Gula Aren Asli Lebak Masih Diproduksi Secara Tradisional
Dijajakan Di Pasar Kupa Hanya Hari Weekend

LEBAK - Ternyata, gula aren yang diproduksi para petani atau pengrajin di wilayah Kabupaten Lebak, masih dilakukan dengan cara tradisional. Seperti di Desa Bungur, Kecamatan Cigemblong, para pengrajin masih memproduksi gula aren tersebut, dengan cara tradisional.
Uniknya, gula aren asli hasil dari produksi secara tradisional oleh warga Kabupaten Lebak itu, dijajakan di pasar hanya hari tertentu saja. Salah satunya di pasar Kupa tepatnya di Desa Bungur, yang jaraknya hanya sekitar dua jam dari Kota Rangkasbitung, ada penjualan khusus gula aren di hari Sabtu atau weekend.
Di pasar tersebut, transaksi penjualan gula aren akan ramai pada pukul 07.00 hingga siang hari. Bahkan kini, pasar Kupa menjadi titik transaksi penjualan gula aren yang saat ini menjadi komoditas dan kebutuhan pokok warga untuk dikonsumsi.
Untuk diketahui, seluruh gula aren yang dijajakan di pasar Kupa itu hasil produksi langsung dari para petani. Mereka datang dari berbagai tempat di Kabupaten Lebak Selatan, seperti Cigemblong, Cirinten, Gunung Kencana, Cijaku, hingga Panggarangan.
Gula aren tersebut, nantinya akan dijual ke pembeli yang langsung datang ke pasar atau dikirim ke tempat lain seperti Rangkasbitung, Serang, Tangerang hingga DKI Jakarta.
Salah seorang pengrajin gula aren dari Kecamatan Cigemblong, Armadi mengungkapkan, telah memproduksi gula aren secara turun-temurun. Dan katanya, semua gula aren yang diproduksinya, tidak menggunakan alat canggih dan tidak menggunakan campuran bahan pengawet.
“Sudah turun-temurun kami membuat gula aren ini, kami masih menggunakan cara tradisional membuatnya. Kami juga tidak menggunakan campuran bahan atau pengawet, jadi aren benar-benar murni,” kata Armadi, Minggu (29/6).
Dia juga menjamin, kualitas gula aren yang diproduksinya tidak akan kalah baik dari daerah lain. “InsyaAllah untuk kualitas gula aren kami, tidak kalah dari daerah lain. Saya berharap produk lokal ini, bisa menjangkau pasar yang lebih luas,” katanya.
Dia juga berharap, ada dukungan dari Pemerintah Daerah (Pemda) dan penguatan promosi, gula aren dari Cigemblong bisa dipasarkan secara nasional, bahkan diekspor.
Begitu juga katanya lagi, agar proses produksi dan distribusi bisa lebih dimodernisasi tanpa menghilangkan cita rasa khas tradisional. “Kalau bisa, ada pelatihan dan bantuan alat produksi agar lebih efisien dan higienis,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Lebak, Imam Rismahayadin menyatakan, keberadaan Pasar Kupa merupakan potensi wisata kuliner yang bisa mendatangkan wisatawan.
“Kedepan kami nanti bekerjasama dengan Dinkop UMKM dan juga komunitas Leekraf, untuk menciptakan kreatifitas baru dengan melimpahnya potensi atau produk gula aren,” katanya.
Kedepan harapannya, produk gula aren dari Cigemblong menjadi andalan kuliner dan oleh-oleh khas Kabupaten Lebak yang berbeda dari daerah lain.
“Sementara untuk jangka pendek produk gula aren di Cigemblong bisa dipasarkan atau ditampilkan di setiap event pameran, dan bahkan juga dipajang di plaza Lebak sebagai showcase produk UMKM dan Ekraf,” tandasnya.(*)
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 17 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu