TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Perang Guncang Ekonomi Dunia

Oleh: Kiki Iswara Darmayana
Editor: Redaksi
Minggu, 22 Juni 2025 | 13:29 WIB
Kiki Iswara Darmayana. Foto : RM
Kiki Iswara Darmayana. Foto : RM

SERPONG - Perang Israel-Iran yang sulit diprediksi kapan akan berakhir, secara langsung telah mengguncang ekonomi dunia. Terutama akibat melonjaknya harga minyak dan terhambatnya paso­kan bahan pangan ke banyak negara di Timur Tengah, Afrika Utara dan Asia.

 

Dikhawatirkan, perang Israel-Iran meluas dan melibatkan negara-negara lain. Kalau ini terjadi, negara-negara yang tak memiliki cadangan minyak akan babak belur. Dan, ini bisa menyebabkan ekonomi global terpuruk.

 

Makin gentingnya situasi di Timur Tengah, plus konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan membuat banyak negara di Eropa, Afrika dan Asia, ekonominya sakit. Puluhan negara masuk “rumah sakit” IMF (Dana Moneter Internasional).

 

Apabila perang Israel-Iran me­lebar jadi perang regional, diprediksi tiga bulan mendatang, puluhan negara miskin akan kolaps. Untuk itu, negara super power, yang cinta damai mesti turun tangan untuk menyetop perang Israel-Iran.

 

Kita berharap, negara-negara Arab secepatnya mengadakan pertemuan darurat untuk mendinginkan situasi di Timur Tengah yang makin memanas empat hari terakhir ini.

 

Kita juga berharap, Indonesia bersama negara-negara yang cinta damai berperan aktif menghentikan perang Israel-Iran, sekaligus mendorong terwujudnya perdamaian di Timur Tengah.

 

Akibat perang Israel-Iran, harga minyak mentah diramalkan meroket hingga di atas 100 dolar AS per barel. Harga pangan melonjak 30 persen dan bursa saham dunia terpuruk.

 

Lebih berbahaya lagi, kalau perang berkepanjangan, negara-negara yang miskin energi dan tak punya cadangan pangan bisa bangkrut dan rakyatnya kelaparan.

 

Untuk itu, kita berharap, cadangan energi dan pangan Indonesia diper­kuat. Kalau perlu cadangan energi dinaikkan dua kali lipat dan stok beras ditingkatkan jadi 5 juta ton. Ini penting, karena selain untuk menjaga ketahanan energi dan pangan nasi­onal, kalau ada negara tetangga yang mengalami defisit energi dan beras, Indonesia bisa membantu.

 

Kita berharap, krisis ekonomi dan politik di berbagai belahan dunia tidak berkepanjangan. Sebab, kalau ekonomi global babak belur dan politiknya kacau, bakal semakin banyak penduduk dunia yang jatuh miskin dan kelaparan.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit