TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Manado Diterjang Banjir & Tanah Longsor

Lima Orang Tewas, Ribuan Mengungsi

Laporan: AY
Minggu, 29 Januari 2023 | 09:45 WIB
Salah satu rumah yang terdampak longsong di Kota Manado. (Ist)
Salah satu rumah yang terdampak longsong di Kota Manado. (Ist)

MANADO - Kabar sedih datang dari Manado, Sulawesi Utara. Hujan deras yang mengguyur sejak Jumat malam lalu, menyebabkan sejumlah wilayah di Manado mengalami banjir, dan tanah longsor. Akibat bencana ini, lima orang dilaporkan tewas, ribuan warga lainnya harus mengungsi.

Tingginya curah hujan membuat debit air Sungai Tondano meluap dan merendam permukiman warga. Ada 10 kecamatan di Kota Manado, yang wilayahnya terendam banjir. Di antaranya terjadi di Kecamatan Paal Dua, Tuminting, Sario, Wenang, dan Singkil. Ketinggian air bervariasi. Mulai dari 80 centimeter hingga 3 meter.

Tidak hanya merendam permukiman, banjir juga merendam jalan raya dan landasan pacu Bandara Sam Ratulangi, Manado. Akibatnya, sejumlah penerbangan pada Jumat malam hingga Sabtu pagi, terganggu.

Akses menuju Bandara Sam Ratulangi pun terputus akibat banjir. Di beberapa titik, warga harus menggunakan perahu karet untuk beraktivitas. Tak hanya banjir, cuaca buruk di Manado juga menyebabkan longsor, pohon tumbang, dan bangunan roboh.

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sabtu (28/1), 400 rumah dilaporkan terendam banjir yang tersebar di 34 desa/kelurahan dan 9 kecamatan. Banjir yang terjadi berkisar 80-300 sentimeter itu merenggut satu korban jiwa dan 3.013 kepala keluarga (KK) atau 9.382 jiwa terdampak.

Sementara bencana longsor, telah berdampak pada 63 KK dan tersebar di 22 desa/kelurahan dan 7 kecamatan di Manado. Longsor ini mengakibatkan empat korban jiwa dan 3 warga luka-luka. Adapun rumah rusak akibat longsor sebanyak 53 unit dan juga 1 tempat.

Kabid Humas Polda Sulut, Kombes PJules Abraham Abast mengatakan, ada lima orang dilaporkan tewas akibat tanah longsor. Karena itu, Jules mengingatkan kepada warga agar tetap waspada dan berhati-hati dengan kondisi cuaca ekstrem yang sudah menelan korban jiwa.

“Kami imbau warga agar berhati-hati dan selalu waspada dengan kondisi cuaca ekstrem,” kata Jules.

Akibat bencana ini, Pemkot Manado menetapkan status tanggap darurat selama 7 hari imbas. Kebijakan ini demi mempercepat penanganan bencana dan penyaluran bantuan terhadap korban.

Status tanggap darurat hanya 7 hari. Mudah-mudahan aman, tidak hujan,” kata Wali Kota Manado, Andre Angouw, kemarin.

Penetapan status tanggap darurat selama 7 hari ini, terhitung sejak 27 Januari sampai dengan 2 Februari 2023. Keputusan ini juga mempertimbangkan masukan dari BMKG yang memprakirakan cuaca ekstrem di Sulut.

“Perlu dilakukan upaya-upaya penanganan darurat terkait dengan situasi saat ini, sehingga mampu meminimalisir dampak bencana,” ujarnya.

Menurut Andre, untuk saat ini, kebutuhan dasar warga masyarakat yang ada di sejumlah posko pengungsian masih aman. Pihaknya juga menerima berbagai bantuan dari Pemkot Bitung, Pemkab Minahasa Tenggara serta Minahasa Selatan.

Andre tidak mempersoalkan apabila ada masyarakat yang hendak kembali ke rumah mereka dalam masa status tanggap darurat ini. Menurut dia, terjadinya bencana banjir bandang dan tanah longsor ini karena hujan deras, sehingga menyebabkan beberapa sungai dari daerah aliran sungai (DAS) Tondano meluap.

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto langsung terbang ke Manado, kemarin pagi. Tiba di lokasi, Suharyanto langsung memantau penanganan bencana. Sejumlah bantuan juga telah diberikan, yakni untuk Kota Manado sebesar 500 juta dan logistik senilai 250 juta.

Sedangkan untuk peralatan meliputi 1.000 selimut, 1.000 matras, 1.000 terpal, 25 tenda ukuran 3x4 dan 25 tenda ukuran 4x4.

Kemudian bantuan untuk Provinsi Sulawesi Utara adalah sebesar 700 juta dan logistik senilai 300 juta. Sedangkan untuk peralatan meliputi selimut 3.000 lembar, matras 3.000 buah, terpal 3.000 unit, tenda ukuran 3x4 sebanyak 50 buah dan tenda ukuran 4x4 sebanyak 50 buah.

BNPB juga memberikan dukungan DSP kepada Pemerintah Kabupaten Sangihe untuk operasional dan penanganan banjir sebesar 500 juta dan logistik senilai 250 juta.

Sedangkan peralatan meliputi 1.000 selimut, 1.000 matras, 1.000 terpal, tenda ukuran 3x4 sebanyak 25 buah dan tenda ukuran 4x4 sebanyak 25 buah.

Suharyanto juga memantau lokasi bencana banjir dan tanah longsor di Manado, dan mengunjungi para korban di tempat pengungsian dan memberikan bantuan. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo