TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Agar Kejadian Keracunan Tidak Terulang, Puan Minta MBG Harus Disempurnakan

Reporter: Farhan
Editor: AY selected
Jumat, 25 April 2025 | 11:17 WIB
Ketua DPR Puan Maharani saat menyampaikan konferensi pers. Foto : Ist
Ketua DPR Puan Maharani saat menyampaikan konferensi pers. Foto : Ist

JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) jadi sorotan. Di Cianjur, Jawa Barat, 83 siswa mengalami keracunan massal usai menyantap MBG yang dibagikan di sekolah. Hal yang sama juga terjadi di sejumlah sekolah di Bombana, Sulawesi Tenggara. Agar kejadian tidak terulang, Ketua DPR Puan Maharani minta MBG lebih disempurnakan lagi dari segi mutu dan keamanan.

 

Keracunan massal yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat, terjadi usai siswa menyantap MBG di sekolah. Sebanyak 78 siswa dari dua sekolah mengalami gejala keracunan makanan. 

 

Awalnya, para siswa menerima menu MBG yang terdiri dari berbagai lauk, salah satunya ayam suwir, yang dibagikan kepada sekitar 800 siswa di MAN 1 Cianjur pukul 12.00 WIB.

 

Sejumlah siswa melaporkan ayam suwir tersebut berbau asam, namun tetap dikonsumsi karena mengira bau berasal dari bumbu. Sekitar dua setengah jam kemudian, para siswa mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah, pusing, dan sakit perut. Sebagian siswa dirawat di RSUD Sayang Cianjur, sebagian lainnya di Rumah Sakit Bhayangkara Cianjur.

 

Dari jumlah itu, 55 siswa berasal dari MAN 1 Cianjur, sedangkan 23 lainnya dari SMP PGRI 1 Cianjur. Meskipun sempat dirawat di rumah sakit, sebagian besar siswa yang mengalami keracunan sudah diperbolehkan pulang ke rumah.

 

"Namun, masih ada beberapa siswa yang masih dirawat,” ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas MAN 1 Cianjur, Rahman Jaenudi, Selasa (22/4) kemarin. 

 

Pihak sekolah juga mendata siswa yang dirawat di puskesmas dan terus berkoordinasi dengan orang tua. Kini otoritas setempat menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).

 

Belum kelar di Cianjur, kasus keracunan massal juga terjadi di SDN 33 Kasipute, Bombana, Sulawesi Tenggara. Belasan siswa mengalami gejala muntah dan sakit perut akibat menu MBG ayam tepung yang diduga basi. 

 

"Total ada 13 siswa yang keracunan. Ada yang muntah-muntah, sakit perut, dan pusing, tetapi sebagian besar (di antaranya) sudah membaik, hanya satu orang yang izin hari ini karena perlu waktu istirahat," kata Kepala SDN 33 Kasipute, Santi Jamal, Kamis (24/4/2025).

 

Padahal, pelaksanaan MBG di SDN 33 Kasipute baru berjalan 3 hari.  Dua hari pertama pelaksanaan MBG di SDN 33 Kasipute berjalan lancar. Namun pada hari ketiga pelaksanaan MBG, ziswa mengeluhkan tempat penyajian menu MBG yang berbau busuk.

 

Menanggapi kejadian ini, Puan Maharani meminta pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG agar benar-benar memberi manfaat. "Perlu dilakukan evaluasi mana-mana saja yang masih kurang. Program yang baik, maka pelaksanaannya pun juga harus baik," ujar Puan, Kamis (24/4/2025).

 

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) ini juga menekankan pentingnya standar mutu dan kehigienisan dalam penyajian menu. Ia mendorong Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan makanan tetap higienis saat dikonsumsi.

 

“MBG pada dasarnya memiliki tujuan yang baik, khususnya bagi anak-anak kita," ujarnya. 

 

Puan juga menambahkan, DPR akan terus mengawal pelaksanaan MBG agar tujuannya benar-benar tercapai. "Sehingga nantinya program MBG betul-betul bermanfaat bagi masyarakat, terutama anak-anak, sehingga dapat bertumbuh sebagai SDM unggul," tutupnya.

 

Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris meminta BGN mengelola program secara akuntabel dan rutin melaporkan perkembangan mengingat besarnya anggaran. "Kami ingin melihat program ini berjalan baik, apalagi makan bergizi menjadi program strategis Presiden Prabowo," ujar Charles, dikutip Kamis (24/4/2025).

 

Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memastikan akan mengevaluasi mekanisme penerapan program makan bergizi di sekolah. Dadan bakal mengintruksikan pihak sekolah untuk tidak melakukan pembersihan sisa makanan dari pemberian makan bergizi di lingkungan sekolah. 

 

Dadan menyebut tugas sekolah adalah memastikan seluruh siswanya menerima manfaat MBG. Sementara untuk pembersihan sisa makanan menjadi tugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi. 

 

"Dari peristiwa ini, Badan Gizi Nasional menambah satu SOP dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis, yaitu sisa makanan tidak dibersihkan di sekolah tapi di SPPG," tegas Dadan, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (23/4/2025).

 

Dadan juga akan melatih seluruh petugas SPPG Cianjur demi mengantisipasi kasus serupa. Pelatihan itu berupa penguatan kapasitas petugas SPPG dalam proses penyajian MBG. "Selain itu akan dilakukan beberapa pelatihan tambahan untuk penguatan SDM di lapangan," sambungnya. 

 

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar meminta Kementerian Kesehatan untuk mencaritahu sumber utama penyebab terjadinya insiden keracunan. "Apakah dari dapurnya, apakah dari proses angkutannya, apakah dari tempat lain-lain,” pinta Menko Muhaimin Iskandar. 

 

Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar itu juga mendorong agar laboratorium kesehatan daerah dapat bergerak cepat untuk mencari tahu penyebab terjadinya keracunan. "Nanti kita tunggu aja investigasinya. Laboratorium Kesehatan Daerah harus cepat ya mengambil langkah-langkah supaya kita tenang,” pungkas Cak Imin.

 

Sementara itu, Polres Cianjur masih menyelidiki kasus dugaan keracunan MBG di wilayahnya. Sejauh ini polisi telah menyita sampel makanan dan berkoordinasi dengan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Cianjur dan Provinsi Jabar untuk kepentingan uji laboratorium.

 

Kasatreskrim AKP Tono Listianto menyebut 10 saksi telah diperiksa, termasuk pekerja dapur, sopir, dan petugas pengemasan. Salah satu temuan awal adalah perbedaan wadah makanan "Jadi sebagian korban ada yang menggunakan wadah plastik, sedangkan lainnya menggunakan wadah stainless steel yang dinilai lebih aman,” jelasnya, Kamis (24/4/2025).

 

Jika terbukti ada kelalaian, Tono menegaskan pihaknya bakal menerapkan pasal pidana. Namun, selama penyelidikan masih berlangsung, polisi tetap menjunjung asas praduga tak bersalah. 

 

Diketahui, insiden di Cianjur dan Bombana ini menambah daftar kasus keracunan yang diduga terkait MBG di berbagai daerah. Di Sukoharjo, puluhan siswa SDN Dukuh 03 keracunan usai menyantap ayam krispi dari MBG. 

 

Kasus serupa juga terjadi di Batang, Jawa Tengah. Ada 60 siswa TK hingga SMP dilarikan ke Puskesmas karena makanan diduga basi. Kasus serupa juga terjadi di SDN 03 dan SMAN 2 Nunukan Selatan, Kalimantan Utara.

Komentar:
ePaper Edisi 30 April 2025
Berita Populer
03
Joan Garcia Kiper Pilihan MU

Olahraga | 8 jam yang lalu

05
Laga NBA 2024-2025

Olahraga | 1 hari yang lalu

09
Andra Soni Mulai Ngantor Di BLK Melati Mas

TangselCity | 1 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit