TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Andra Soni Susuri Kali Angke Pakai Perahu dari Tangsel ke Kota Tangerang

Percepat Penanganan Banjir Lintas Wilayah

Reporter: Rachman Deniansyah
Editor: Irma Permata Sari
Rabu, 23 Juli 2025 | 21:08 WIB
Gubernur Banten, Andra Soni bersama jajaran pemerintah daerah, dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) terjun langsung menyusuri aliran Kali Angke, Rabu (23/7).. (tangselpos.id/rmn)
Gubernur Banten, Andra Soni bersama jajaran pemerintah daerah, dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) terjun langsung menyusuri aliran Kali Angke, Rabu (23/7).. (tangselpos.id/rmn)

SERPONG UTARA - Gubernur Banten, Andra Soni bersama jajaran pemerintah daerah, dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) terjun langsung menyusuri aliran Kali Angke hingga mencapai lebih dari 10 kilometer, mulai dari aliran kali yang melintas di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) sampai ke Kota Tangerang, Rabu (23/7). 

 

Lengkap dengan baju pelampung yang dikenakannya, Andra melakukan penyusuran dengan menaiki perahu karet. Penyusuran dimulai dari kali yang melintas di wilayah Fortune Serpong Utara hingga ke Bendung Polor, Cipondoh, Kota Tangerang. 

 

Dalam satu perahu, Andra duduk bersama Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie, Wali Kota Tangerang Sachrudin, Kepala Dinas PUPR Banten, Arlan Marzan, Kepala Pelaksana BPBD Tangsel, Sutang Suprianto, dan Kepala BBWSCC David Partonggo Oloan Marpaung. 

 

Sementara di perahu lainnya, terlihat juga Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten Yudi Budi Wibowo dan juga Wakil Ketua DPRD Tangsel Maria Teresa Suhardja.

 

Sejak bertolak dari titik pertama keberangkatan, perahu yang ditumpangi Andra Soni baru sampai di titik akhir sekitar pukul 17.38 WIB. Penyusuran berlangsung hingga lebih dari dua jam lamanya. 

 

Dalam Susur Sungai tersebut, Andra bersama seluruh kepala daerah dan pihak terkait, memetakan secara langsung kondisi terkini Kali Angke. 

 

Hal itu dilakukan guna mencari solusi terbaik atas permasalahan banjir, yang selama ini menghantui masyarakat yang dilewati aliran Kali Angke tersebut, di Tangsel ataupun Kota Tangerang.  

 

"Dalam perjalanan susur sungai yang kami tempuh, jaraknya lebih dari 10 kilometer. Di sepanjang perjalanan, banyak hal yang kami saksikan langsung. Cerita-cerita yang selama ini hanya kami dengar, kini kami lihat sendiri. Termasuk banjir yang terjadi pada awal Juli kemarin," ujar Andra sesampainya di titik akhir. 

 

Persoalan banjir ini, kata Andra, merupakan cerita lama yang tak kunjung usai. 

 

"Melalui pengamatan langsung inilah, akhirnya kami bersepakat untuk menyusuri Kali Angke ini bersama-sama. Tujuannya agar kita dapat melihat langsung permasalahan di lapangan, dan selanjutnya menyepakati tindakan-tindakan yang bisa segera diambil, serta langkah-langkah jangka panjang yang dapat direncanakan dengan matang," ungkapnya. 

 

Sepenglihatannya selama melakukan penyusuran, Andra menjumpai sejumlah kondisi yang perlu mendapat perhatian lebih. 

 

"Secara awam, saya mencatat tiga hal utama yang menjadi penyebab banjir di kawasan ini, pertama terjadi penyempitan sungai, kemungkinan karena tanah timbul atau sedimentasi, lalu terjadi pendangkalan, dan pekerjaan tanggul oleh Balai Besar yang masih belum selesai, sehingga ketika air besar datang, air justru melimpas ke permukiman warga," paparnya.

 

 

Selain ketiga hal utama tersebut, Ia juga menyoroti keberadaan dan fungsi Bendungan Polor yang menjadi titik akhir penyusuran. 

 

"Saya yakin bendung ini dulu dibangun untuk tujuan tertentu, mungkin untuk pertanian. Namun kondisi sekarang tentu sudah banyak berubah. Oleh karena itu, kami meminta Kepala Balai Besar C2 untuk mengkaji kembali keberadaan bendung ini, dan kami juga akan menugaskan kepala dinas masing-masing untuk segera berkoordinasi dan menyusun langkah-langkah konkret," bebernya. 

 

Selain persoalan itu semua, Andra juga menyoroti keberadaan sampah yang mengapung di sepanjang aliran sungai. Menurutnya persoalan sampah ini sudah sangat memprihatinkan. 

 

"Persoalan sampah ini sudah sangat memprihatinkan. Tadi saya dan Pak Benyamin ingin berdiskusi, karena sampah itu sudah membentuk seperti pulau-pulau. Ini yang dalam jangka pendek harus segera kita selesaikan," katanya. 

 

Dari sederet kondisi yang dijumpai saat melakukan penyusuran, Andra telah menginstruksikan kepada tim percepatan penanganan banjir untuk segera melakukan kajian dan koordinasi mencari solusi terbaik. 

 

"Secara sederhana mungkin terpikir untuk dikeruk, tetapi kita juga harus mempertimbangkan pembuangan hasil kerukan ke mana, karena alat berat sulit masuk ke sana. Oleh karena itu, secara teknis tim pengendalian banjir akan berkoordinasi, karena merekalah ahlinya," jelasnya. 

 

Sementara untuk jangka panjangnya, banyak hal yang perlu diselesaikan. Terutama adalah persoalan pembebasan lahan sebagai penunjang penanganan banjir di sepanjang garis sepadan sungai. 

 

"Tentu diperlukan upaya pembebasan lahan guna melanjutkan pembangunan tanggul yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Sementara itu, pembebasan lahannya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Insya Allah, nanti Pemerintah Provinsi Banten bersama Pemerintah Kota akan berkoordinasi mengenai hal-hal yang bisa diupayakan bersama, agar permasalahan ini segera bisa direalisasikan penyelesaiannya," tuturnya.

 

Sementara itu, Kepala BBWSCC, David Partonggo Oloan Marpaung mengapresiasi langkah yang diinisiasi oleh Gubernur Banten, Andra Soni ini. 

 

David mengeklaim, pihaknya telah melakukan berbagai penanganan di aliran Kali Angke yang melewati daerah Jakarta dan Banten. 

Rencana Prov Banten 26,4 km, terlaksana 19,3 km, tersisa 7,1 km.

Rencana Prov DKI 13,3 km, terlaksana 9,2 km, tersisa 4,1 km.

 

"Kami sudah membangun tanggul di aliran Kali Angke dengan total 26,4 kilometer di wilayah Provinsi Banten. Namun selama ini yang terbangun yang sampai saat ini baru 19,3 kilometer. Sehingga tersisa 7,1 kilometer lagi yang belum dibangun. Hal itu tejadi karena masalah pembebasan lahan," kata David. 

 

Sementara itu, ia mengakui, banyak penyempitan dan penumpukkan tanah yang menghalangi aliran di sungai tersebut. 

 

"Ada berem atau tumpukkan tanah sungai yang harusnya 30 meter jadi sempit. Seperti tadi 10 meter dan sebagainya," imbuhnya.

 

 

Sementara itu Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie mengatakan, penyusuran sungai ini merupakan langkah kongkret yang patut untuk diacungi jempol. 

 

Terlebih lagi, aliran Kali Angke yang membelah Kota Tangsel hingga ke Tangerang ini memang sangat vital. 

 

"Tiga kali itu muaranya semua ke Kali Angke, ya. Kali Cibenda, Kali Serua atau Kali Maharta yang kita kenal. Kemudian Kali Cantika, itu muaranya semua ke Kali Angke. Kita juga akan melakukan pembenahan nanti," kata Benyamin. 

 

Dari hasil penyusuran ini, Pemkot Tangsel bersama tim penanganan banjir lintas wilayah akan melakukan pemetaan guna melahirkan solusi yang tepat. 

 

"Mana yang perlu dibenahi oleh BBWS kolaborasi dengan kita. Saya akan melalui foto udara atau drone, akan kita lakukan. Ya tentunya semuanya karena kewenangan soal kali ini ada di balai besar. Jadi akan kita sampaikan data-data yang ada di kita. Tetapi kalau terkait dengan turap kali itu, itu relatif di Tangerang Selatan sudah kita lakukan," bebernya. 

 

Berdasarkan hasil penyusuran itu, Benyamin menjumpai banyak sekali kelokan dan tumpukkan tanah yang diduga kuat menjadi penyebab banjir selama ini. 

 

Kondisi itu, kata Benyamin, lebih banyak dijumpai saat memasuki wilayah Kota Tangerang.

 

"Keelokannya itu nggak terlalu banyak di Tangsel. Tapi begitu masuk kota Tangerang, kelokannya bertubi-tubi, dan di kita relatif di Tangerang Selatan itu nggak ada, nggak ada tanah menjorok ke ini (sungai), nggak ada pohon pisang, dan lain sebagainya. Tapi ketika di Kali Angke, kota Tangerang ini, airnya terhambat karena hal-hal tadi, ya tentunya tertahan berbalik dengan backwater ke Tangerang Selatan. Belasan, mungkin belasan aja," ungkapnya. 

 

Selain itu, Wali Kota Tangerang, Sachrudin menyatakan siap untuk berkolaborasi dalam hal penanganan banjir lintas wilayah ini. 

 

"Melalui kajian kita lakukan percepatan. Untuk tanggul, persoalan lahan yang belum dibebaskan, saya sudah perintahkan kepala dinas untuk membebaskan lahan agar bisa segera ditanggul. Kita harapkan dapat membawa solusi kepada kita semua," singkatnya. 

 

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Tangsel, Maria Teresa Suhardja menceritakan pengalamannya mengikuti penyusuran sungai secara langsung. 

 

"Walau lelah tapi senang ikut dalam susur sungai ini, sehingga saya bisa melihat secara langsung kondisi sungai yang sering menjadi sumber banjir yang melanda dua kota ini, Tangsel dan Kota Tangerang. Dengan melihat kondisi secara langsung  baik Gubernur, Wali Kota  maupun kami dari legislatif bisa melihat secara komprehensif  perosalan dan mencarikan solusi bersama," tuturnya. 

 

Sebagai legislator, ia mendorong kepada seluruh dinas terkait untuk segera melakukan penanganan yang tepat untuk menuntaskan persoalan banjir yang selama ini menghantui masyarakat. Khususnya di Pondok Maharta. 

 

"Kami dari Fraksi Gerindra atas arahan dari pusat untuk ikut serta dalam penyelesaian banjir Tangsel khususnya Maharta, kami pernah mengumpulkan dinas terkait, seperti DSDAMBK, BPBD , Perkim, dan sebagainya. Untuk penyelesaian bersama penanganan banjir ini," tutup Wakil Rakyat dari Partai Gerindra ini.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit