TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Hadapi Ancaman Korut

Korsel Ajak Amerika Latihan Pake Nuklir

Laporan: AY
Selasa, 03 Januari 2023 | 08:18 WIB
Presiden Korsel Yoon Suk Yeol (kiri) dan Presiden Korut Kim Jong-un (kanan). (Ist)
Presiden Korsel Yoon Suk Yeol (kiri) dan Presiden Korut Kim Jong-un (kanan). (Ist)

KOREA - Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat di awal tahun 2023. Korea Selatan (Korsel) mempertimbangkan latihan militer bersama Amerika Serikat (AS) akan melibatkan kekuatan nuklir.

Pemikiran itu diungkapkan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol, usai Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menginginkan negaranya meningkatkan kapasitas nuklir, sambil menyebut Korsel sebagai musuh.

Diberitakan Bloomberg, mengutip Chosun Ilbo, kemarin, Yoon mengatakan, Korut akan terus menggelar provokasi rudal dan nuklir. Karena itu, militer Korsel harus meresponsnya dengan pembalasan yang tegas.

Menurut Yoon, gagasan AS untuk menyediakan payung nuklir atau penangkal dalam jangka panjang bagi Korsel, tidaklah cukup meyakinkan publik Negeri Ginseng itu. Pasalnya, di masa lalu, kata Yoon, konsep payung nuklir dimaksudkan sebagai persiapan untuk melawan Uni Soviet dan China sebelum Korut mengembangkan senjata nuklir.

Dalam upaya perluasan pencegahan efektif, Korsel sedang dalam pembicaraan dengan Ameri￾ka mengenai konsep perencanaan dan latihan bersama dalam hal kemampuan nuklir. Dan AS cukup positif tentang hal itu.

"Pemerintah Amerika Serikat memahami kekhawatiran Pemerintah Korsel,” ucap Yoon.

Menurutnya, meski yang memiliki persenjataan nuklir adalah AS, tetapi perencanaan, pembagian informasi, latihan, dan pelatihan harus dilakukan kedua negara secara bersama-sama. Yoon juga menolak anggapan bahwa AS akan berbagi armada nuklirnya untuk Korsel.

Terkait rencana pertemuan tingkat tinggi dengan Kim Jong-un, Yoon mengaku, tidak akan ragu melakukan hal tersebut. Namun, warga Korsel tidak akan puas jika pertemuan tersebut hanya menjadi seremonial belaka.

Pihaknya harus mulai dengan dialog tentang isu-isu kemanusiaan, dan membuka pintu untuk kontak dan dialog antara Selatan dan Utara.

“Kita harus menetapkan arah dengan melakukan sejumlah diskusi mengenai agenda kedua negara,” tandasnya.

Wawancara Yoon tersebut diterbitkan sehari setelah media Pemerintah Korut melaporkan bahwa Kim Jong-un menginginkan negaranya meningkatkan kapasitas nuklir, sambil menyebut Korsel sebagai musuh nyata.

Sebelumnya, Kim Jong-un memerintahkan agar rudal baistik antarbenua (ICBM) dan persenjataan nuklir diperbesar. Dia menekankan, Korut harus siap menghadapi dan melawan ancaman AS.

Dalam pertemuan Partai Buruh Korut, Kim Jong-un menuduh AS berusaha mengisolasi negaranya. Dia pun menuding Washington menyerahkan aset nuklirnya ke Korsel secara konstan, dan itu belum pernah terjadi sebelumnya.

“Situasi membutuhkan upaya berlipat ganda untuk memperkuat otot militer sebagai tanggapan atas gerakan militer Amerika Serikat, dan pasukan musul lainnya yang mengkhawatirkan,” kata Kim Jong-un, dilansir kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA).

Kim Jong-un menilai, Korsel telah menjadi musuh Korut yang tak diragukan lagi. Seoul sangat ingin membangun senjata berbahaya dan gerakan militer bermusuhan.

"Menyoroti hal itu, penting dan perlunya produksi massal senjata nuklir taktis, serta menyerukan peningkatan eksponensial persenjataan nuklir negara ini,” pungkasnya.

Sebagai informasi, menjelang akhir tahun 2022, Korut menembakkan tiga rudal balistik ke arah laut di timur Semenanjung Korea, Sabtu, 31 Oktober 2022.

Peluncuran tersebut merupamkan yang terbaru dari sejumlah uji coba rudal Korut pada 2022. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo