TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Tangsel Disebut Kota Paling Polusi, Pemkot Gercep Cek Kualitas Udara

Laporan: Idral Mahdi
Kamis, 21 Maret 2024 | 07:30 WIB
Wakil Walikota Tangsel Pilar Saga Ichsan saat tanggapan siap ramai di Medsos slterkait isu kualitas udara Tangsel.
Wakil Walikota Tangsel Pilar Saga Ichsan saat tanggapan siap ramai di Medsos slterkait isu kualitas udara Tangsel.

CIPUTAT-Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi wilayah dengan kualitas udara terburuk nomor 1 di Indonesia berdasarkan laporan kualitas udara dunia pada 2023 yang rilis IQAIR. Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel langsung gerak cepat (gercep) melakukan sejumlah penanganan.

Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan tak menampik laporan kualitas udara itu. Ia menyebut bahwa pada 2023, Kota Tangsel memang pernah menempati urutan pertama sebagai kota dengan kualitas udara buruk berdasarkan IQAIR.

“Sebetulnya itu kan data 2023 yang kemarin ya pada saat sedang tinggi-tingginya. Mungkin Greenpeace memberitakan yang kemarin itu,” ujarnya, Rabu (20/3).

Ia menerangkan, hingga saat ini Pemkot belum mendapatkan peringatan kembali dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) terkait permasalahan kualitas udara.

Pilar mengatakan, pasca ramainya pemberitaan yang menyebut kualitas udara Tangsel buruk pada 2023,  pihaknya telah menginstruksikan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangsel untuk rutin melakukan pengecekan kualitas udara.

Saat ini Tangsel sendiri memiliki lokasi pemantau udara yang tersebar di beberapa kecamatan. “Dinas Lingkungan Hidup juga rutin melakukan pengecekan sampai sekarang, Insya Allah ya masih dalam posisi yang aman, cuma yang kemarin dipublikasikan hasil IQAIR 2023 waktu kemarin El Nino,” katanya.

Pilar mengungkapkan, Pemkot Tangsel sendiri telah mengambil langkah guna memperbaiki kualitas udara di Kota Tangsel. Salah satunya dengan berupaya menekan penggunaan kendaraan pribadi masyarakat.

“Bus sekolah juga akan  ditambah supaya mengurangi polusi udara. Menggantikan transportasi pribadi,” ujarnya.

Selain itu, Pemkot Tangsel juga sedang berupaya menambah ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal utama yang dilakukan yaitu dengan menginventarisir aset-aset milik Pemkot yang nantinya akan digunakan menjadi taman.

“Lalu ruang terbuka hijau fasilitas aset-aset kita dari pengembang, itu jadi taman-taman kota ruang terbuka hijau. Dan juga program-program lain yang mudah-mudahan kami pun berharap jangan sampai terjadi lagi anomali cuaca seperti kemarin,” tegasnya.

Ia mengungkapkan, posisi Tangsel yang diapit oleh tiga provinsi membuat intensitas kendaraan sebagai salah satu penyumbang polusi cukup tinggi.

Oleh karena itu, lanjut Pilar, penanganan permasalahan udara tidak bisa hanya mengandalkan satu kota, melainkan harus bersinergi.

“Karena memang Tangerang Selatan ini kan kota perlintasan, kami berharap ke depan Pemerintah Pusat sama Pemerintah Provinsi juga bisa bersama-sama fokus untuk menangani masalah polusi udara. Karena ini kan lintas sektoral, penanganannya tidak bisa dilakukan dalam waktu satu atau dua hari, ini sangat panjang dan juga lintas sektor dan aglomerasi,” pungkasnya.

Keberadaan Kota Tangsel yang menampati urutan teratas itu sempat  mendapatkan tanggapan dari salah satu organisasi non profit yang bergerak di bidang lingkungan yaitu Greenpeace.

Melalui unggahan di akun instagramnya, @greenpeaceid menyebut bahwa Tangsel sebagai Kota paling berpolusi di Indonesia dan Asia Tenggara dengan angka PM2.5 tahunan 14 kali melampaui standar pedoman WHO.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo