino. Khususnya saat terjadi penurunan produksi beras dalam negeri.
“Jika El Nino berdampak serius, kuota impor 2 juta ton ini cukup untuk memenuhi stok beras, jika semuanya bisa dieksekusi,” katanya.
Khudori menilai wajar India membatasi ekspor beras. Karena, India ingin menekan inflasi yang terjadi di dalam negerinya.
Saat pandemi, menurutnya, India sudah mulai mengurangi kuota ekspor beras untuk melindungi pasar dalam negerinya. Begitu juga tahun lalu, India mengenakan bea keluar 20 persen untuk beras broken atau patahan.
Khudori mendorong Pemerintah Indonesia untuk mencari opsi impor beras dari negara lain untuk menjaga ketahanan pangan.
Dihubungi terpisah, Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Kelembagaan Bulog, Tomy Wijaya mengaku, pihaknya tidak khawatir India mau hentikan impor.
Untuk pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), lanjutnya, pihaknya melakukan penyerapan baik dalam maupun luar negeri.
“Sejauh ini masih aman,” ujar Tomy singkat kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup), kemarin.
Menurut Tomy, dalam menghadapi dampak dari El Nino, Pemerintah telah menugaskan Perum Bulog untuk menyerap sebanyak-banyaknya hasil panen dalam negeri.
Pihaknya memang ditugaskan untuk mendatangkan beras dari luar negeri alias impor. Namun hal itu hanya untuk menjalankan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Adapun beras impor yang didatangkan mayoritas berasal dari Thailand dan Vietnam.
Terpisah, Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita menjelaskan, pihaknya terus mewaspadai EL Nino yang berdampak pada kekeringan lahan pertanian.
Untuk itu dilakukan upaya mitigasi, seperti penjaminan penyediaan stok pangan, dengan menyerap beras secara massive.
Sebab, kerawanan pangan yang mungkin terjadi, dapat berpengaruh pada gejolak harga di tingkat konsumen.
Karena itu pihaknya menjamin, pasokan beras nasional yang tersebar di seluruh gudang Bulog di Indonesia, berada pada jumlah aman.
“Masyarakat tidak perlu khawatir, stok beras yang dikuasai Bulog saat ini ada sebanyak 750 ribu ton,” kata Febby melalui siaran pers, Kamis (20/7).
Di samping itu, pihaknya sudah menyerap lebih dari 700 ribu ton beras petani dalam negeri. Dan akan terus menyerap selama produksi masih ada dan sesuai ketentuan.
Lebih lanjut Febby menjelaskan, guna menyikapi bahaya El Nino yang berdampak pada kelangkaan pasokan, Bulog juga ditugaskan Pemerintah menambah pasokan dari importasi.
Sampai saat ini, Bulog sudah merealisasikan penugasan impor untuk tahun 2023 sebanyak 500 ribu ton untuk tahap pertama.
“Saat ini sedang jalan tahap kedua sebanyak 300 ribu ton,” akunya.
Pihaknya akan terus memaksimalkan seluruh instrumen yang ada, sebagai langkah antisipasi bersama menghadapi El Nino.
Bahkan, untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pangan, pihaknya telah melibatkan kelompok tani, penggilingan tradisional, serta para stakeholder lainnya.
Serta terus berkoordinasi dengan Pemerintah pusat maupun daerah, demi menjaga pemerataan ketersediaan stok pangan, khususnya beras.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengaku, dengan kondisi stok beras yang ada di Bulog saat ini mencapai 735 ribu ton, pihaknya terus mendorong pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dari produksi dalam negeri.
Salah satunya, kata dia, Presiden Joko Widodo meminta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, untuk menyiapkan lahan 500 ribu hektar (Ha).
Sehingga hasil panen dari lahan ini nantinya dapat memasok stok beras ke Bulog, sesuai target dari NFA mencapai 2,4 juta ton beras hingga akhir 2023.
Menurut Arief, penguatan stok pangan ini akan terus dipercepat dengan menaikkan stok Bulog dari 735 ribu ton menjadi 1,2 juta ton sesegera mungkin. Hal ini paralel, dengan upaya peningkatan produksi padi.
“Sehingga dampak El Nino terhadap ketahanan pangan dapat kita minimalisir sekecil mungkin,” tutup Arief melalui siaran pers, Selasa (18/7).
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 19 jam yang lalu
Selebritis | 2 hari yang lalu
Politik | 1 hari yang lalu
TangselCity | 16 jam yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu